Tafsir Lafaz Allah

Admin Tuesday, November 30, 2010
TAFSIR LAFADZ ALLAH

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Tafsir 1
Dosen Pengampu: Bpk. Yusron Asy-rofie








Disusun Oleh:
Ika Husnul Khotimah : 09532016

Jurusan Tafsir Hadis
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2010
PENDAHULUAN
Dalam Al-Qur’an ada empat istilah pokok yaitu Al-ilah, Rabb, Ibadah dan Ad-Din. Maksud dari empat istilah pokok ini adalah Bahwa Allah, adalah Rabbul-alamin (Pemilik dan Penguasa atas segala sesuatu) dan Ilah (Tuhan/Pelindung). Bahwasanya, tiada Tuhan, atau Ilah dan Rabbul-alamin, selain Allah s.w.t. Bahwasanya, segala kegiatan dan ketaatan sayugianya diperuntukkan Allah (yakni disesuaikan dengan ketentuanNya). Dan hanyalah Allah semata yang membuat Din (agama/ tatacara hidup).
Lafadz اللَّهِ merupakan salah nama Allah yang paling banyak di sebut dalam Al qur’an (sekitar 1566 dalam Al qur”an). Lafadz Allah merupakan wujud dari keesaannya dan kekuasaannya, lafadz اللَّهِ memiliki keunikan dari segi hurufnya yakni tetap akan kembali kepada semula walaupun dikurangi satu huruf, contoh : lafadz اللَّهِ kalau dikurangi huruf alif maka akan menjadi لِلَّهِ yang berarti semata mata karna اللَّهِ, begitu pula kalau di kurangi dua huruf yakni alif dan lam maka akan menjadi له yang berarti baginya (اللَّهِ), dan begitu pula kalau dikurangi tiga huruf yakni huruf alif, lam dan lam, maka akan menjadi ه yang berarti nya (اللَّهِ).
Begitu banyak serta begitu pentingnya lafadz Allah dalam Al-Qur’an mendorong kita perlu mengkaji penafsiran lafadz Allah sehingga kita bisa membedakan maknanya lafadz Allah dan Rabb yang banyak diabaikan serta diartikan sama oleh sebagian besar umat Islam.
Maka dari itu dalam makalah ini penulis membagi dua bagian. Pertama, makna lafadz Allah yang disamakan dengan lafadz Al-Ilah. Kedua, makna Allah yang dibedakan dari Al-Ilah. Diharapkan dengan adanya makalah ini bisa memberikan tambahanAdapun pokok permasalahan yang akan penulis bahas dalam makalah ini antara lain :
Makna lafadz Allah ditinjau dari segi etimologi
Pendapat-pendapat para mufasir mengenai lafadz Allah
Tafsir Lafadz Allah berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits( Dzat, sifat dan Af’al Allah)
Perbedaan antara lafdaz Allah dengan rabb

PEMBAHASAN

Lafadz Allah Ditinjau dari Segi Bahasa
Adapun lafad al-ilah menjadi allah adalah diqiyaskan pada lafad lakinna yang terdapat dalam Qs.Al-Taubat ayat 38.lakinna asalnya lakin ana huwallahu rabby kemudian hamzah lafad anaa dibuang, maka bertemu dua nun, antara nun lafad lakin yang sukun dengan nun pada lafad naa, kemudian diidghoman, jadi dibaca lakinna.Begitu juga lafad allah, asalnya al-ilaahu, kemudian hamzah fa fi’ilnya dibung, sehingga bertemu dua lam, dan diidghomkan.Akhirnya dibaca allah, sedangkan kata ini diulas dalam kamus kamu bahasa Arab sebagai berikut:
a.) ألهت الي فلان alahtu ila fulan) = Aku cenderung kepada fulan.
b.أله الرجل يأله  (Alihar-rajulu - ya’lahu) = Orang itu mengharapkan
seseorang yang mampu menolongnya, kerana ditimpa oleh suatu musibah.
  Cأله الرجل الي الرجل . (Alihar-rajulu ilar-rajuli) = Orang ini mencari
seseorang itu, kerana sangat rindu kepadanya.
   Dأله الفصل . (Alihal fashilu) = Anak kuda (atau sebagainya) tidak mahu
berpisah daripada induknya.
e. َاَلهَ، اَِلهًَة، ُاُلوهًَة (Alaha, Ilahatan, Uluhatan) = Mengabdi— Pengabdian.
      f. اِلهٌ (Ilah), adalah pecahan dan kata َلاهَ، يَلِيهُ، َليْهًا (Laha — Yalihu —
Laihan = Berlindung— Lindungan.
Dan penjelasan di atas, dapatlah dimengerti bahwa kata Alaha, Ya’lahu,Ilahatan bererti menyerahkan atau mentitipkan diri supaya selamat dan terjamin. Untuk mendapatkan keselamatan atau jaminan itu, ada syaratnya.
Dan kata (al-Ilah) berarti (al-Ma’bud) = Pelindung, Penjamin dan sebagainya




Pendapat Para Mufasir Mengenai Lafadz Allah

Dalam tafsir Al-Qurthuby karangan Syekh Syamsuddin Al-Qurthuby  Lafad Allah merupakan  nama bagi yang disucikan dzatNya, yang hakeki wujudnya, dzat yang tidak ada sekutu bagiNya.Lafad Allah merupakan nama  yang paling agung diantara nama-namaNya, juga nama yang menghimpnun seluruh sifat-sifat ketuhanan yang menyendiri dengan wujud haqiqiNya.
Syekh ibnu al-jauzy berkata: para ulama berbeda pendapat  tentang nama Allah, sebagian berpendapat bahwa lafad Allah itu musytaq , sebagian lagi berpendapat lafad Allah itu merupakan nama (isim ‘alam).
Diriwayatkan dari Imam Kholil bahwa ada dua persi tentang lafad Allah,  musytaq dan goir musytaq.adapun pemustaqkannya (pembuatan) dari kata al-ilaahah yang memiliki ma’na ‘ibadah  atau ta`lluh yang artinya ta’abbud .
Sahabat ibnu abbas berkata  allah itu zul uulhiyyah walma’budiyyah.sedangkan lafad uluhiyyah ditafsirkan  dengan ‘ibadah dan alilah ditafsirkan dengan al-ma’bud. Seperti halnya lata, Uza, dan Manat dijadikan tuhan oleh kaum jahiliyah akan tetapi sebenarnya para patung tersebut tidak diberi hak uluhiyah. adapun yang menjadi dalil adalah:
- orang arab selalu mengungkapkan dengan dengan ungkapan ta`llaha pulanun, bagi sesorang yang suka mengabdikan(ibadah) dirinya dan meminta apa-apa yang allah miliki.oleh karena itu kata ta`alluh merupakan bentuk masdar dari kata ta`llaha yang berwazan tafa’ala.ta`allaha asalny dari kata alaha ya`lahu.bentuk  masdarnya adalah uluhatan, ilahatan dan uluhiyyah, yang memiliki ma’na ‘ibadah.
-  penafsiran ibnu abbas pada tentang QS.Al-A’raf ayat 127.beliau menafsirkan kata wailahataka dengan kata ‘ibadataka.
-  diqiyaskan pada hadis abu sa’id, yaitu tentang pertanyaan nabi isa ketika disuruh menuliis lafad allah  oleh ahli kitab.nabi isa bertanya apakahkamu tahu apa itu allah? Nabi isa langsung menjawab allah itu ilaahul alihah.
      Sedangkan  Syekh Muhammad Ali Assyabuny membedakan antara lafad Allah dengan alilaahu .Lafad Allah merupakan isim ‘alam yang hanya digunakan untuk dzat yang maha suci, yang tiadak sekutu bagiNya, dan dzat yang paling hak disembaleh.sedangkan lafad ilaahun  lebih umum, bisa digunakan untuk nama Allah dan selainNya.selain itu, lafad ilaahun dibentuk (dimustaq) dari lafad له§   artinya yang disembah baik itu yang disembah atau yang batil.Maka patung-patung yang disembah orang arab jahiliyah disebut  لهة¥ jamak dari kata لهª/ artinya tuhan yang disembah.Sebenarnya bangsa arab jahiliyah apabila ditanya siapa Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, mereka menjawab dengan nama  allah,tidak menyebut patung-patung yang mereka sembah.sebagaimana tercantum dalam Al-Qur`an surat Luqman ayat 25
Penafsiran lafadz Allah berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits
Berdasarkan pendapat dari Syekh Ali Ash-Shobuny bahwa Lafadz Allah itu berbeda dengan lafadz Ilah, maka dari penulis lebih mengkhususkan penafsiran atau pemaknaan Allah dengan keterangan mengenai Dzat, Sifat dan Af’al Allah.
Dzat  dan Sifat Allah
Dzat Allah berbeda dengan makhlukNya. Kita biberikan kemampuan berfikir dan mempelajari segala sesuatu, akan tetapi Allah member batasan dalam kemampuan tersebut. Seperti halnya memikirkan dzatnya Allah maka kita tidak akan mampu. Seperti yang disabdakan Rasullah saw :
تفكروا في خلق الله ولا تفكروا في الله فانكم لن تقدروا قدره
“ Pikirkan ciptaan Allah, Jangan kau memikirkan Dzat Allah karena kamu tidak akan dapat menjangkau-Nya”
Wujud Allah itu bisa dibuktikan dengan empat sarana yaitu fitrah, akal, syara’ dan indrawi. Dengan fitrah semua makhluk akan mengakui adanya Allah kecuali hati yang memalingkan mereka. Dengan akal, kita bisa melihat proses terjadinya makhluk hidup. Dengan Syara’, kita bisa mengetahui adanya Allah melalui kitab-kitab Samawi. Serta dengan inderawi bahwa ada yang mengabulkan doa dan member kemukjizatan kepada para Nabi.
    DalamShohih Muslim, Bab Iman, hadits no. 263 juga menggambarkan dzatnya Allah
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَأَبُو كُرَيْبٍ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ عَنْ أَبِي عُبَيْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ قَامَ فِينَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِخَمْسِ كَلِمَاتٍ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَا يَنَامُ وَلَا يَنْبَغِي لَهُ أَنْ يَنَامَ يَخْفِضُ الْقِسْطَ وَيَرْفَعُهُ يُرْفَعُ إِلَيْهِ عَمَلُ اللَّيْلِ قَبْلَ عَمَلِ النَّهَارِ وَعَمَلُ النَّهَارِ قَبْلَ عَمَلِ اللَّيْلِ حِجَابُهُ النُّورُ وَفِي رِوَايَةِ أَبِي بَكْرٍ النَّارُ لَوْ كَشَفَهُ لَأَحْرَقَتْ سُبُحَاتُ وَجْهِهِ مَا انْتَهَى إِلَيْهِ بَصَرُهُ مِنْ خَلْقِهِ وَفِي رِوَايَةِ أَبِي بَكْرٍ عَنْ الْأَعْمَشِ وَلَمْ يَقُلْ حَدَّثَنَا حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ عَنْ الْأَعْمَشِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ قَالَ قَامَ فِينَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ ثُمَّ ذَكَرَ بِمِثْلِ حَدِيثِ أَبِي مُعَاوِيَةَ وَلَمْ يَذْكُرْ مِنْ خَلْقِهِ وَقَالَ حِجَابُهُ النُّورُ
Hadits di atas menerangkan bahwa Allah itu menunduk segala sesuatu serta mampu mendatangkan malam dan siang dan Allah mendatangkan batasan( hijab) antara siang dan malam berupa cahaya. Maka dari hadits ini penulis mendapatkan satu penafsiran lafadz Allah yaitu Allah adalah Penunduk segala sesuatu serta Pencipta siang dan malam. Banyak sekali tuhan yang dianut manusia tapi mereka tidak bisa mungkin bisa menundukkan sesuatu akan tetapi mereka tidak bisa mendatangkan siang dan malam. Terbukti jelas ketika Nabi Ibrahim mengatakan bahwa Tuhannya bisa menghidupkan dan mematikan maka orang kafir menjawab saya juga bisa akan tetapi ketika Nabi Ibrahim mengatakan bahwa Tuhanya bisa mendatangkan matahari dari timur maupun barat maka orang kafir kebingungan menjawabnya. Firman Allah
öNs9r& ts? ’n<Î) “Ï%©!$# ¢l!%tn zN¿Ïdºtö/Î) ’Îû ÿ¾ÏmÎn/u‘ ÷br& çm9s?#uä ª!$# šù=ßJø9$# øŒÎ) tA$s% ãN¿Ïdºtö/Î) }‘În/u‘ ”Ï%©!$# ¾Ç‘ósムàM‹ÏJãƒur tA$s% O$tRr& ¾ÄÓóré& àM‹ÏBé&ur ( tA$s% ãN¿Ïdºtö/Î)  cÎ*sù ©!$# ’ÎAù'tƒ ħôJ¤±9$$Î/ z`ÏB É-ÎŽô³yJø9$# ÏNù'sù $pkÍ5 z`ÏB É>̍øóyJø9$# |MÎgç6sù “Ï%©!$# txÿx. 3 ª!$#ur Ÿw “ωöku‰ tPöqs)ø9$# tûüÏJÎ=»©à9$# ÇËÎÑÈ
258.  Apakah kamu tidak memperhatikan orang[163] yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) Karena Allah Telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah yang menghidupkan dan mematikan," orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan".[164]Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, Maka terbitkanlah dia dari barat," lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
[163]  yaitu Namrudz dari Babilonia.
[164]  maksudnya raja Namrudz dengan menghidupkan ialah membiarkan hidup, dan yang dimaksudnya dengan mematikan ialah membunuh. perkataan itu untuk mengejek nabi Ibrahim a.s.
Adapun mengenai sifat Allah yang digambarkan dari hadits antara lain:
Dalam Sunan Abi Dawud, kitab As-Sunnah hadits 4103 :
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ نَصْرٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ يُونُسَ النَّسَائِيُّ الْمَعْنَى قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَزِيدَ الْمُقْرِئُ حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ يَعْنِي ابْنَ عِمْرَانَ حَدَّثَنِي أَبُو يُونُسَ سُلَيْمُ بْنُ جُبَيْرٍ مَوْلَى أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقْرَأُ هَذِهِ الْآيَةَ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا إِلَى قَوْلِهِ تَعَالَى سَمِيعًا بَصِيرًا قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَضَعُ إِبْهَامَهُ عَلَى أُذُنِهِ وَالَّتِي تَلِيهَا عَلَى عَيْنِهِ قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَؤُهَا وَيَضَعُ إِصْبَعَيْهِ قَالَ ابْنُ يُونُسَ قَالَ الْمُقْرِئُ يَعْنِي إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ يَعْنِي أَنَّ لِلَّهِ سَمْعًا وَبَصَرًا قَالَ أَبُو دَاوُد وَهَذَا رَدٌّ عَلَى الْجَهْمِيَّةِ
Bahwasanya Nabi ditanya mengenai bagaimana Sifat Allah maka beliau memegang mata dan telingan. Maka dari hadits ini bisa ditafsirkan bahwa Allah itu dzat yang Maha Melihat dan Mendengar.
Di dalam surat Al-Baqarah : 255 mencakup beberapa penafsiran lafadz Allah didasarkan pada  Dzat dan Sifat Allah

ª!$# Iw tm»s9Î) žwÎ) uqèd ÓyÕø9$# ãPq•‹s)ø9$# 4 Ÿw ¼çnä‹è{ù's? ×puZÅ™ Ÿwur ×PöqtR 4 ¼çm©9 $tB ’Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# $tBur ’Îû ÇÚö‘F{$# 3 `tB #sŒ “Ï%©!$# ßìxÿô±o„ ÿ¼çny‰YÏã žwÎ) ¾ÏmÏRøŒÎ*Î/ 4 ãNn=÷ètƒ $tB šú÷üt/ óOÎgƒÏ‰÷ƒr& $tBur öNßgxÿù=yz ( Ÿwur tbqäÜŠÅsム&äóÓy´Î/ ô`ÏiB ÿ¾ÏmÏJù=Ïã žwÎ) $yJÎ/ uä!$x© 4 yìÅ™ur çm•‹Å™öä. ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚö‘F{$#ur ( Ÿwur ¼çnߊqä«tƒ $uKßgÝàøÿÏm 4 uqèdur ’Í?yèø9$# ÞOŠÏàyèø9$# ÇËÎÎÈ
255.  Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi[161] Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.
[161]  Kursi dalam ayat Ini oleh sebagian Mufassirin diartikan dengan ilmu Allah dan ada pula yang mengartikan dengan kekuasaan-Nya
Makna-maknanya:
“ Allah, tidak ada Tuhan selain Dia…” maksudnya bahwa ilah yang sebenarnya hanya Allah dan tiada sekutu baginya. Dialah satu-satunya tuhan yang harus disembah dengan penuh kecintaan. Pengambilan tuhan yang dilakukan oleh orang musyrik bantah Allah dengan dua bukti :
Tuhan-tuhan mereka tidak mempunyai keistimewaan uluhiyah karena mereka adalah makhluk, tidak dapat menciptakan, tidak dapat menarik manfaat, tidak dapat menolak bahaya, tidak hidupdan mati serta tidak memiliki apa yang ada di langit dan bumi.(Al-Furqon:3)
Sebenarnya orang-orang musyrik mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya Rabb pencipta,mereka juga mengakui bahwa hanya Allah yang dapat melindungi akan tetapi tidak ada yang dapat melindunginya.( Az-Zuhruf :87)
Jadi Allah adalah satu-satunya Tuhan yang haqq disembah
“ Yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus makhluknya…”. Begitu banyak tuhan yang disembah umat manusia akan tetapi mereka bisa mati karena mereka adalah makhluk. Seperti halnya raja Fir’au yang mengaku dirinya tuhan akan tetapi dia tidak bisa hidup selamanya. Hidup merupakn sifat yang terus ada bersamaNya.hal itulah yang membedakan makhluk dengan sang kholik. Allah juga berfirman dalam QS. Al- Zumar:30
y7¨RÎ) ×MÍh‹tB Nåk¨XÎ)ur tbqçFÍh‹¨B ÇÌÉÈ
30.  Sesungguhnya kamu akan mati dan Sesungguhnya mereka akan mati (pula).
Jadi Allah itu dzat yang kekal
“ Tidak mengantuk dan tidak tidur”. Allah sebagai pengawas tidak mungkin mengantuk ataupun tidur karena ketika keadaan mengantuk itu kosentrasi maupun kesadaran kita mengenai apa yang kita pikirkan menjadi terganggu. Berbeda halnya dengan sebagaian patung yang dituhankan manusia mereka dibuat dengan keadaan menutup mata. Ini sebagai bukti jelas bahwa mereka tidak pantas dijadikan tuhan.
Jadi Allah itu tuhan yang tidak mengantuk dan tidak tidur
“ KepunyaanNya apa yang ada di langit maupun  bumi”. Potongan ayat ini menjadi bukti konkret keesaan Allah..
Jadi, Allah adalah pemilik apa yang ada di langit maupun bumi
“Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya”. Dari potongan ayat ini bisa diambil penafsiran bahwa Allah itu pemilik syafa’at
“ Allah mengetahui apa yang  dihadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka”. Hal ini begitu jelas dalam kalam-kalam Allah yang mengkhabarkan hal-hal yang akan terjadi di masa akan datang. Berbeda halnya dengan tuhan-tuhan orang kafir yang tidak bisa memberikan kemanfaatan maupun menolak kemadhorotan karena mereka tidak mengetahui apa yang akan terjadi walaupun dalam konsep ketuhanan orang kafir ada istilah “ Dewa Penyelamat” .Jadi Allah adalah maha tahu segala sesuatu
Penafsiran lafadz Allah juga ditemukan dalam QS. Al- Ikhlash :1-3
ö@è% uqèd ª!$# î‰ymr& ÇÊÈ ª!$# ߉yJ¢Á9$# ÇËÈ öNs9 ô$Î#tƒ öNs9ur ô‰s9qムÇÌÈ öNs9ur `ä3tƒ ¼ã&©! #·qàÿà2 7‰ymr& ÇÍÈ
Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2.  Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Allah adalah tempat bergantung makhuk akan tetapi Allah tidak pernah bergantung pada makhlukNya. Berbeda dengan para dewa yang di anut oleh orang kafir. Para dewa tersebut masih membutuhkan partner dalam mnjalankan tugasnya. Jadi Allah adalah sebenar-benarnya serta satu-satunya tempat bergantung.
3.  Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, Potongan ayat ini sekaligus menjadi sanggahan bagi umat manusia yang menganggap bahwa Isa Bin Maryam adalah anak Allah. Jika Isa dikatakan anak Allah maka bisa disimpulkan bahwa Allah berjenis kelamin laki-laki padahal Allah disucikan dari hal tersebut. Sebenarnya Isa pun tidak pernah menyuruh pengikutnya untuk menyembahnya akan tetapi menyembah Allah. Serta Allah tidak diperanakan karena Allah adalah awal serta akhir dari segala yang ada.
Jadi, Allah adalah Tuhan yang tidak beranak dan juga tidak diperanakan
4.  Dan tidak ada seorangpun yang setara dia." Jika kita melihat sifat, dzat maupun af’al Allah maka kita akan berfikir bahwa tidak ada yang bisa memenuhi syarat-syarat jadi tuhan seperti Allah kecuali Allah sendiri.
Af’al Allah
Penafsiran yang dapat diambil dari Af’al Allah antara lain: Allah adalah tuhan pencipta apa yang ada dibumi dan langit. Dalilnya Qs. Al-Baqarah:29
uqèd “Ï%©!$# šYn=y{ Nä3s9 $¨B ’Îû ÇÚö‘F{$# $YèŠÏJy_ §NèO #“uqtGó™$# ’n<Î) Ïä!$yJ¡¡9$# £`ßg1§q|¡sù yìö7y™ ;Nºuq»yJy™ 4 uqèdur Èe@ä3Î/ >äóÓx« ×LìÎ=tæ ÇËÒÈ
29.  Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan dia Maha mengetahui segala sesuatu.

Perbedaan lafadz Allah dengan lafadz Rabb
Al-‘Askari mengemukakan dalam kitab Mu’jam Al-furuq Al-lughawiyahnya bahwa:
Lafadz الله hanya berhak digunakan untuk menyebut Dzat-Nya semata, maka kasus bangsa Arab yang menamakan patung-patung dengan Illah atau Allah merupakan suatu kesalahan. Dan syahadat  لا اله الا الله berarti       
      لا يستحق العبادة الا الله تعايyaitu tidak ada yang berhak disembah dan menerima ibadah kecuali Allah SWT, serta penetapan hak yang berhak disembah adalah Allah.

Lafadz  رب bermakna سيد yang artinya Tuan, ketika diidhafatkan, akan tetapi hal ini tidak selalu berlaku demikian, karena pada kenyataannya, seorang budak tidak memanggil tuannya dengan sebutan يا ربي akan tetapi dengan سيد يا. Seperti dalam QS. Yusuf : 41-42:


ÄÓt<Ås9|Á»tƒ Ç`ôfÅb¡9$# !$¨Br& $yJä.߉tnr& ’Å+ó¡uŠsù ¼çm­/u‘ #\ôJyz (
  Hai kedua penghuni penjara: "Adapun salah seorang diantara kamu berdua, akan memberi minuman tuannya dengan khamar;



KESIMPULAN
Sebagian pendapat ada yang mengatakan bahwa lafdaz Allah berasal dari lafadz illah yang artinya Dan kata (al-Ilah) berarti (al-Ma’bud) = Pelindung, Penjamin dan sebagainya
Dalam tafsir Al-Qurthuby karangan Syekh Syamsuddin Al-Qurthuby  Lafad Allah merupakan  nama bagi yang disucikan dzatNya, yang hakeki wujudnya, dzat yang tidak ada sekutu bagiNya.Lafad Allah merupakan nama  yang paling agung diantara nama-namaNya, juga nama yang menghimpnun seluruh sifat-sifat ketuhanan yang menyendiri dengan wujud haqiqiNya.
Syekh ibnu al-jauzy berkata: para ulama berbeda pendapat  tentang nama Allah, sebagian berpendapat bahwa lafad Allah itu musytaq , sebagian lagi berpendapat lafad Allah itu merupakan nama (isim ‘alam).
Diriwayatkan dari Imam Kholil bahwa ada dua persi tentang lafad Allah,  musytaq dan goir musytaq.adapun pemustaqkannya (pembuatan) dari kata al-ilaahah yang memiliki ma’na ‘ibadah  atau ta`lluh yang artinya ta’abbud .
Sahabat ibnu abbas berkata  allah itu zul uulhiyyah walma’budiyyah
Syekh Muhammad Ali Assyabuny membedakan antara lafad Allah dengan alilaahu .Lafad Allah merupakan isim ‘alam yang hanya digunakan untuk dzat yang maha suci, yang tiadak sekutu bagiNya, dan dzat yang paling hak disembaleh.sedangkan lafad ilaahun  lebih umum, bisa digunakan untuk nama Allah dan selainNya.selain itu, lafad ilaahun dibentuk (dimustaq) dari lafad له§   artinya yang disembah baik itu yang disembah atau yang batil
Penafsiran berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits
Tuhan yang maha melihat dan maha mendengar. Dalilnya Sunan Abi Dawud, kitab As-Sunnah hadits 4103
Penunduk  siang dan malam. Dalilnya Al-Baqarah :258
Penafsiran yang ada dalam QS. Al-Baqarah :255
Tuhan yang tidak tidur dan tidak mengantuk.
Tuhan yang haqq disembah
Tuhan yang mengetahui apa yang terjadi pada masa lampau, sekarang dan akan datang
Pemilik syafa’at
Tuhan yang kekal dan berdiri sendiri( tidak bergantung pada yang lain)
Pemilik “kerajaan” langit dan bumi
Penafsiran yang ada dalam QS. Al-Ikhlash:1-4
Tuhan yang satu
Tuhan yang tidak beranak dan tidak diperanakan
Tempat bergantung yang haqq bagi makhluk
Tuhan yang tidak bisa ditandingi
Penafsiran yang ada dalam QS. Al-Baqarah:29
Pencipta apa yang ada di bumi maupun dilangit

Perbedaan Lafadz Allah dan Rabb
Allah hanya untuk sebutan DzatNya yang suci
Rabb jika di idhofahkan maka maknanya adalah tuan
Beriman Kepada Allah meliputi:
Wujud Allah
Rubbubiyah Allah
Uluhiyah Allah
Asma’ dan Sifat Allah








DAFTAR PUSTAKA
 A.W.Almunawwir, Kamus Al-Munawwir Arab Indonesia. 2002.Surabaya: Pustaka Progresif
Abdul Halim Mahmud, Ali.1996. Karakteristik Umat terbaik: Telaah Manhaj, Akidah dan Harakah. Jakarta: Gema Insani Press.
Al-‘Askari, Mu’jam Al-Furuq Al-Lughawiyah, CD ROM Al-Maktabah Al-Syamilah, Pustaka Ridwan, 2008.
Al-Ghazali, Muhammad. Aqidah Muslim. 1986. Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya
Al-Ghazali, Muhammad.2003. Selalu melibatkan Allah. Jakarta: PT Serambi Ilmu semesta
Ali Ash-shobuny, Muhammad. Tafsir Ayatil Ahkam Minal Qur’an I. Mekkah  
Al-Maududi. Empat kalimah dalam Al-Qur’an.
Dawud ,Abi. Sunan Abi Dawud. CD Al-Mausu’ah
Maktabah syamilah “al bahtsu fil qur’anil karim”
Syekh Syamsudin Al-Qurtuby, Taf.Qurtuby I, CD ROM Al-Maktabah Al-Syamilah

loading...

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

1 komentar:

Write komentar
July 25, 2012 at 9:57 AM delete

Alhamdulillah sangat jabar dan jelas sekali,terimakasih atas postingan yang sangat bermanfaat ini pak..salam dari blog Batu Lafadz Allah

Reply
avatar

Silahkan Tuliskan Komentar Anda disini. jika anda belum mempunyai Google Account atau Open ID, Anda bisa Menggunakan Name/Url (disarankan menggunakan opsi ini) atau Anonimous. Mohon berkomentar dengan bijak dan jangan spamSilahkan komentar