KAJIAN HADIS YANG IDEAL DALAM KONTEKS KEINDONESIAN

Admin Friday, December 17, 2010
(Studi Tentang Pengajaran Hadis di Pesantren)
Oleh : Moh. Thohir HM

Hadis sebagai sumber hukum kedua setelah Al Qur’an menjadi penting untuk dikaji dan di pelajari secara intensif oleh umat Islam, termasuk didalamnya oleh kalangan santri di pesantren yang termasuk komunitas lembaga pendidikan cukup besar dan banyak di Indonesia. Pesantren sendiri memiliki peranan penting dalam memajukan ilmu pengetahun kepada masyarakat Indonesia khususnya, termasuk pengetahuan dalam bidang Hadis.
Dalam tinjauan sejarah, kajian Hadis di Indonesia, telah dimulai sejak abad ke 17 dengan ditulisnya beberapa kitab Hadis oleh ulama-ulama Indonesia antara lain oleh Nur al-Din al-Raniri (Hidayat al-Habib fi al-Targhib wa al-Tarhib), Abdur Rauf al-Sinkili (Al Mawa’iz al Badiah), Mahfudz al-Tirmasi (Manhaj Dhawi al Nazar), Hasyim Asy’ari (Risalah Ahlus as-Sunnah wal al-Jamaah) dan akhirnya diikuti oleh para ulama dan tokoh intelektual muslim setelahnya.
Kajian Hadis di Indonesia baru mendapatkan perhatian cukup besar mulai abad ke duapuluan yang ditandai dengan adanya kitab-kitab Hadis yang dijadikan kurikulum pengajaran Hadis di beberapa pesantren. Kitab-kitab Hadis tersebut antara lain ; Kitab Shahih Bukhori,Shahih Muslim, Fath al-Bari, Jawahir al Bukhori, Tajrid al-Sarih, Arbain Nawawi, Riyadhus Shalihin, Bulughul Maram, Subulus Salam, Al-Adab al Nabawi, Nailur Autar, Majalis Saniyah, Durratun Nasyihin,Tanqih al-Qawl, Mukhtar al-Ahadis, Usfuriyyah. Sedangakan Kitab Mustholah Hadis yaitu ; Minhat al-Mughith, Nubhat al-Fikr li Ibn Hajar al-Asqalani, Ilmu Mustholah Hadis, Matan dan Syarh Baiquniyyah.
Dari beberapa literatur kitab-kitab Hadis diatas, nampaknya materi Hadis yang diajarkan di beberapa pesantren lebih menitikberatkan pada aspek pengamalan ajaran Islam yang terkait dengan fiqh dan akhlak, seperti kitab Riyadus Shalihin, al-adab al-Nabawi, dan Bulughul Maram yang berisi tentang akhlak dan fiqih. Sedangkan kitab primer yang dipakai hanya terbatas pada kitab Shahih Bukhori dan Muslim. Hal ini mungkin berkaitan dengan tujuan pengajaran Hadis itu sendiri yang ada di pesantren yakni dalam rangka peningkatan pengamalan keagamaan, bukan untuk membekali para santri agar dapat melakukan penelitian Hadis secara kritis dan mandiri, sebagaimana yang dilakukan di beberapa perguruan tinggi.
Adapun kajian terhadap ilmu musthalah Hadis sebagai alat meneliti kualitas Hadis masih mendapatkan perhatian kecil. Hal itu bisa dilihat dari referensi yang dipakai di beberapa pesantren seperti Matan Baiquniyah dan Minhat al Mughit, merupakan literatur yang sifatnya pengantar, dan kitab yang paling umum digunakan .Sedangkankan kitab Nubhat al-Fikr li Ibn Hajar al-Asqalani, hanyalah kitab yang digunakan sebagian kecil pesantren di Indonesia.
Bagi penulis, barangkali ada beberapa faktor yang menyebabkan kajian Hadis di pesantren belum bisa dilakukan secara intensif dan maksimal. Pertama, perhatian terhadap kajian ilmu-ilmu keislaman yang lain seperti Al Qur’an, fiqh, akhlaq dan sebagainya lebih besar ketimbang kajian Hadis itu sendiri. Kedua, Keterbatasan beberapa referensi kitab-kitab Hadis yang ada, yang hanya terpatok pada kitab-kitab tertentu yang telah menjadi pegangan atau kitab standar di pesantren. Ketiga, Sistem pengajaran yang menoton, dimana santri hanya mendengarkan keterangan guru tanpa dilibatkan secara aktif dalam proses belajar mengajar, menyebakan mereka kurang berkembang dan termotivasi untuk mengkaji Hadis lebih mendalam. Keempat, Kurangnya responsif terhadap perkembangan kajian Hadis kontemporer, menyebabkan sebagian pemikiran santri menjadi kaku, dalam kata lain terbatas pada pada pemahaman teks Hadis yang ada, tanpa berupaya menginterpretasikan dan mengaktualkan kembali Hadis sesuai dengan konteks atau situasi dan kondisi masyarakat yang ada saat ini.
Sebagai upaya agar pengajaran Hadis di pesantren lebih idial dalam arti lebih baik baik dari segi materi pegangan yang dipakai maupun sitem pengajaran dan metode belajar yang diterapkan kepada para santri, penulis disini mempunyai beberapa buah pikiran dan masukan yaitu, Pertama, Perlunya dibuatkan rancangan kurikulum pengajaran Hadis yang lebih sistematis sesuai dengan standar kelas, terutama materi-materi yang akan disampankan. Dengan harapan, nantinya tidak ada materi yang tumpang tindih atau pengulangan bahasan materi yang penulis anggap kurang efektif. Kedua, Perlunya ada perubahan sistem pengajaran Hadis di pesantren, dalam artian guru tidak hanya membaca dan menerangkan kitab-kitab Hadis semata, tetapi bagaimana ia bisa berinteraksi dengan santri agar mereka bisa termotivasi untuk melakukan kajian Hadis lebih mendalam seperti studi matan dan sanad Hadis dan sebagainya. Ketiga, Perlunya pesantren membuka diri lebar-lebar untuk banyak belajar tentang metode-metode terbaru dalam penelitian kajian-kajian keislaman termasuk kajian dalam bidang Hadis, terutama yang telah diterapkan dibeberapa perguruan tinggi Islam khususnya, sehingga ada sinergi atau kontribusi bersama dalam upaya pengembangan kajian Hadis di Indonesia. Keempat, Perlunya pesantren membangun jaringan dengan dunia luar berkaitan dengan pengembangan koleksi atau referensi kitab-kitab Hadis yang terbaru, sehingga tidak terpaku pada referensi kitab-kitab lama, karena keilmuan itu sendiri selalu mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan zaman. Kelima, Perlunya pesantren mengaktifkan forum-forum diskusi di kalangan santri terutama dalam bidang studi Hadis, sehingga mendorong mereka untuk melakukan terobosan-terobosan baru di bidang Hadis.
Demikian sekedar pandangan penulis tentang studi pengajaran Hadis di pesantren sebagai deskripsi problematika,kritik dan solusi yang membangun. Sebagai bentuk kontribusi mewujudkan kajian Hadis yang ideal dalam konteks keindonesiaan.

loading...

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

1 komentar:

Write komentar
March 25, 2015 at 9:37 PM delete

informsi yang menarik dan bermanfaat sekali nih gan...
di tunggu info selanjutnya, thanks

Reply
avatar

Silahkan Tuliskan Komentar Anda disini. jika anda belum mempunyai Google Account atau Open ID, Anda bisa Menggunakan Name/Url (disarankan menggunakan opsi ini) atau Anonimous. Mohon berkomentar dengan bijak dan jangan spamSilahkan komentar