Bani Israil dalam Al-Quran

Admin Tuesday, November 30, 2010

Bani Israil dalam Al-Quran

Didalam al-Quran, dijelaskan beberapa kisah tentang kaum pada zaman dahulu entah itu kaum yang telah musnah tanpa jejak sebagaimana kaum Luth atau yang masih mempunyai keturunan seperti Kaum Bani Israil. Penjelasan dalam al-Quran tentang Bani Israil dapat dikatakan cukup lengkap dikarenakan memang cukup banyak ayat-ayat yang menjelaskan tentang Bani Israil daripada kaum-kaum yang lain.
image / Annur2.net
Ayat-ayat tadi tidak sepenuhnya berurutan sehingga sangat runut dan begitu mudah untuk dipahami. Akan tetapi al-Quran sebagai mukjizat menceritakan Bani Israil di dalam ayat yang tertebar di berbagai surat sebagaimana urutan al-Quran yang memang mencakup berbagai keterangan secara terpisah. Berangkat dari hal ini, kami ingin mencoba memaparkan Bani Israil dalam berbagai ayat yang terpisah tersebut.

Untuk sampai kepada tujuan sebagaimana pengantar diatas, kami akan merumuskan beberapa hal yang akan dipecahkan sebagaimana berikut:Pengertian Bani Israil
Sejarah Bani Israil
Karakter Bani Israil
Kisah Nabi Musa Dengan Bani Israil

Makna Istilah Bani Israil

Bani Israil (bahasa Arab, bisa disebut: بنو إسرائيل, Banū Isräīl, baik dalam rafa’ maupun nashab dan jar) adalah sebutan untuk kaum keturunan Israil yakni kaum Israel. Sebutan ini juga merupakan sebutan yang digunakan dalam Al Qur'an saat merujuk hal yang sama, Allah kerap memanggil Yaqub (Bahasa Inggris Jacob) dengan nama Israel, maka anak-cucunya disebut Bani Israil. Sebuah surat dalam Al Qur'an yakni surat Al Israa' juga memiliki nama lain yang banyak dikenal sebagai surat Bani Israil.

Kalimat Bani Israel berasal dari Bani dalam bahasa Arab artinya keturunan dan Israel adalah kalimat yang terdiri dan dua kata Isra berarti hamba/ teman dekat dan El berarti Tuhan. Maka arti Israel adalah hamba Tuhan atau teman dekat Tuhan. Dan dalam kebanyakan bahasa Semit, bukan hanya dalam bahasa Ibrani, kata El selalu bermakna Tuhan.
Didalam sumber lain mengatakan bahwa Israil memiliki arti "berjalan di malan hari." Karena menurut beberapa sumber kisah, Yaqub sering melakukan perjalanan diwaktu malam hari, karena jika dia melakukan perjalanan disiang hari, dia takut akan ditemukan dan disiksa oleh saudaranya.

Sejarah Keturunan Bani Israil

Dari keempat orang istrinya Ya'qub memiliki 12 putra, yakni Rubin, Simeon, Lawway, Yahuda, Zebulaon, Isakhar, Dann, Gad, Asyer, Naftali, Yusuf, dan Benyamin. Putra-putra Ya'qub inilah yang merupakan cikal bakal lahirnya istilah Bani Israil. Mereka dan keturunannya disebut sebagai Al-Asbath, yang berarti cucu-cucu. Sibith dalam bangsa Yahudi adalah seperti suku bagi bangsa Arab dan mereka yang berada dalam satu sibith berasal dari satu bapak. Masing-masing anak Ya'qub kemudian menjadi bapak bagi sibith Bani Israil. Maka seluruh Bani Israil berasal dari putra-putra Ya'qub yang berjumlah 12 orang.

Dalam sibith-sibith ini kelak diturunkan para nabi-nabi yang lain, diantaranya adalah: Lewi, di keturunannya terdapat Nabi Musa, Harun, Ilyas, dan Ilyasa.Yahuda, di keturunannya terdapat Daud, Sulaiman, Zakaria, Yahya, Isa.Bunyamin, di keturunannya terdapat Yunus.

Karakter Bani Israel

Bani Israil disebut di dalam Al Quran sebanyak 42 kali. Sifat-sifat Bani Isrel digambarkan didalam Al-Qur'an sebagian besar sebagai manusia yang keras kepala, membangkang, pesimis, tamak terhadap dunia, pengecut, suka menghina, mengolok-olok nabi, seperti dalam surah Al-Ahzab: 69. Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Nabi Musa." (Al-Ahzab: 69).

Telah ditunjukkan beberapa mukjizat oleh para nabi Nabi Musa, Isa dan lainya. Mereka tetap tidak mengakui tentang kebenaran ajaran yang dibawa oleh para nabinya. Pembunuhan bukan hal asing dalam sejarah Bani Israel, bahkan nabi-nabi mereka, seperti Zakariyya dan Yahya pun dibunuh. Mereka juga mengira telah berhasil membunuh Isa dan bangga atas usahanya.

Semasa Yusuf memiliki kekuasaan di Mesir, Bani Israel berkembang dari tujuh puluh orang menjadi tiga juta orang. Di antara mereka terdapat ratusan ribu orang Yahudi dari keturunan Yahuda yang rata-rata berotak cerdas tetapi sebagian besar dari bangsa ini memiliki watak buruk seperti, kikir, sombong, keduniaan, berkeinginan menguasai bangsa lain, ashabiyah (fanatis), kejam dan sebagainya.

Kisah Nabi Musa dengan Bani Israil

Membicarakan Bani Israil maka tidak akan terlepas dari beberapa kisah Nabi Musa, dikarenakan Nabi Musa diutus untuk mereka kaum Israil. Nabi Musa pernah dihina oleh Bani Israel bahwa Nabi Musa memiliki penyakit kulit dan memiliki testis yang besar, Nabi Musa tidak pernah mandi bersama dengan mereka karena Nabi Musa digambarkan sebagai orang yang pemalu.[4] Terbukti setelah adanya kisah batu yang membawa baju Nabi Musa yang sedang mandi, mereka baru mempercayai Nabi Musa sebagai orang yang sehat.[5] Kisah ini tercantum dalam salah satu surah Al-Ahzab 33:69 yang berbunyi,“    Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Nabi Musa; maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adalah dia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah.” (Al-Ahzab 33:69).

Beberapa kisah dalam Al-Quran akan kami jelaskan dalam uraian berikut:

Pengharaman tanah Palestina bagi Bani Israil selama 40 tahun

Tatkala Allah mewahyukan perintah-Nya kepada Nabi Musa untuk memimpin kaumnya pergi ke Palestina, tempat suci yang telah dijanjikan oleh Allah kepada Ibrahim untuk menjadi tempat tinggal anak cucunya, mereka membangkang dan enggan melaksanankan perintah itu. Alasan penolakan mereka ialah karena mereka harus menghadapi suku Kana’an yang menurut anggapan mereka adalah orang-orang yang kuat dan perkasa yang tidak dapat dikalahkan dan diusir dengan adu kekuatan. Mereka tidak mempercayai janji Allah melalui Nabi Musa, bahwa dengan pertolongan-Nya mereka akan dapat mengusir suku Kan’aan dari kota Ariha untuk dijadikan tempat pemukiman mereka selama-lamanya.

Di antara Bani Israil itu, ada 2 orang bertakwa yang menasihati mereka agar masuk dari pintu kota supaya mereka bisa menang. Akan tetapi Bani Israil menolak nasihat itu dan melontarkan kepada Nabi Musa kalimat yang menunjukkan pembangkangan dan sifat pengecut, "Pergilah engkau bersama Tuhanmu dan berperanglah, sementara kami menunggu di sini."

Melihat sikap umatnya yang pengecut, maka naik pitamlah Nabi Musa kepada umatnya yang tidak mau berjuang dan memeras keringat untuk mendapat tempat pemukiman tetapi ingin memperolehnya secara hadiah atau melalui mukjizat sebagaimana mereka telah mengalaminya dan banyak peristiwa. Dan yang menyedihkan hati Nabi Musa ialah kata-kata mengejek mereka, yang menandakan bahwa dada mereka masih belum bersih dari benih kufur dan syirik kepada Allah. Sehingga Bani Isra’il pun mendapatkan hukuman karena telah menolak perintah Allah memasuki Palestina, Allah mengharamkan negeri itu atas mereka selama empat puluh tahun dan selama itu mereka akan mengembara berkeliaran di atas bumi Allah tanpa mempunyai tempat mukim yang tetap. Mereka hidup dalam kebingungan sampai musnahlah mereka semuanya dan datang menyusul generasi baru yang akan mewarisi negeri yang suci itu sebagaimana yang telah disanggupkan oleh Allah kepada Ibrahim.[6] Kisah diatas tercantum dalam Al Qur'an surah Al-Ma'idah: 20 - 26.

Merubah perintah Allah

Ketika mereka akan memasuki desa di Baitul Maqdis yang dijanjikan seraya bersujud dan mengucapkan memohon ampunan, tapi mereka mengganti perintah itu dengan cara melata di atas pantatnya dan mengatakan hinthah, yakni Sebiji gandum atau biji dalam sehelai rambut. “Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman: "Masuklah kamu ke negeri ini (Baitul Maqdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak dimana yang kamu sukai, dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud, dan katakanlah: "Bebaskanlah kami dari dosa", niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu, dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik." Lalu orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zalim itu dari langit, karena mereka berbuat fasik.” (Al-Baqarah 2:58-59).

Enggan melaksanakan Taurat

Bani Israel enggan melaksanakan hukum yang terdapat dalam Taurat sehingga Allah mengangkat gunung Tursina untuk mengambil perjanjian yang teguh.“Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkat bukit (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!" Mereka menjawab: "Kami mendengar tetapi tidak mentaati." Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi karena kekafirannya. Katakanlah: "Amat jahat perbuatan yang telah diperintahkan imanmu kepadamu jika betul kamu beriman (kepada Taurat).” (Al-Baqarah 2:93)
Tidak mau beriman kecuali jika melihat Allah langsung
“Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Nabi Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang, karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya." (Al-Baqarah 2:55)
“Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah Kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Nabi Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata: "Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata." Maka mereka disambar petir karena kezalimannya, dan mereka menyembah anak sapi, sesudah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata, lalu Kami ma'afkan (mereka) dari yang demikian. Dan telah Kami berikan kepada Nabi Musa keterangan yang nyata.” (An-Nissa 4:153)

Menuduh Nabi Musa mengolok-olok mereka

Saat mereka disuruh menyembelih sapi betina, untuk menunjukkan siapa yang telah membunuh salah seorang dari mereka. “Dan (ingatlah), ketika Nabi Musa berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina." Mereka berkata: "Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?" Nabi Musa menjawab: "Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil. (Al-Baqarah 2:67).

Mengarang al-kitab dengan tangan mereka

Mereka pernah mengarang al-kitab lalu mereka mengatakan ini dari Allah.“Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.” (Al-Baqarah 2:79).

Mengaku bahwa wahyu yang dibaca adalah asli

“Sesungguhnya diantara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka mengatakan: "Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah", padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui. (Al-'Imran 3:78).

Merubah Firman Allah

“Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?” (Al-Baqarah 2:75).

Menyembah patung sapi

Penyembahan ini terjadi pada saat mereka ditinggal Nabi Musa menerima wahyu berupa Taurat, salah seorang pengikut Nabi Musa yang masih dipengaruhi nuansa mistis Mesir kuno mencoba untuk membuat sebuah patung sapi betina, kemudian diperintahkan olehnya untuk menyembah patung tersebut.“    Dan (ingatlah), ketika Kami berjanji kepada Nabi Musa (memberikan Taurat, sesudah) empat puluh malam, lalu kamu menjadikan anak lembu (sembahan) sepeninggalnya dan kamu adalah orang-orang yang zalim. (Al-Baqarah 2: 51). Dan firman-Nya.
“Sesungguhnya Nabi Musa telah datang kepadamu membawa bukti-bukti kebenaran (mukjizat), kemudian kamu jadikan anak sapi (sebagai sembahan) sesudah (kepergian)nya, dan sebenarnya kamu adalah orang-orang yang zalim. (Al-Baqarah 2: 92).

Mengatakan Tangan Allah terbelenggu (kikir).

“Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Allah terbelenggu", sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dila'nat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.” (Al Maa'idah 5:64).

Menuduh Allah itu faqir

“Sesungguhnya Allah telah mendengar perkatan orang-orang yang mengatakan: "Sesunguhnya Allah miskin dan kami kaya." Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan mengatakan (kepada mereka): "Rasakanlah olehmu azab yang membakar." (Al-'Imran 3:181).
Menyuruh Nabi Musa dan Tuhannya berperang untuk mereka
“Mereka berkata: "Hai Nabi Musa, kami sekali sekali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada didalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti disini saja." (Al-Maa'idah 5:24).

Kisah Nabi Isa Dengan Bani Israil

Ketika Nabi Isa terus mendakwahkan risalah Tuhan, kaum Bani Israel mengetahui gelagat yang tidak menguntungkan pihaknya. Maka kaum Bani Israel pun mengambil jalan dengan memfitnah Isa. Dikatakan bahwa Isa dikatakan memiliki kekuatan sebagai penyihir dan sebagai orang yang akan merubah syariat dan mereka menisbatkan kekuatannya yang luar biasa kepada kekuatan setan. Ketika mereka tidak lagi memiliki tipu daya yang dapat melumpuhkan Isa dan mereka melihat orang-orang yang lemah dan orang-orang fakir berkumpul di sekitarnya, maka mereka mulai membuat suatu makar, yaitu mereka mulai mempengaruhi orang-orang Romawi. Ketika orang Yahudi tidak berhasil memerangi Isa, maka mereka mengambil keputusan untuk menghilangkan nyawa Isa.

Mulailah para ketua pendeta Yahudi bermusyawarah untuk membuat suatu kesimpulan tentang cara yang mereka lakukan untuk menangkap Nabi Isa yang tidak menimbulkan kegaduhan di tengah-tengah masyarakat. Ketika para pemimpin Yahudi bermusyawarah, maka salah seorang dari murid al-Masih yang dua belas pergi kepada mereka, yaitu Yahuda al-Iskhairat dengan meminta sejumlah imbalan. Tetapi pada akhirnya Isa tidak berhasil mereka bunuh.

KESIMPULAN

Bani Israil adalah keturunan Nabi Ibrahim dan diistilahkan juga sebagai kaum Nabi Musa. Israil sendiri merupakan sebutan bagi Nabi Ibrahim. Di dalam al-Quran, Bani Israil disebutkan sebagai kaum yang mempunyai karakter yang kurang baik, bahkan tidak baik sama sekali.

Al-Quran menceritakan kisah Bani Israil seperti Pengharamkan tanah Palestina bagi Bani Israil selama 40 tahun, Merubah perintah Allah, Enggan melaksanakan Taurat, Tidak mau beriman kecuali jika melihat Allah langsung, Menuduh Nabi Musa mengolok-olok mereka, Mengarang al-kitab dengan tangan mereka, Mengaku bahwa wahyu yang dibaca adalah asli, Merubah Firman Allah, Menyembah patung sapi, Mengatakan Tangan Allah terbelenggu (kikir), Menuduh Allah itu faqir, Menyuruh Nabi Musa dan Tuhannya berperang untuk mereka.

Daftar Pustaka
CD ROM Maktabah Syamilah al-Ishdar as-Salis
loading...

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Silahkan Tuliskan Komentar Anda disini. jika anda belum mempunyai Google Account atau Open ID, Anda bisa Menggunakan Name/Url (disarankan menggunakan opsi ini) atau Anonimous. Mohon berkomentar dengan bijak dan jangan spamSilahkan komentar