Pendahuluan
Seorang mukmin harus memahami bahwa al Qur’an adalah firman Allah yang tidak ada sesuatupun yang dapat menyerupainya. Al Qur’an juga memiliki sifat yang tidak ada yang menyerupai dan menandinginya. Al Qur’an adalah bagian dari cahaya dzat Allah. Mereka yang membacanya akan mendapatkan pahala. Para ulama tidak merasa jemu karenanya dan orang-orang yang bertaqwa pun tidak merasa bosan dengannya. Al Qur’an tidak diciptakan untuk banyak dibantah. Keajaiban-keajaiban yang ada di dalamnya tidak dapat dihilangkan. Siapa saja yang mengetahui pengetahuan di dalamnya maka dia akan memiliki keistimewaan.
Kitabullah ini terdiri dari huruf, kata, ayat, dan surat. Oleh karena alasan inilah saya berkeinginan membahas kata yang terdapat dalam al-Qur’an yaitu “تقوى”. Itu semua diniatkan untuk menggapai ridho Allah dan secara bertahap berusaha menggapai ilmu Allah. Ketahuilah , bahwa pembahasan tentang kata “تقوى” itu sendiri sangat luas. Saya melakukan ini semata-mata sebagai sarana untuk mengingatkan diri saya sendiri dan sebagai bekal untuk hari kemudian.
Saya berharap, dengan membahas secara mendalam kita dapat mengambil inti sari makna yang terkandung dalam kata “تقوى”, sehingga kita tidak hanya sebatas mengerti arti dari kata itu namun dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari apa yang terkandung dalam firman Allah, terutama pada ayat-ayat yang di dalamnya terdapat kata taqwa.
Pengertian
Secara etimologi kata ini merupakan bentuk mashdar dari kata ittaqa-yattaqi (اتقى- يتقى), yang berarti ‘menjaga diri dari segala yang membahayakan’. Sementara pakar berependapat bahwa kata ini lebih tepat diterjemahkan dengan ‘berjaga-jaga atau melindungi diri dari sesuatu’. Taqwa juga berasal dari kata waqa – yaqi – wiqayah (وقى- يقى- وقاية), yang berarti ‘menjaga diri’, ‘menghindari’, dan ‘menjauhi’. Yaitu menjauhi sesuatu dari segala yang dapat menyakiti dan mencelakakan. Kata taqwa (تقوى) juga sinonim dengan kata khauf (خوف) dan kata khasyyah (خشية) yang berarti ‘takut’. Bahkan kata ini mempunyai pengertian yang hampir sama dengan kata taat.
Dari lisanul ‘Arab bawa taqwa itu adalah berasal dari توقي واتقي yang kemudian berisim التقوي huruf التاء sebagai pengganti dari huruf الواو dan huruf لواو ا sebagai pengganti الياء. Menurut Ibn Mandzur dalam kitab ini ada berbagai macam arti taqwa beberapa diataranya yaitu :
► Melakukan sesuatu untuk mendapat ampunan ,taqwa berarti disini bertaubat dan mohon ampunan seperti firman Allah :
هو اهل التقوي واهل المغفرة
►Adapun makna yang lainnya yaitu tetap, maksudnya adalah selalu bertaqwa kepada Allah, seperti firman-Nya:
ياايها النبي اتق الله
Lafadz توقي dapat menjadi masdar seperti kalimat dibawah ini:
الا ان نتقوا منهم تقاة
Secara terminologi syar’i, kata taqwa mengandung pengertian ‘menjaga diri dari segala perbuatan dosa dengan meninggalkan segala yang dilarang Allah subhanahu wata ‘ala dan melaksanakan segala yang diperintah-Nya.
Asal kata taqwa adalah waqwa, pola fa’la. Kemudian wau (واو) diganti dengan ta’(تاء). Waqaituhu-aqiihi, maknanya mana’tuhu (aku lindungi dia). Rajulun taqiy maknanya seorang laki-laki yang takut. Kata kerja dari taqwa adalah waqatun(وقة), seperti ahli bahasa berkata,”tujahun wa turasun”(). Asal katanya adalah wujaahun dan wuraasun.
Disini disebutkan bahwa :
حدثني المثنى بن إبراهيم الطبري، قال: حدثنا إسحاق بن الحجاج، عن عبد الرحمن بن عبد الله، قال حدثنا عمر أبو حفص، عن سعيد بن أبي عَرُوبة، عن قتادة:"هدى للمتقين"، هم مَنْ نعتَهم ووصفَهم فأثبت صفتهم، فقال:( الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ ) .
Dari sini dapat disimpulkan bahwa ternyata makna taqwa itu terdapat dalam ayat berikutnya yaitu :
tûïÏ%©!$# tbqãZÏB÷sã Í=øtóø9$$Î/ tbqãKÉ)ãur no4qn=¢Á9$# $®ÿÊEur öNßg»uZø%yu tbqà)ÏÿZã tûïÏ%©!$#ur tbqãZÏB÷sã !$oÿÏ3 tAÌRé& y7øs9Î) !$tBur tAÌRé& `ÏB y7Î=ö7s% ÍotÅzFy$$Î/ur ö/ãf tbqãZÏ%qã
1. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang kami anugerahkan kepada mereka.
2. Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang Telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang Telah diturunkan sebelummu serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.
Dalam Tafsir Ibn katsir disebutkan :
► Adapun Interpretasi yang disampaikan oleh Abu Rauq dari dhahak dari Ibn Abbas bahwa lafadz "للمتقين" berarti orang – oranng yang selalu ingat akan siksa Allah yang akan dilimpahkan kepada mereka dan meninggalkan sesuatu yang mereka ketahui dari petunjuk yang Allah berikan (al – Qur’an), dan mengharapkan rahmat Allah dalam kebenaran yang datang padanya.
► Adapun makna yang diinterpretasikan oleh Abu Bakar Ibn ‘Iyas dari Kalaby lafadz لِلْمُتَّقِينَ adalah orang – orang yang menjauhi dari dosa- dosa besar.
► Diintrepretasikan oleh Sufyan dari Hasan al – Bisry bahwa lafadz للمتقين adalah takut (menghindari ) daria apa – apa yangn diharamkan oleh Allah dan menunaikan (mengerjakan ) apa – apa yang diwajibka (perintahkan) kepada mereka.
►Dalam tafsir At – tastari disebutkan:
والمتقون هم الذين تبرؤوا من دعوى الحول والقوة دون الله تعالى
Orang – orang bertaqwa disini adalah orang – orang yang mendapatkan petunjuk dari al – Kitab itu sendiri yang mereka kuat atau tabah hanya karena Allah.
Dalam Tafsir At – Tabari disebutkan :
► Interpretasi dari kata "للمتقين" menurut Sufyan ibn Waki’ dari Hasan lafadz "للمتقين" adalah takut atas apa yang diharamkan kepada mereka dan melaksanakan apa yang di wajibkan kepada mereka yang berarti menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi segala larangannya.
► Dalam Tafsir Al – Baghawi disebutkan :
►Lafadz ْمُتَّقِينَ yang di interpretasikan oleh Shar Ibn Husaib bahwa Muttaqi itu berarti orang – orang yang meninggalkan.
► Dan dari Ibn Umar Taqwa itu adalah tidak melihat dirimu lebih baik dari seseorang lainnya.Dimana taqwa disini berarti orang yang tawadu’ yang selalu rendah hati tidak merasa dirinya lebih baik dari orang lain.Orang bertaqwa tidaklah bersikap sombong dan tidak pula merasa dirinya diatas segala –galanya karena dia selalu ingat bahwa Allah itulah yang berkuasa atas segalanya.
►Dan interpretasi dari ْمُتَّقِينَ menurut ‘Umar Ibn ‘Abdul ‘Aziz yaitu taqwa berarti meninggalkan apa yang diharamkan oleh Allah dan menunaikan (menjalankan) apa yang diwajibkan oleh Allah dan apa yang direzkikan sesudahnya itu adalah baik kepaada kebaikan.
►Dalam tafsir Sa’rawi dijelaskan bahwa bahwa makna dari taqwa yaitu الاحتراس والبعد عن الشر yang berarti terpelihara dan dijauhkan dari perbuatan yang jahat,hal ini senada dengan firman Allah Swt :
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR $ydßqè%ur â¨$¨Z9$# äou$yfÏtø:$#ur $pkön=tæ îps3Í´¯»n=tB ÔâxÏî ×#yÏ© w tbqÝÁ÷èt ©!$# !$tB öNèdttBr& tbqè=yèøÿtur $tB tbrâsD÷sã ÇÏÈ
6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.(Qs. At – Tahrim : 06)
Namu makna اتقوا النار disini berbeda dengan makna اتقوا الله untuk arti yang pertama berarti peliharalah diri kalian dari neraka maksudnya lindungilah diri kalian agar tidak masuk kedalam neraka dengan menghindari maksiat dan berbuiat kebajikan sedangkan untuk makna yang kedua berarti takutlah kalian pada Allah ,maksud takkut disini yaitu beriman kepada Allah dengan menjalankan segala perintah – Nya dan menjauhi larangan- Nya. Taqwa merupakan sifat jamil dan jalal bagi Allah Swt.
Tinjauan kata تقوى dalam al-Qu’ran
Dalam al-Qur’an kata taqwa disebut 258 kali dalam berbagai bentuk dan dalam konteks yang bermacam-macam. Kata taqwa yang dinyatakan dalam bentuk kata kerja lampau (fiil madhi) ditemukan sebanyak 27 kali, yaitu dengan bentuk ittaqa (اتقى) sebanya 7 kali, antara lain dalam QS. Al-Baqarah: 189, dalam bentuk ittaqau (اتقوا)sebanyak 19 kali, seperti dalam QS. Al-Maida: 93, dan dalam bentuk ittaqaitunna (اتقيتن) hanya satu kali ditemukan di dalam QS. Al-Ahzab: 32. Dalam bentuk-bentuk di atas, kata taqwa pada umumnya memberi gambaran mengenai kedaan dan sifat –sifat serta ganjaran bagi orang-orang bertaqwa.
Kata taqwa yang diungkapkan dalam bentuk kata kerja yang menunjukkan masa sekarang (fi’il mudhri’) ditemukan sebanyak 54 kali. Dalam bentuk ini, al-Qur’an mengunaan kata itu untuk :
Menerangkan berbagai ganjaran, kemenangan, dan pahala yang diberikan kepada orang yang beraqwa, seperti dalam QS. Ath-Thalaq: 5
Menerangkan keadaan atau sifat-sifatyang harus dimiliki oleh seseorang sehingga ia diharapkan dapat mencapai tingkat taqwa, yan diungkapkan bentuk la’allakum tattaqun (لعلكم تتقون), seperti dalam QS. Al-Baqarah: 183
Menerangkan ancaman dan peringatan bagi oran-orang yang tidak bertaqwa, seperti dalam QS. Al-Mu’minun: 32
Kata taqwa yang dinyatakan dalam kalimat perintah diemukan sebanyak 86 kali, 78 kali di antanya mengenai perintah untuk bertaqwa yan ditunjukkan kepada manusia secara umum. Objek taqwa dalam ayat-ayat yang menyatakan perintah tersebut brvariasi, yaitu:
Allah sebagai objek ditemukan sebanyak 56 kali, misalnya dalam QS. Al-Baqarah:231 dan QS. Al-Syu’ara’: 131.
Neraka sebagai objek dijumpai sebanyak dua kali, misalnya dalam QS. Al-Baqarah: 24 dan QS. Ali Imran: 131
Finah/siksaan sebagai objek taqwa didapati satu kali, yaitu dalam QS. Al-Anfal:25
Objek berupa kata-kata rabbakum (ربكم), alladzi khalaqakum (الذين خلقكم), dan kata-kata lain yang semakna berulang sebanyak 15 kali, misalnya dalam QS. Al-Hajj: 1.
Dari 86 ayat yang menyatakan perintah bertaqwa pada umumnya (sebanyak 82 kali)vobjeknya adalah Allah, dan hanya 4 kali yang objeknya bukan Allah melainkan neraka, Hari kemudian, dan siksaan.
Kata taqwa yang dinyatakan dalam bentuk mashdar, ditemukan dalam al-Qur’an sebanyak 19 kali. Diungkapkan dalam bentuk tuqah (تقاة) sebanyak dua kali dan dalam bentuk taqwa (تقوى) sebanyak 17 kali. Dalam bentuk ini kata taqwa pada umumnya digunakan al-Qur’an untuk:
Menggambarkan bahwa suatu pekerjaan yang dilakukan harus didasarkan atas ketakwaan kepada Allah, seperti dalam QS. Al-Hajj:37.
Menggambarkan bahwa takwa merupakan modal utama dan terbaik untuk menuju kehidupan akhirat.
KESIMPULAN
Taqwa kepada Allah merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan. Takwa kepada Allah adalah menghindari siksaan Allah dengan jalan menghindarkan diri dari segala yang dilarang-Nya serta mengerjakan segala yang diperintah-Nya. Al-Qur’an menyebut orang yang bertaqwa dengan al-muttaqi (المتقى), jamaknya al-muttaqin (المتقين), yang berarti ‘orang yang bertaqwa’. Al-Qur’an tidak menjelaskan secara rinci siapa yang dimaksudkan dengan istilah itu. Al-Qur’an hanya menyebutkan beberapa cirinya, antara lain ciri-ciri orang yang bertaqwa adalah menunjukkan suatu kepribadian yang benar-benar utuh dan integral, sebagaimana yanag dikatakan dalam QS. Al-Hujurat:13. Orang-orang yang bertaqwa diberi beberapa kelebihan oleh Allah,tidak hanya di akhirat kelak, tetapi juga di dunia ini. Beberapa kelebihan mereka disebutkan dalam al-Qur’an antara lain:
Dibukakan jalan keluar pada setiap kesulitan yang dihadapinya (QS. Ath-Thalaq: 2)
Dimudahkan segala urusannya (QS. Ath-Thalaq: 4)
Dilimpahkan kepadanya berkah dari langit dan bumi (misal dinyatakan dalam QS. A-A’raf: 96)
Dianugerahi furqan (فرقان), yakni petunjuk untuk membedakan yang hak dan yang bathil (QS. Al-Hadid: 28)
Diampuni segala kesalahannya dan dihapus segala dosanya (QS. Al-Hadid: 28, dan QS. Al-Anfal: 29).
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hifnawi, Muhammad Ibrahim. Tafsir Al Qurthubi. Jakarta: Pustaka Azzam.2007
Ensiklopedi Al-Qur’an jilid II. Jakarta: Lentera Hati. 2007.
Ibn Katsir, Abu Fida. Tafsir Ibn Katsir,Juz I. Mesir: Darul Kutub.
Misri, Ibnu Mandzur Faryaqi.Lisanul ‘Arab 15. Beirut : Darul Sadri.1992.
al-Baghawi. Ma’alim al-Tanzil Juz 3. CD Maktabah al-Syamilah. Pustaka Ridwana. 2008.
Al-Thabari, Tafsir al-Tabari Juz 13. CD Maktabah al-Syamilah. Pustaka Ridwana. 2008.
Katsir, Ibnu. Tafsir Al-Quran Al-Azhim Juz 1. CD Maktabah al-Syamilah. Pustaka Ridwana. 2008
Kitabullah ini terdiri dari huruf, kata, ayat, dan surat. Oleh karena alasan inilah saya berkeinginan membahas kata yang terdapat dalam al-Qur’an yaitu “تقوى”. Itu semua diniatkan untuk menggapai ridho Allah dan secara bertahap berusaha menggapai ilmu Allah. Ketahuilah , bahwa pembahasan tentang kata “تقوى” itu sendiri sangat luas. Saya melakukan ini semata-mata sebagai sarana untuk mengingatkan diri saya sendiri dan sebagai bekal untuk hari kemudian.
Saya berharap, dengan membahas secara mendalam kita dapat mengambil inti sari makna yang terkandung dalam kata “تقوى”, sehingga kita tidak hanya sebatas mengerti arti dari kata itu namun dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari apa yang terkandung dalam firman Allah, terutama pada ayat-ayat yang di dalamnya terdapat kata taqwa.
Pengertian
Secara etimologi kata ini merupakan bentuk mashdar dari kata ittaqa-yattaqi (اتقى- يتقى), yang berarti ‘menjaga diri dari segala yang membahayakan’. Sementara pakar berependapat bahwa kata ini lebih tepat diterjemahkan dengan ‘berjaga-jaga atau melindungi diri dari sesuatu’. Taqwa juga berasal dari kata waqa – yaqi – wiqayah (وقى- يقى- وقاية), yang berarti ‘menjaga diri’, ‘menghindari’, dan ‘menjauhi’. Yaitu menjauhi sesuatu dari segala yang dapat menyakiti dan mencelakakan. Kata taqwa (تقوى) juga sinonim dengan kata khauf (خوف) dan kata khasyyah (خشية) yang berarti ‘takut’. Bahkan kata ini mempunyai pengertian yang hampir sama dengan kata taat.
Dari lisanul ‘Arab bawa taqwa itu adalah berasal dari توقي واتقي yang kemudian berisim التقوي huruf التاء sebagai pengganti dari huruf الواو dan huruf لواو ا sebagai pengganti الياء. Menurut Ibn Mandzur dalam kitab ini ada berbagai macam arti taqwa beberapa diataranya yaitu :
► Melakukan sesuatu untuk mendapat ampunan ,taqwa berarti disini bertaubat dan mohon ampunan seperti firman Allah :
هو اهل التقوي واهل المغفرة
►Adapun makna yang lainnya yaitu tetap, maksudnya adalah selalu bertaqwa kepada Allah, seperti firman-Nya:
ياايها النبي اتق الله
Lafadz توقي dapat menjadi masdar seperti kalimat dibawah ini:
الا ان نتقوا منهم تقاة
Secara terminologi syar’i, kata taqwa mengandung pengertian ‘menjaga diri dari segala perbuatan dosa dengan meninggalkan segala yang dilarang Allah subhanahu wata ‘ala dan melaksanakan segala yang diperintah-Nya.
Asal kata taqwa adalah waqwa, pola fa’la. Kemudian wau (واو) diganti dengan ta’(تاء). Waqaituhu-aqiihi, maknanya mana’tuhu (aku lindungi dia). Rajulun taqiy maknanya seorang laki-laki yang takut. Kata kerja dari taqwa adalah waqatun(وقة), seperti ahli bahasa berkata,”tujahun wa turasun”(). Asal katanya adalah wujaahun dan wuraasun.
Disini disebutkan bahwa :
حدثني المثنى بن إبراهيم الطبري، قال: حدثنا إسحاق بن الحجاج، عن عبد الرحمن بن عبد الله، قال حدثنا عمر أبو حفص، عن سعيد بن أبي عَرُوبة، عن قتادة:"هدى للمتقين"، هم مَنْ نعتَهم ووصفَهم فأثبت صفتهم، فقال:( الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ ) .
Dari sini dapat disimpulkan bahwa ternyata makna taqwa itu terdapat dalam ayat berikutnya yaitu :
tûïÏ%©!$# tbqãZÏB÷sã Í=øtóø9$$Î/ tbqãKÉ)ãur no4qn=¢Á9$# $®ÿÊEur öNßg»uZø%yu tbqà)ÏÿZã tûïÏ%©!$#ur tbqãZÏB÷sã !$oÿÏ3 tAÌRé& y7øs9Î) !$tBur tAÌRé& `ÏB y7Î=ö7s% ÍotÅzFy$$Î/ur ö/ãf tbqãZÏ%qã
1. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang kami anugerahkan kepada mereka.
2. Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang Telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang Telah diturunkan sebelummu serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.
Dalam Tafsir Ibn katsir disebutkan :
► Adapun Interpretasi yang disampaikan oleh Abu Rauq dari dhahak dari Ibn Abbas bahwa lafadz "للمتقين" berarti orang – oranng yang selalu ingat akan siksa Allah yang akan dilimpahkan kepada mereka dan meninggalkan sesuatu yang mereka ketahui dari petunjuk yang Allah berikan (al – Qur’an), dan mengharapkan rahmat Allah dalam kebenaran yang datang padanya.
► Adapun makna yang diinterpretasikan oleh Abu Bakar Ibn ‘Iyas dari Kalaby lafadz لِلْمُتَّقِينَ adalah orang – orang yang menjauhi dari dosa- dosa besar.
► Diintrepretasikan oleh Sufyan dari Hasan al – Bisry bahwa lafadz للمتقين adalah takut (menghindari ) daria apa – apa yangn diharamkan oleh Allah dan menunaikan (mengerjakan ) apa – apa yang diwajibka (perintahkan) kepada mereka.
►Dalam tafsir At – tastari disebutkan:
والمتقون هم الذين تبرؤوا من دعوى الحول والقوة دون الله تعالى
Orang – orang bertaqwa disini adalah orang – orang yang mendapatkan petunjuk dari al – Kitab itu sendiri yang mereka kuat atau tabah hanya karena Allah.
Dalam Tafsir At – Tabari disebutkan :
► Interpretasi dari kata "للمتقين" menurut Sufyan ibn Waki’ dari Hasan lafadz "للمتقين" adalah takut atas apa yang diharamkan kepada mereka dan melaksanakan apa yang di wajibkan kepada mereka yang berarti menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi segala larangannya.
► Dalam Tafsir Al – Baghawi disebutkan :
►Lafadz ْمُتَّقِينَ yang di interpretasikan oleh Shar Ibn Husaib bahwa Muttaqi itu berarti orang – orang yang meninggalkan.
► Dan dari Ibn Umar Taqwa itu adalah tidak melihat dirimu lebih baik dari seseorang lainnya.Dimana taqwa disini berarti orang yang tawadu’ yang selalu rendah hati tidak merasa dirinya lebih baik dari orang lain.Orang bertaqwa tidaklah bersikap sombong dan tidak pula merasa dirinya diatas segala –galanya karena dia selalu ingat bahwa Allah itulah yang berkuasa atas segalanya.
►Dan interpretasi dari ْمُتَّقِينَ menurut ‘Umar Ibn ‘Abdul ‘Aziz yaitu taqwa berarti meninggalkan apa yang diharamkan oleh Allah dan menunaikan (menjalankan) apa yang diwajibkan oleh Allah dan apa yang direzkikan sesudahnya itu adalah baik kepaada kebaikan.
►Dalam tafsir Sa’rawi dijelaskan bahwa bahwa makna dari taqwa yaitu الاحتراس والبعد عن الشر yang berarti terpelihara dan dijauhkan dari perbuatan yang jahat,hal ini senada dengan firman Allah Swt :
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR $ydßqè%ur â¨$¨Z9$# äou$yfÏtø:$#ur $pkön=tæ îps3Í´¯»n=tB ÔâxÏî ×#yÏ© w tbqÝÁ÷èt ©!$# !$tB öNèdttBr& tbqè=yèøÿtur $tB tbrâsD÷sã ÇÏÈ
6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.(Qs. At – Tahrim : 06)
Namu makna اتقوا النار disini berbeda dengan makna اتقوا الله untuk arti yang pertama berarti peliharalah diri kalian dari neraka maksudnya lindungilah diri kalian agar tidak masuk kedalam neraka dengan menghindari maksiat dan berbuiat kebajikan sedangkan untuk makna yang kedua berarti takutlah kalian pada Allah ,maksud takkut disini yaitu beriman kepada Allah dengan menjalankan segala perintah – Nya dan menjauhi larangan- Nya. Taqwa merupakan sifat jamil dan jalal bagi Allah Swt.
Tinjauan kata تقوى dalam al-Qu’ran
Dalam al-Qur’an kata taqwa disebut 258 kali dalam berbagai bentuk dan dalam konteks yang bermacam-macam. Kata taqwa yang dinyatakan dalam bentuk kata kerja lampau (fiil madhi) ditemukan sebanyak 27 kali, yaitu dengan bentuk ittaqa (اتقى) sebanya 7 kali, antara lain dalam QS. Al-Baqarah: 189, dalam bentuk ittaqau (اتقوا)sebanyak 19 kali, seperti dalam QS. Al-Maida: 93, dan dalam bentuk ittaqaitunna (اتقيتن) hanya satu kali ditemukan di dalam QS. Al-Ahzab: 32. Dalam bentuk-bentuk di atas, kata taqwa pada umumnya memberi gambaran mengenai kedaan dan sifat –sifat serta ganjaran bagi orang-orang bertaqwa.
Kata taqwa yang diungkapkan dalam bentuk kata kerja yang menunjukkan masa sekarang (fi’il mudhri’) ditemukan sebanyak 54 kali. Dalam bentuk ini, al-Qur’an mengunaan kata itu untuk :
Menerangkan berbagai ganjaran, kemenangan, dan pahala yang diberikan kepada orang yang beraqwa, seperti dalam QS. Ath-Thalaq: 5
Menerangkan keadaan atau sifat-sifatyang harus dimiliki oleh seseorang sehingga ia diharapkan dapat mencapai tingkat taqwa, yan diungkapkan bentuk la’allakum tattaqun (لعلكم تتقون), seperti dalam QS. Al-Baqarah: 183
Menerangkan ancaman dan peringatan bagi oran-orang yang tidak bertaqwa, seperti dalam QS. Al-Mu’minun: 32
Kata taqwa yang dinyatakan dalam kalimat perintah diemukan sebanyak 86 kali, 78 kali di antanya mengenai perintah untuk bertaqwa yan ditunjukkan kepada manusia secara umum. Objek taqwa dalam ayat-ayat yang menyatakan perintah tersebut brvariasi, yaitu:
Allah sebagai objek ditemukan sebanyak 56 kali, misalnya dalam QS. Al-Baqarah:231 dan QS. Al-Syu’ara’: 131.
Neraka sebagai objek dijumpai sebanyak dua kali, misalnya dalam QS. Al-Baqarah: 24 dan QS. Ali Imran: 131
Finah/siksaan sebagai objek taqwa didapati satu kali, yaitu dalam QS. Al-Anfal:25
Objek berupa kata-kata rabbakum (ربكم), alladzi khalaqakum (الذين خلقكم), dan kata-kata lain yang semakna berulang sebanyak 15 kali, misalnya dalam QS. Al-Hajj: 1.
Dari 86 ayat yang menyatakan perintah bertaqwa pada umumnya (sebanyak 82 kali)vobjeknya adalah Allah, dan hanya 4 kali yang objeknya bukan Allah melainkan neraka, Hari kemudian, dan siksaan.
Kata taqwa yang dinyatakan dalam bentuk mashdar, ditemukan dalam al-Qur’an sebanyak 19 kali. Diungkapkan dalam bentuk tuqah (تقاة) sebanyak dua kali dan dalam bentuk taqwa (تقوى) sebanyak 17 kali. Dalam bentuk ini kata taqwa pada umumnya digunakan al-Qur’an untuk:
Menggambarkan bahwa suatu pekerjaan yang dilakukan harus didasarkan atas ketakwaan kepada Allah, seperti dalam QS. Al-Hajj:37.
Menggambarkan bahwa takwa merupakan modal utama dan terbaik untuk menuju kehidupan akhirat.
KESIMPULAN
Taqwa kepada Allah merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan. Takwa kepada Allah adalah menghindari siksaan Allah dengan jalan menghindarkan diri dari segala yang dilarang-Nya serta mengerjakan segala yang diperintah-Nya. Al-Qur’an menyebut orang yang bertaqwa dengan al-muttaqi (المتقى), jamaknya al-muttaqin (المتقين), yang berarti ‘orang yang bertaqwa’. Al-Qur’an tidak menjelaskan secara rinci siapa yang dimaksudkan dengan istilah itu. Al-Qur’an hanya menyebutkan beberapa cirinya, antara lain ciri-ciri orang yang bertaqwa adalah menunjukkan suatu kepribadian yang benar-benar utuh dan integral, sebagaimana yanag dikatakan dalam QS. Al-Hujurat:13. Orang-orang yang bertaqwa diberi beberapa kelebihan oleh Allah,tidak hanya di akhirat kelak, tetapi juga di dunia ini. Beberapa kelebihan mereka disebutkan dalam al-Qur’an antara lain:
Dibukakan jalan keluar pada setiap kesulitan yang dihadapinya (QS. Ath-Thalaq: 2)
Dimudahkan segala urusannya (QS. Ath-Thalaq: 4)
Dilimpahkan kepadanya berkah dari langit dan bumi (misal dinyatakan dalam QS. A-A’raf: 96)
Dianugerahi furqan (فرقان), yakni petunjuk untuk membedakan yang hak dan yang bathil (QS. Al-Hadid: 28)
Diampuni segala kesalahannya dan dihapus segala dosanya (QS. Al-Hadid: 28, dan QS. Al-Anfal: 29).
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hifnawi, Muhammad Ibrahim. Tafsir Al Qurthubi. Jakarta: Pustaka Azzam.2007
Ensiklopedi Al-Qur’an jilid II. Jakarta: Lentera Hati. 2007.
Ibn Katsir, Abu Fida. Tafsir Ibn Katsir,Juz I. Mesir: Darul Kutub.
Misri, Ibnu Mandzur Faryaqi.Lisanul ‘Arab 15. Beirut : Darul Sadri.1992.
al-Baghawi. Ma’alim al-Tanzil Juz 3. CD Maktabah al-Syamilah. Pustaka Ridwana. 2008.
Al-Thabari, Tafsir al-Tabari Juz 13. CD Maktabah al-Syamilah. Pustaka Ridwana. 2008.
Katsir, Ibnu. Tafsir Al-Quran Al-Azhim Juz 1. CD Maktabah al-Syamilah. Pustaka Ridwana. 2008
loading...
Silahkan Tuliskan Komentar Anda disini. jika anda belum mempunyai Google Account atau Open ID, Anda bisa Menggunakan Name/Url (disarankan menggunakan opsi ini) atau Anonimous. Mohon berkomentar dengan bijak dan jangan spamSilahkan komentar