HISTORISITAS AL-QUR'AN

Admin Thursday, December 16, 2010
Telaah Historis Ayat-ayat al-Qur'an
QS. Ali Imron : 110, 113, 114 dan 199
dan
QS. Al-Maidah : 82-84
 Trisna Hafifudin
 Tantan Qital Barozi
 كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْراً لَّهُم مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ ﴿㿋㿋㿀﴾

“(Adalah kamu) hai umat Muhammad dalam ilmu Allah swt. (sebaik-baik umat yang dikeluarkan) yang ditampilkan (buat manusia, menyuruh kepada yang makruf dan melarang dari yang mungkar serta beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, adalah ia) yakni keimanan itu (lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman) misalnya Abdullah bin Salam r.a. dan sahabat-sahabatnya (tetapi kebanyakan mereka orang-orang yang fasik) kafir.” (QS. Ali Imran : 110)
Sabab Nuzul :
‘Ikrimah dan Muqotil berkata: Ayat ini turun berkenaan dengan pernyataan yang diungkapkan oleh dua orang Yahudi, yakni Malik bin Shaif dan Wahab bin Yahudza, kepada Ibn Mas’ud, Ubay bin Ka’ab, Muadz bin Jabal dan Salim Maula Abi Hudzaifah: “Sesungguhnya agama kami lebih baik daripada agama yang kalian ‘tawarkan’ kepada kami, dan kami lebih baik dan lebih utama daripada kalian.” Menanggapi pernyataan tersebut, maka turunlah ayat di atas.
 لَيْسُواْ سَوَاء مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ أُمَّةٌ قَآئِمَةٌ يَتْلُونَ آيَاتِ اللّهِ آنَاء اللَّيْلِ وَهُمْ يَسْجُدُونَ ﴿㿋㿋㿡﴾

“(Mereka itu tidaklah) maksudnya Ahli-ahli Kitab (sama) atau serupa. (Di antara Ahli Kitab ada golongan yang bersikap lurus) jujur dan teguh berdiri di atas kebenaran seperti Abdullah bin Salam r.a. dan sahabat-sahabatnya (mereka membaca ayat-ayat Allah di saat-saat malam hari sedangkan mereka bersujud) maksudnya salat, menjadi hal.” (QS. Ali imran : 113)
Sabab Nuzul :
Ketika Abdullah bin Salam, Tsa’labah bin Sa’yah, Usaid bin Sa’yah dan As’ad bin ‘Abd serta dari golongan Yahudi masuk Islam, lalu mereka beriman, membenarkan dan mencintai Islam, berkatalah pendeta-pendeta Yahudi dan orang-orang kafir di antara mereka: “Tidaklah beriman kepada Muhammad dan pengikut-pengikutnya kecuali orang-orang jahat di antara kami. Sebab, andaikata mereka yang paling baik di antara kami, mereka tidak akan meninggalkan agama nenek moyangnya dan pergi ke agama lain.” Maka Allah menurunkan ayat di atas.
 يُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَأُوْلَـئِكَ مِنَ الصَّالِحِينَ ﴿㿋㿋㿬﴾

“(Mereka beriman kepada Allah dan hari yang akhir, menyuruh kepada yang makruf dan melarang dari yang mungkar dan berlomba-lomba mengerjakan kebaikan. Mereka itulah) yakni yang dilukiskan tadi (termasuk orang-orang yang saleh). Di antara mereka ada pula yang tidak seperti demikian dan tidak termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. Ali Imran : 114)
Sabab Nuzul :
Dikemukakan oleh Ahmad dan lainnya yang bersumber dari Ibnu Mas’ud. Dia berkata: “Pernah Rasulullah SAW mengakhiri shalat isya’, kemudian beliau keluar menuju masjid, didapatinya di situ orang-orang yang sedang menunggu shalat. Lalu beliau bersabda: “Ketahuilah! Sungguh tiada seorang pun dari penganut agama lain yang ingat kepada Allah SWT di saat seperti ini (malam ini) selain kalian”. Maka turunlah ayat “Laisuu sawaa’ …sampai akhir ayat 15 (berarti termasuk ayat ini juga).
 وَإِنَّ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَمَن يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْكُمْ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْهِمْ خَاشِعِينَ لِلّهِ لاَ يَشْتَرُونَ بِآيَاتِ اللّهِ ثَمَناً قَلِيلاً أُوْلَـئِكَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ إِنَّ اللّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ ﴿㿋䀣䀣﴾

“(Sesungguhnya di antara Ahli Kitab ada orang yang beriman kepada Allah) seperti Abdullah bin Salam dan sahabat-sahabatnya serta Najasyi (dan kepada apa yang diturunkan kepadamu) yakni Alquran (dan kepada apa yang telah diturunkan kepada mereka) yakni Taurat dan Injil (dalam keadaan merendahkan diri) hal dari dhamir pada 'yu`minu' dengan menekankan makna 'man' dengan arti 'tawadhu`' (kepada Allah tanpa menukarkan ayat-ayat Allah) yang terdapat pada mereka dalam Taurat dan Injil berupa kebangkitan Nabi saw. (dengan harga yang sedikit) dari harta dunia, misalnya dengan menyembunyikannya karena takut kehilangan pengaruh seperti dilakukan oleh orang-orang Yahudi lainnya. (Mereka beroleh pahala) sebagai balasan atas amal perbuatan mereka (di sisi Tuhan mereka) yang diberikan kepada mereka dua kali sebagaimana terdapat dalam surah Al-Qashash (sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya) dapat melakukan perhitungan terhadap seluruh makhluk dalam hanya setengah hari saja dari hari-hari dunia.”
Sabab Nuzul :
Diriwayatkan oleh An-Nasa’i yang bersumber dari Anas, dia berkata: “Ketika datang khabar kematian An-Najasyi (Raja Habasyah), Rasulullah SAW bersabda: “Shalatilah ia!”. Para sahabat bertanya: “Ya Rasulallah, apakah kita akan menshalati seorang hamba Habasy?”” Maka Allah menurunkan ayat di atas.
 PEMBAHASAN
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللّهِ..
(Fathul Bayan, jilid III)
 Yang beriman di antara kamu
 Umat Muhammad dalam ilmu Allah SWT
 Panggilan bagi penghuni surga ketika memasukinya
 .كُنتُمْ bermakna صِرْتُمْ yang berarti “jadilah..!”
 Para sahabat nabi SAW yang ikut berhijrah bersama beliau dari Makkah ke Madinah
 Seluruh umat “tanpa terkecuali”
 Salajengna...
..وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْراً لَّهُم ..
أَهْلُ الْكِتَابِ => dari golongan Yahudi dan Nashrani (dalam hal ini, yakni mereka yang menganut agama semit/samawi) yang memang beriman dan membenarkan Rasulullah SAW atas apa-apa yang dibawa beliau dari Allah SWT.

..مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ..
=> Abdullah bin Salam dan saudaranya, Tsa’labah bin Sa’yah dan saudaranya dan orang-orang yang mengimani dan membenarkan Muhammad sebagai Rasulullah serta mengikuti apa-apa yang dibawanya dari Allah SWT.

*وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ..
=> Orang-orang yang keluar dari agama mereka (dalam hal ini adalah bangsa Yahudi dan Nashrani yang mendustakan kenabian dan kerasulan Muhammad yang padahal hal tersebut sudah tercantum dalam kitab suci mereka; Taurat dan Injil)
 ..لَيْسُواْ سَوَاء
=> Yakni orang-orang yang beriman dengan orang-orang yang kufur (fasiq) dari golongan Ahli Kitab. Mereka tidaklah sama dalam hal kesimpangan dan kesesatan. Artinya, mereka tidaklah semuanya menyimpang dan sesat. Mengapa?

.. مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ أُمَّةٌ قَآئِمَةٌ ..
=> Di antara golongan Yahudi dan Nashrani itu terdapat orang-orang yang “..qooimah…” Maksudnya (menurut sebagian pendapat), mereka itu orang-orang yang lurus, jujur dan teguh berdiri di atas kebenaran yang ada di dalam agama mereka (salah satunya adalah membenarkan kerasulan Muhammad yang tanda-tandanya sudah terdapat dalam kitab suci mereka).
Saterasna…
 استمرار...
…يَتْلُونَ آيَاتِ اللّهِ آنَاء اللَّيْلِ…
=> Ahli Kitab yang “..qooimah..” tadi akan senantiasa membaca ayat-ayat Allah SWT (yang berupa kitab suci) pada beberapa waktu di malam hari. Di sini disebutkan ayat-ayat Allah SWT, bukan al-Qur’an. Sebab, mereka bukanlah muslim yang berkitabsucikan al-Qur’an, melainkan berkitabsucikan Taurat ataupun Injil.
Pernyataan ini diperuntukkan bagi mereka yang berpendapat bahwa mereka adalah (masih) Yahudi dan Nashrani yang benar-benar mengimani dan membenarkan isi kitab suci mereka. Nuansa tersebut akan berbeda ketika kita tahu bahwa…

*وَهُمْ يَسْجُدُونَ…
=> Mereka senantiasa bersujud.
“..bersujud..” di sini ada yang mengartikan dengan shalat (Syaikh Mutawalli al-Syakhrawi). Hal ini berimplikasi pada praduga kuat bahwa Ahli Kitab “tadi” itu sudah masuk ke dalam agama Islam. Mengapa? Karena memang hanya Islam-lah yang mengenal adanya shalat (malam).
Namun, tidaklah muthlak kata sujud tersebut diartikan dengan shalat , tetapi dapat juga diartikan tunduk dan patuh. Demikianlah pendapat sebagian ulama yang lain.
 Naon deui nya…???
يُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ...
=> Ayat ini “juga” berlaku dalam menjelaskan kata “..qooimah..” pada ayat sebelumnya. Ahli Kitab yang “..qooimah..” tadi adalah mereka yang beriman kepada Allah SWT dan hari Akhir, memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah (melarang) perbuatan munkar.
 Ma’ruf di sini adalah perbuatan-perbuatan yang memang dianggap baik untuk dilakukan, “cocok” dengan apa-apa yang disyari’atkan Allah SWT.
 Sedangkan Munkar adalah perbuatan-perbuatan yang memang tidak pantas dilakukan. Artinya, “tidak cocok” dengan aturan-aturan Allah SWT. Munkar itu sendiri merupakan takdzib yang merupakan “ankarul munkar”, yakni mendustakan isi kitab suci mereka, sehingga (dalam hal ini) mereka berani mendustakan kenabian dan kerasulan Muhammad.
 Opo meneh yoo..??
…وَيُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ…
=> Di sini digunakan kata سرعةdan bukan عجلة. sur’ah memiliki konotasi baik, yakni mendahululkan hal yang memang perlu dan pantas untuk didahulukan. Hal ini disebabkan keluangan waktu yang dimiliki akibat kedisiplinan mereka. Sedangkan ‘ajalah memiliki konotasi kurang baik, yakni selalu mendahulukan hal yang memang kurang perlu, kurang cocok, bahkan tidak pantas untuk didahulukan. Hal ini disebabkan sempitnya waktu yang dimiliki sebagai akibat kelalaian mereka. Demikianlah seperti dikutip Muhammad Jawad Maghniyyah dalam karyanya, Al-Tafsir Al-Kaasyif.
=> Di sini juga digunakan huruf فى, dan bukan إلى. Sebab, mereka itu sejak semula sudah berada dalam koridor atau wadah kebaikan. Artinya, mereka itu bukanlah bersegera kepada (mengerjakan) berbagai kebaikan, melainkan bersegera di dalam kebaikan. Maksudnya, mereka berpindah dari satu kebaikan kepada kebaikan yang lain, karena mereka telah berada di dalamnya, bukan berada di luar koridor itu. Demikianlah pendapat dari salah seorang mufassir Indonesia, M. Quraish Shihab.
 Any else..??
*وَأُوْلَـئِكَ مِنَ الصَّالِحِينَ…
=> Ungkapan yang menyatakan seseorang termasuk orang-orang shaleh, misalnya, menurut para ulama lebih baik dan tinggi kualitasnya daripada ungkapan dia adalah orang shaleh.
 Hiji deui euy..!!!
وَإِنَّ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَمَن يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْكُمْ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْهِمْ خَاشِعِينَ لِلّهِ لاَ يَشْتَرُونَ بِآيَاتِ اللّهِ ثَمَناً قَلِيلاً أُوْلَـئِكَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ إِنَّ اللّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ ﴿㿋䀣䀣﴾

=>Secara global, ayat ini memberikan penegasan bahwa memang di antara Ahli Kitab itu ada yang beriman kepada Allah SWT dan kitab-kitab samawi yang diturunkan-Nya kepada para nabi pilihan-Nya (al-Qur’an, Taurat, Zabur dan Injil).
Mereka merendahkan diri karena Allah SWT, tidak menyia-nyiakan apa-apa yang Ia turunkan kepada mereka ataupun kepada Muhammad SAW. Mereka benar-benar menjadi umat yang qooimah (seperti) yang telah disebutkan pada penjelasan ayat sebelumnya.
Ketika mereka telah memasuki ranah tersebut (yakni yu’minuuna billaah…), maka mereka pun akan diberikan pahala oleh Allah SWT.
Di sini jelas sekali digambarkan akan keadilan Allah SWT. Mumkin itulah yang dimaksud dengan firman Allah SWT: ...ولا نضيع أجر المحسنين*
“…dan Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala bagi orang-orang yang yang berbuat baik.”
Ayat ini sekaligus mengingatkan kita sebagai umat muslim untuk tidak sombong akan keislamannya, dan supaya menyadari bahwa Allah SWT tidak memandang kebaikan dan kemuliaan seseorang atau suatu kaum berdasarkan ras, suku ataupun golongannya (gelar/title-nya), melainkan ketaqwaan dan keimanan mereka kepada Allah SWT.
Alhamdulillaah…
loading...

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Silahkan Tuliskan Komentar Anda disini. jika anda belum mempunyai Google Account atau Open ID, Anda bisa Menggunakan Name/Url (disarankan menggunakan opsi ini) atau Anonimous. Mohon berkomentar dengan bijak dan jangan spamSilahkan komentar