Tafsir Q.S Al-Lail ayat 17-21

Admin Thursday, December 16, 2010
 17. dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu,
 18. yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya,
 19. Padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya,
 20. tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha tinggi.
 21. dan kelak Dia benar-benar mendapat kepuasan.

 وسيجنبها الأتقي
 الذي يؤتي ماله يتزكي
 وما لأحد عنده من نعمة تجزي
 إلا ابتغاء وجه ربه الأعلي
 ولسوف يرضي
 Lamasat Bayaniyyah; Dr. Fadhil Shalih Al-Samara’iy

 - قوله ( وسيجنبها الأتقى - الذي يؤتي ماله يتزكى - )

 kenapa ayat ini tidak menggunakan bentuk hashar sebagaimana ayat sebelumnya yang berbunyi لايصلاها إلا الأشقي ?
 tidak pantas jika ayat ini menggunakan bentuk hashar karena di ayat ini tersimpan keagungan. Jika kalimat yang digunakan “sekali-kali tidak akan dijauhkan daripada neraka kecuali orang yang paling taqwa”. Maka artinya hanya untuk yang bertaqwa saja dapat terhindar dari neraka, padahal rahmat Allah sangat luas. Dengan kasih sayangNya, Allah Swt juga akan menjauhkan selain yang bertaqwa daripada azabNya. Rahmat Allah lebih cepat daripada kemarahanNya.
 Tentang azab, Allah gunakan adat hashar (لا يصلاها إلا الأشقى الذي كذب وتولى). Sedangkan tentang rahmatNya Allah tidak menggunakannya dan Dia Maha Penyayang.

 الأتقي merupakan lawan kata dari الأشقي. Dalam ayat ini yaitu orang yang memberikan hartanya dengan tujuan supaya harta yang tersisa menjadi bersih. Sifat taqwa hendaklah ada di dalam diri orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah. Dan mestilah diiringi dengan keyakinan bahwa tidak akan berkurang hartanya jika diinfakkan di jalan Allah.


 Menurut M. Abduh di dalam tafsirnya:
 Manusia terbagi ke dalam beberapa kelompok:
• Kelompok al-Atqa:
o Di antaranya yang tergolong al-abrar, yaitu mereka yang dikaruniai Allah kekuatan akal serta kemurnian keyakinan, sedemikian rupa sehingga menjauhkan mereka dari perbuatan keji, yang jelas maupun yang tersembunyi. dan juga senanstiasa mendorong mereka mengerjakan kebajikan, yang besar maupun yang kecil. Oleh sebab itu tak ada pelanggaran apapun yang mereka lakukan dan tak ada kebajikan apapun yang mereka lalaikan.


 Kemudian…
o Kelompok selanjutnya yaitu mereka yang kedudukannya kurang daripada kelompok al-abrar tersebut. Yaitu mereka yang adakalanya dikalahkan oleh hawa nafsu. Lalu terjerumus ke dalam perbuatan dosa atau kurang melaksanakan perbuatan yang diwajibkan atas mereka. Namun setelah itu mereka sadar dan bertaubat.
 Kelompok Al-Asyqa (celaka)
 kelompok orang yang mencampuradukkan antara kebaikan dan kejahatan dan mereka tidak menyesal ataupun bertaubat. Ini menunjukkan bahwa ia tidak sepeuhnya meyakini ancaman Allah atas perbuatan dosa tersebut.
 orang-orang kafir yang benar-benar inkar. Mereka ini adalah jenis lain dari kelompok al-asyqa atau yang paling celaka.
 سيجنبها
 digunakan fi’il majhul dan bukan fi’il ma’lum karena ayat ini merupakan peringatan kepada manusia bahwa orang yang paling bertaqwa tidak akan jauh dari neraka dengan sendirinya. Perkara ini kembali kepada Yang menciptakan makhluk dan Yang menciptakan neraka itu sendiri. Allah lah yang menjauhkan hambaNya dari api neraka. Dan tak seorangpun yang sanggup menjauhkan dirinya sendiri dari api neraka selama-lamanya.

 Begitu juga seorang yang paling bertakwa sekalipun, tetap tidak akan sanggup menjauhkan dirinya dari api neraka.


 Ada perbedaan antara التجنيب dengan تنجية :
 التنجية atau menyelamatkan/bebas; keselamatan itu adanya setelah melewati/menghadapi suatu kejadian, sebagaimana firman Allah Swt (وإذ نجيناكم من آل فرعون يسومونكم سوء العذاب) artinya mereka telah merasakan azab kemudian Allah menyelamatkan mereka dari azab tersebut. Begitu juga kisah Nabi Yunus, (فاستجبنا له ونجيناه من الغم وكذلك ننجي المؤمنين) سورة الأنبياء، آية 88 sebelumnya tertimpa kesusahan lalu Allah selamatkan darinya.
 التجنيب atau menjauhkan; artinya keselamatan tanpa harus merasakan kejadian buruk sebelumnya.

 Di dalam al-Qur’an, اتقوا digandengkan dengan lafadz (التنجية) sedangkan untuk الأتقى digunakan lafadz (التجنيب).

 Jadi, keselamatan itu terwujud setelah terjadinya suatu peristiwa seperti firman Allah (و ينجي الله الذين اتقوا). Adapun التجنيب merupakan suatu bentuk keselamatan tanpa harus melewati kejadian buruk sebelumnya.
 Analisis: Maka orang yang paling bertakwa tidak dicoba dengan kesusahan ataupun azab sebelum diselamatkan Allah. Tetapi Allah langsung menjauhkan dari mereka azab tsb. Dalam ayat ini yaitu azab neraka.
 Sebelumnya org yg paling bertaqwa di sini tidak mengerjakan yg makruh. Beda dg اتقوا yang bisa jadi sebelum mereka bertaqwa mereka melakukan hal yang makruh/yang tidak baik. Krn terkadang اتقوا diawali dengan ثم.


 - قوله ( وما لأحد عنده من نعمة تجزى - إلاّ ابتغاء وجه ربه الأعلى - ولسوف يرضى - )


 Ketika ia memberikan hartanya kepada seseorang dia tidak mengharapkan imbalan dari orang tersebut karena dia beramal semata-mata demi mengharapkan Ridha Allah tanpa maksud apapun selain itu. Dia juga tidak menghendaki ketenaran. Inilah yang disebut dengan ikhlas. Bukan seseorang yang akan membalasi pemberiannya melainkan dia mengerjakan semua itu ikhlas untuk mencari ridha Allah.


 Kata إلا dalam ayat ke 20 yang biasanya digunakan untuk mengecualikan sesuatu, disini digunakan dalam arti pengecualian terputus (istisna munqati’) sehingga berarti tetapi. Sedangkan ungkapann سوف yang secara harfiyah berarti akan. Di sini menunjukkan bahwa diraihnya keridhaan Allah memerlukan penafkahan harta yang banyak, tidak cukup hanya dengan yang sedikit, demi dicapainya tingkatan keridhaan ilahi bagi seorang hamba.


 ولسوف يرضى disini ada dua kemungkinan, yang pertama yaitu seseorang yang ridha terhadap ganjaran pahalanya di akhirat kelak (orang bertakwa yang membelanjakan hartanya di jalan Allah). Dan yang kedua yaitu orang yang mengharapkan wajah Tuhannya yang Maha Tinggi, oleh sebab itu Allah akan meridhainya. ( ورضوان من الله أكبر) lebih besar daripada surga itu sendiri. Sebuah riwayat menyatakan bahwa Rasulullah bersabda: kamu sekalian butuh kepada para ulamamu di surga seperti kamu butuh mereka di dunia. Para sahabat bertanya: bagaimana itu Ya Rasul? Rasulullah menjawab: Allah muncul di hadapan penduduk surga dan berkata: mintalah kepadaKu, mintalah kepadaKu, mereka tidak tahu apa yang mesti mereka pinta kepada Allah. Maka mereka pergi menemui ulama lalu menanyakan: apa yang hendak kami tanyakan/kami pinta kepada Allah. Maka para ulama menjawab: mintalah Ridha Allah karena ridha Allah lebih tinggi daripada yang lain.


 Tafsir al-Mishbah:
 Banyak ulama berpendapat bahwa ayat ini menyangkut Abu Bakar al-Shiddiq yang ketika itu membeli Bilal ibn Rabbah yang kemudian menjadi muazin Rasulullah, dari Umayah ibn Khalaf yang seringkali menyiksanya. Ketika itu Abu Bakar menebus Bilal dengan harga yang sangat mahal. Maka ada yang mengatakan bahwa tebusan itu disebabkan memang karena Bilal mempunyai jasa yang amat besar kepada Abu Bakar. Ini yang dibantah oleh ayat 19-20.
 Pelengkap…
 Di dalam surat al-Lail, Allah Swt menggunakan 3 bentuk ungkapan:
• Bentuk umum
• Bentuk perbandingan
• Bentuk superlative

Bentuk umum seperti, demi malam apabila ia menutupi, disini tidak dikatakan apa yang ditutupi secara jelas. Allah hanya memberikan gambaran secara global, sehingga segala yang mungkin ditutupinya dapat menjadi maksud dari ayat ini.
 Terakhir….
 Pemberian ditujukan kepada siapa dan seperti apa? Kemudahan seperti apa yang akan diberikan Allah? Dan yang lainnya dengan menggunakan bentuk mutlaq.
loading...

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Silahkan Tuliskan Komentar Anda disini. jika anda belum mempunyai Google Account atau Open ID, Anda bisa Menggunakan Name/Url (disarankan menggunakan opsi ini) atau Anonimous. Mohon berkomentar dengan bijak dan jangan spamSilahkan komentar