KISAH ISTRI FIRAUN DAN MARYAM DALAM AL-QURAN (Studi atas Tafsir Al-Mizan karya Tabatabai

Admin Tuesday, May 08, 2018

KISAH ISTRI FIR'AUN DAN MARYAM DALAM AL-QUR'AN (Studi atas Tafsir Al-Mizan karya Tabatabai

ABSTRAK
Kaum wanita muslimah pada umumnya, memerlukan suri tauladan agung 
yang menjadi simbol wanita mulia, yang telah dikisahkan dalam al-Qur’an. Sosok
wanita teladan ini sebagai tolok ukur dalam perbaikan diri menuju fitrah wanita
sejati. Seiring perubahan zaman, kaum wanita banyak mengalami berbagai erosi,
misalnya kemerosotan dalam kepribadian, akhlak bahkan aqidah. Salah satu
penyebabnya adalah krisis figur wanita teladan. Wanita muslimah semakin jauh
meninggalkan teladan sejati mereka yang telah terbukti mampu memainkan peran
positif.
Oleh karena itu, penelitian tentang tokoh-tokoh wanita dalam al-Qur’an
sangat urgen atau penting dilakukan berdasarkan beberapa alasan, pertama, sosok
wanita dalam al-Qur’an sebagai suri tauladan agung, dan simbol wanita mulia
dalam sejarah Islam. Kedua, pengulasan keteladanan dan pesan moral al-Qur’an
yang terkandung dalam kisah-kisah tersebut. Ketiga, signifikansi pesan moral
kisah wanita dalam al-Qur’an dalam konteks masa kini. Pengkajian figur wanita
yang akan penulis lakukan adalah pengkajian kisah dua tokoh wanita, yaitu istri
Fir’aun dan Maryam.
Penulis akan mengkaji kedua tokoh tersebut melalui tafsir al-Mizan fi
Tafsir al-Qur’an karya Tabataba’i. Kekhususan dalam kitab tafsir al-Mizan yang
merupakan karya monumentalnya ini di dalam membahas beberapa ayat gender
penulisnya memberikan nuansa esoterik yang hampir tidak kita jumpai di dalam
kitab tafsir kalangan Sunni.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
analitis, yakni mengumpulkan data yang ada, menafsirkannya dan mengadakan
analisa yang interpretatif dengan cara menyelami kemudian mengungkap arti dan
nuansa yang di maksud oleh seorang tokoh. Selanjutnya untuk menganalisa data
digunakan metode deduktif, yaitu menganalisa data-data yang bersifat umum,
kemudian ditarik ke dalam kesimpulan yang bersifat khusus. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui detail-detail penafsiran Tabataba’i ketika menafsirkan ayat-ayat
al-Qur'an tentang kisah istri Fir'aun dan Maryam.
Berdasarkan uraian dalam penelitian ini, maka dapat dihasilkan beberapa
kesimpulan yaitu, pertama, keteguhan iman yang tergambar dalam diri istri
Fir’aun yaitu, Asiyah. Kisah istri Fir’aun mengandung pesan moral yang sangat
berharga, bahwa dalam diri seseorang yang suci dan murni dari kekafiran dan
kemunafikan, meskipun berdampingan dan bergaul dengan seorang yang kafir,
maka hatinya tetap teguh memegang prinsip dan keimanannya. Sifat keibuan pada
diri Asiyah, ketika menyelamatkan bayi Musa dari kekejaman Fir’aun, yang
hendak membunuhnya. Kedua, kesalehan dan kesucian diri, yang tergambar jelas
dari sosok Maryam. Dengan berbekal iman kepada Allah SWT Maryam tetap
tegar dan ikhlas menerima segala ujian dari Allah SWT. Pemeliharan diri dengan
menutup aurat dengan jilbab atau hijab. Keimanan dan ketakwaan mampu
menumbuhkan rasa tenang dalam hati dan tentram dalam jiwa. Keimanan juga
menumbuhkan rasa optimisme, keberanian, perasaan harga diri dan harapan serta
rasa dekat dengan Tuhan.

loading...

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Silahkan Tuliskan Komentar Anda disini. jika anda belum mempunyai Google Account atau Open ID, Anda bisa Menggunakan Name/Url (disarankan menggunakan opsi ini) atau Anonimous. Mohon berkomentar dengan bijak dan jangan spamSilahkan komentar