Penafsiran Taqwa dalam Al Qur’an

Admin Tuesday, December 21, 2010

Oleh: Anis Mawardi
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.
Segala puji bagi Allah. Dzat yang berfirman didalam kitab-Nya
$O!9# ÇÊÈ   y7Ï9ºsŒ Ü=»tGÅ6ø9$# Ÿw |=÷ƒu ¡ ÏmÏù ¡ Wèd z`ŠÉ)­FßJù=Ïj9 ÇËÈ   tûïÏ%©!$# tbqãZÏB÷sムÍ=øtóø9$$Î/ tbqãKÉ)ãƒur no4qn=¢Á9$# $®ÿÊEur öNßg»uZø%yu tbqà)ÏÿZムÇÌÈ   tûïÏ%©!$#ur tbqãZÏB÷sム!$oÿÏ3 tAÌRé& y7øs9Î) !$tBur tAÌRé& `ÏB y7Î=ö7s% ÍotÅzFy$$Î/ur ö/ãf tbqãZÏ%qムÇÍÈ   y7Í´¯»s9'ré& 4n?tã Wèd `ÏiB öNÎgÎn/§ ( y7Í´¯»s9'ré&ur ãNèd šcqßsÎ=øÿßJø9$# ÇÎÈ  
Artinya: Alif laam miin [1]. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa [2]. (Yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.[3]. Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat [4]. Mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung[5][1].
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang bersabda dalam hadistnya:
 أَكْثَرُ مَا يُدْخِلُ اَلْجَنَّةَ تَقْوى اَللَّهِ وَحُسْنُ اَلْخُلُقِ - )أَخْرَجَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَصَحَّحَهُ اَلْحَاكِمُ([2] .
Artinya: Banyak yang menjadi penghuni Surga dikarenakan bertaqwa kepada Allah dan bagus akhlaknya.
Tak lupa semoga tercurahkan kepada ahli baitnya dan sahabatnya. Amin.
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang berisi aturan-aturan yang mengatur segala aspak kehidupan manusia, baik itu hubungan horizontal kepada Sang Khaliq, maupun hubungan vertikal kepada sesama mahluk. Kalamullah ini mengandung ajaran yang relevan dengan kehidupan manusia kapan dan di mana saja berada. Sebagai pedomaan hidup, al-Qur’an mampu memecahkan problematika manusia dalam berbagai segi kehidupan. Maka sepatutnyalah seorang muslim untuk berusaha memahami kandungan isi al-Qur’an sehingga dapat merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.  Patut diakui, mempelajari al-Qur’an laksana meminum air laut-semakin banyak diminum semakin terasa haus. Begitu pula mempelajari al-Qur’an, semakin didalami maka akan semakin terasa miskinnya ilmu yang dimiliki. Sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an q.s. al-Isra: 85 Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".Karena itu pembahasan mengenai al-Qur’an tidak akan ada habisnya.
Dalam tulisan ini, penulis akan berusaha mengkaji setitik dari khazanah al-Qur’an. Semoga niat ini dipandang baik disisi Allah. Objek kajian yang dimaksudkan adalah mamahami makna lafadz taqwa beserta perubahan bentuk-bentuknya  dalam berbagai ayat yang mengandung lafaz tersebut.
Saya berharap, dengan membahas secara mendalam kita dapat mengambil inti sari makna yang terkandung dalam kata “تقوى”, sehingga kita tidak hanya sebatas mengerti arti dari kata itu namun dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari apa yang terkandung dalam firman Allah, terutama pada ayat-ayat yang di dalamnya terdapat kata taqwa. Semoga tulisan ini dapat memberikan sedikit  kontribusi keilmuan kepada pembaca.
B.     Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini akan dibahas topik-topik yang bisa dikatakan merupakan poin-poin yang akan disampaian dalam makalah ini, diantaranya :
1)      Pengertian taqwa.
2)      Ragam bentuk taqwa dalam Al Qur’an




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Taqwa.
Secara etimologi kata taqwa meerupakan bentuk asal dari kata kerja waqa – yaqi – wiqayatan (وقى- يقى- وقاية) yang mempunyai arti menjauhi, menjaga, dan melindungi[3], jika dicermati maka dalam segi ini kata taqwa seakan sama dengan kata khauf (خوف) dan khasy-yah (خشية) yang berarti takut. Sedangkan dalam mu’jam yang lain, ditemukan data bahwa taqwa berarti menolak sesuatu[4]. Pembahasan selanjutnya, kata taqwa (تقوى) merupakan bentuk mashdar dari kata kerja ittaqaa – yattaqi [5](اتقى- يتقى) yang berarti menjaga diri dari sesuatu yang membahayakan.
 Dalam  mu’jam Lisanul ‘Arab, telah ditemukan data bawa taqwa itu adalah berasal dari kata tawqaa wa ittaqi (توقي واتقي) yang kemudian mepunyai kedudukan sebagai isim dengan kata taqwa  (التقوي) huruf ta  (التاء) sebagai pengganti dari huruf wawu  (الواو)  dan huruf wawu لواو)  ا  (sebagai pengganti huruf ya (الياء).
Ibnu Mandzur berpendapat bahwa kata taqwa dalam Al Qur’an itu mempunyai arti yang tidak jauh berbeda dengan arti lainnya. Dia menambahkan bahwa kata taqwa dalam Al Qur’an itu hanya mempunyai dua makna saja[6], yaitu:
  • Melakukan suatu aktifitas untuk mendapatkan ampunan Allah. Jika dicermati keterangan ini seolah-olah sama dengan taubat, memohon ampun kepada Allah, seperti dalam ayat:
وَمَا يَذْكُرُونَ إِلاَّ أَن يَشَاء اللَّهُ هُوَ أَهْلُ التَّقْوَى وَأَهْلُ الْمَغْفِرَةِ
Artinya: . dan mereka tidak akan mengambil pelajaran daripadanya kecuali (jika) Allah menghendakinya. Dia (Allah) adalah Tuhan yang patut (kita) bertakwa kepada-Nya dan berhak memberi ampun[7].
Tapi kalau kita pandang lebih jeli, keduanya tidak sama. Taubat memohon ampun setelah seseoraang melakukan dosa, lain halnya dengan taqwa yang memohon ampun dalam situasi apapun.
  • Taqwa dalam artian tunduk dan patuh pada perintah dan larangan-Nya, seperti:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ اتَّقِ اللَّهَ وَلا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَالْمُنَافِقِينَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا                         
Artinya: Hai Nabi, bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu menuruti (keinginan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS Al Ahzab: 1)
Pengertian taqwa secara terminologi banyak kita jumpai hampir diberbagai buku agama. Yaitu menjaga diri dari perbuatan dosa dengan meninggalkan segala laranganan Allah serta melaksanakan apa yang telah diperintahkannya. Hal ini sesuai dengan surat al- An’am ayat 51 :
 وَأَنْذِرْ بِهِ الَّذِينَ يَخَافُونَ أَنْ يُحْشَرُوا إِلَى رَبِّهِمْ لَيْسَ لَهُمْ مِنْ دُونِهِ وَلِيٌّ وَلا شَفِيعٌ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ.
Artinya: Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya (pada hari kiamat), sedang bagi mereka tidak ada seorang pelindung dan pemberi syafa'atpun selain daripada Allah, agar mereka bertakwa.
" لعلهم يتقون"، يقول: أنذرهم كي يتقوا الله في أنفسهم، فيطيعوا ربهم، ويعملوا لمعادهم، ويحذروا سَخطه باجتناب معاصيه.
Imam Thabari menafsiri lafadz yattaquun (يَتَّقُون)  pada ayat itu sebagai orang-orang diberi peringatan supaya mereka bertaqwa pada Allah, yakni taat kepada tuhannya( Allah) dengan melaksanakan perintahnya serta menjauihi maksiat( larangannya)[8]
Adapun sikap taqwa lahir dari adanya kesadaran moral trasendental . Manusia yang bertaqwa adalah manusia yang memiliki kepekaan moral yang teramat tajam untuk menngerjakan atau tidak mengerjakan  sesuatu perbuatan.
Orang yang bertaqwa memiliki mata batin menembus jauh untuk melihat yang baik itu baik dan yangn buruk itu buruk.Dengan demikian orang yang beriman itu tingkah lakunya selalu mencerminkan tingkah laku yang mulia karena orang yang beriman menjaga diri dari perbuatan yang dilarang oleh Allah.
Taqwa itu tidak khusus pada satu macam manifestasi saja, tetapi banyak lagi manifestasi dari taqwa itu sendiri.Ada yang memanifestasikannya kedalam katakutan akan sesuatu yang membahayakan dirinya dan adapula yang me manifestasikannnya  dengan cara ta’at kepada Allah.
Dalam Qur’an dinnyatakan, bahwa Kitab Suci Al – Qur’an menjadi pedoman dan penunjuk bagi orang – orang yang bertaqwa. Mereka disebutkan pada ayat selanjutnya, seperti apa yang ada dalam surat al – Baqarah ayat 2 yaitu :
7Ï9ºsŒ Ü=»tGÅ6ø9$# Ÿw |=÷ƒu ¡ ÏmÏù ¡ Wèd z`ŠÉ)­FßJù=Ïj9 ÇËÈ
Artinya:  Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa
  Takwa dalam ayat diatas menurut penafsiran depag  yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja[9].

B. Ragam Bentuk Kata Taqwa Dalam Al Qur’an
Al Quran menyebutkan 256 kata taqwa, pada 251 ayat dalam berbagai hubungan dan variasi makna dan juga  dengan berbagai bentuk redaksi. Diantaranya ada yang memakai bentuk mashdar disebutkan 19 kali , madhi 27 kali, mudhari’ 54 kali, amar 86 kali, dan bentuk fa’il disebutkan 50 kali. Setiap bentuk kata taqwa yang disebutkan di atas memiliki fungsi dan tujuan masing-masing,. Diantaranya:
Ø  Kata taqwa berbentuk masdar (تقوى) dalam al Quran berfungsi untuk Menggambarkan bahwa suatu pekerjaan yang dilakukan harus didasarkan atas ketakwaan kepada Allah, seperti dalam QS. Al-Hajj:37:
`s9 tA$uZtƒ ©!$# $ygãBqçté: Ÿwur $ydät!$tBÏŠ `Å3»s9ur ã&è!$uZtƒ 3uqø)­G9$# öNä3ZÏB 4 y7Ï9ºxx. $ydt¤y ö/ä3s9 (#rçŽÉi9s3çGÏ9 ©!$# 4n?tã $tB ö/ä31yyd 3 ÎŽÅe³o0ur šúüÏZÅ¡ósßJø9$# ÇÌÐÈ  

Artinya: ‘‘Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat “mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu.Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik”.

Selain itu juga menggambarkan bahwa takwa merupakan modal utama dan terbaik untuk menuju kehidupan akhirat, seperti dalam surat  al Mujadilah ayat 9:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا تَنَاجَيْتُمْ فَلَا تَتَنَاجَوْا بِالْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَمَعْصِيَةِ الرَّسُولِ وَتَنَاجَوْا بِالْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
Artinya:  “Hai orang-orang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan tentang membuat dosa, permusuhan dan berbuat durhaka kepada Rasul. Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu akan dikembalikan”.

Ø  Berbentuk kata kerja fiil mudhari’ dalam al Quran digunakan untuk  menerangkan berbagai ganjaran, kemenangan, dan pahala yang diberikan kepada orang yang beraqwa, seperti dalam QS Al a’raf : 156.
وَاتُبْ لَنَا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ إِنَّا هُدْنَا إِلَيْكَ قَالَ عَذَابِي أُصِيبُ بِهِ مَنْ أَشَاءُ وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالَّذِينَ هُمْ بِآَيَاتِنَا يُؤْمِنُون
Artinya “Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: "Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami."
Dan juga dalam surat al –Mukminun 23: 32
فَأَرْسَلْنَا فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ أَفَلَا تَتَّقُونَ
 Artinya: Lalu Kami utus kepada mereka, seorang rasul dari kalangan mereka sendiri (yang berkata): "Sembahlah Allah oleh kamu sekalian, sekali-kali tidak ada Tuhan selain daripada-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya).
Kata taqwa dalam bentuk fi’il mudhari’ juga Menerangkan keadaan atau sifat-sifatyang harus dimiliki oleh seseorang sehingga ia diharapkan dapat mencapai tingkat taqwa, yan diungkapkan bentuk la’allakum tattaqun (لعلكم تتقون), seperti dalam QS. Al-Baqarah: 183
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُون
Artinya“ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa    sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.
Selain itu juga ,Menerangkan ancaman dan peringatan bagi orang-orang yang tidak bertaqwa, seperti dalam surat yusuf ayat 90:
قالُوا أَئِنَّكَ لَأَنْتَ يُوسُفُ قَالَ أَنَا يُوسُفُ وَهَذَا أَخِي قَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا إِنَّهُ مَنْ يَتَّقِ وَيَصْبِرْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِين
Artinya: Mereka berkata: "Apakah kamu ini benar-benar Yusuf?." Yusuf menjawab: "Akulah Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami." Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik"
Taqwa berbentuk Mudhari’ juga Mempunyai arti takut seperti QS. Al anfal ayat 55- 56:
إِنَّ شَرَّ الدَّوَابِّ عِنْدَ اللَّهِ الَّذِينَ كَفَرُوا فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ الَّذِينَ عَاهَدْتَ مِنْهُمْ ثُمَّ يَنْقُضُونَ عَهْدَهُمْ فِي كُلِّ مَرَّةٍ وَهُمْ لَا يَتَّقُونَ
Artinya: “Yaitu orang-orang yang kamu telah mengambil perjanjian dari mereka, sesudah itu mereka mengkhianati janjinya pada setiap kalinya, dan mereka tidak takut (akibat-akibatnya)”.
Juga memiliki arti Seuatu yang harus dijauhi, seperti pada  QS. At- Taubah ayat 115
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِلَّ قَوْمًا بَعْدَ إِذْ هَدَاهُمْ حَتَّى يُبَيِّنَ لَهُمْ مَا يَتَّقُونَ
Artinya: Dan Allah sekali-kali tidak akan menyesatkan suatu kaum, sesudah Allah memberi petunjuk kepada mereka sehingga dijelaskan-Nya kepada mereka apa yang harus mereka jauhi[664]. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Ø  Bentuk Amar
Bentuk amar digunakan untuk perintah kepada manusia agar bertaqwa , QS.al Baqarah ayat 41:
وَآَمِنُوا بِمَا أَنْزَلْتُ مُصَدِّقًا لِمَا مَعَكُمْ وَلَا تَكُونُوا أَوَّلَ كَافِرٍ بِهِ وَلَا تَشْتَرُوا بِآَيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلًا وَإِيَّايَ فَاتَّقُونِ
Artinya “Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Qur’an) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa”
.
Sebagai Perintah untuk memelihara diri dari hal yang membahayakan seperti api neraka, QS. Al Baqarah ayat 24
إِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ
Artinya “Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) - dan pasti kamu tidak           akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir”.
Ø  Bentuk fa’il.
Bentuk fa’il dalam Al Qur’an bisa di gunakan untuk menjelaskan cirri-cirinya, seperti dalam surat Al Baqarah:2-5
y7Ï9ºsŒ Ü=»tGÅ6ø9$# Ÿw |=÷ƒu ¡ ÏmÏù ¡ Wèd z`ŠÉ)­FßJù=Ïj9 ÇËÈ   tûïÏ%©!$# tbqãZÏB÷sムÍ=øtóø9$$Î/ tbqãKÉ)ãƒur no4qn=¢Á9$# $®ÿÊEur öNßg»uZø%yu tbqà)ÏÿZムÇÌÈ   tûïÏ%©!$#ur tbqãZÏB÷sム!$oÿÏ3 tAÌRé& y7øs9Î) !$tBur tAÌRé& `ÏB y7Î=ö7s% ÍotÅzFy$$Î/ur ö/ãf tbqãZÏ%qムÇÍÈ   y7Í´¯»s9'ré& 4n?tã Wèd `ÏiB öNÎgÎn/§ ( y7Í´¯»s9'ré&ur ãNèd šcqßsÎ=øÿßJø9$# ÇÎÈ  
Artinya: Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa [2]. (Yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.[3]. Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat [4]. Mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung[5]








BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Dari berbagai pembahsan tafsir ini, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa dalam menafsirkan ayat yang berkaitan dengan taqwa tidak khusus pada satu makna saja. Tetapi masih banyak makna dari taqwa itu. Seperti contoh, ada yang menafsirkan taqwa dengan makna menjauhkan dari sesuatau, dan ada pula yang menafsirkannya dengan makna ta’at kepada Allah.
Taqwa menurut istilah secara umum yaitu mematuhi perintah tuhan (Allah) Yang Maha Esa, mengerjakan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang – Nya, supaya terpelihara dari hukuma (siksa) Allah baik  didunia maupun diakhirat kelak.Mematuhi perintah Allah yaitu dengan cara menjalankan petunjuk dan bimbingan-Nya dalam berbagai lapangan, dibidang kepercayaan.
Taqwa kepada Allah merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan. Takwa kepada Allah adalah menghindari siksaan Allah dengan jalan menghindarkan diri dari segala yang dilarang-Nya serta mengerjakan segala yang diperintah-Nya. Al-Qur’an menyebut orang yang bertaqwa dengan al-muttaqi (المتقى), jamaknya al-muttaqin (المتقين), yang berarti ‘orang yang bertaqwa’. Al-Qur’an tidak menjelaskan secara rinci siapa yang dimaksudkan dengan istilah itu. Al-Qur’an hanya menyebutkan beberapa cirinya, antara lain ciri-ciri orang yang bertaqwa adalah menunjukkan suatu kepribadian yang benar-benar utuh dan integral, sebagaimana yanag dikatakan dalam QS. Al-Baqarah:2-5. Orang-orang yang bertaqwa diberi beberapa kelebihan oleh Allah,tidak hanya di akhirat kelak, tetapi juga di dunia ini.
Demkian isi dari makalah ini kurang lebih nya penulis menghaturkan permohonan maaf yang sebesar – besarnya, karena penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Semoga makalah ini ada manfaatnya(Amin)

  1. Daftar Pustaka
1)      Al Qur’an Al Karim
2)     Depag, Al – Qur’an dan terjemahnya ,(Jakarta : ,1992)
3)      Misri, Ibnu Mandzur Faryaqi.Lisanul ‘Arab 15. Beirut : Darul Sadri.1992.
4)     Al-Thabari, Tafsir al-Tabari Juz 13. CD Maktabah al-Syamilah. Pustaka Ridwana. 2008.
5)      Mu’jam Ash-shahah fii Al-Lughah. CD Maktabah al-Syamilah. Pustaka Ridwana. 2008.
6)     Ensiklopedi Al-Qur’an jilid II. Jakarta: Lentera Hati. 2007.


[1] QS. Al Baqarah: 1-5 
[2]. CD Maktabah Syamilah, kitab Bulughul Maram, hadis no. 1533.
[3] Ahmad Warson Munuawir, Kamus Al Munawir Arab-Indonesia, hal 1577.
[4] CD Maktabah Syamilah, Miqyaas Fii Al-Lughah, juz 2, hal 99.
[5] CD Maktabah Syamilah, Ash-Shahah FIi Al-lughah, juz 2, hal 291.
[6] Ibnu Mandzur  Faryaqi Misri, Lisanul ‘Arab15,(Beirut: Darul Sadri,1992)hlm,402
[7] QS Al Mudatsir: 56
[8] CD Maktabah Syamilah, Tafsir Ath Thabary, hal 133.
[9] Depag, Al – Qur’an dan terjemahnya ,(Jakarta : ,1992)hlm. 2.
loading...

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Silahkan Tuliskan Komentar Anda disini. jika anda belum mempunyai Google Account atau Open ID, Anda bisa Menggunakan Name/Url (disarankan menggunakan opsi ini) atau Anonimous. Mohon berkomentar dengan bijak dan jangan spamSilahkan komentar