REVIEW WHAT IS "SCIENCE" APA ITU ILMU? PENGERTIAN ILMU

Admin Monday, December 20, 2010

WHAT IS "SCIENCE" APA ITU ILMU? PENGERTIAN ILMU


Archie J. Bahm

A Struktur Ilmu

Menurut Bahm, untuk memahami ilmu secara utuh paling tidak ada enam hal yang perlu diperhatikan. Bila enam hal ini dipahami akan sampai pada pemahaman karakter dasar dari ilmu. Enam hal itu adalah Problem, sikap, metode, aktivitas, kesimpulan, dan efek.

Problem (permasalahan) Ilmiah
Ilmu bermula dari pemecahan permasalah, tapi tidak semua permasalahan merupakan masalah keilmuan. Bahm mengatakan bahwa sesuatu dikatakan permasalah ilmiah bila hal itu diikuti oleh tiga hal, yaitu berkaitan dengan komunikasi, sikap ilmiah, dan metode ilmiah. Persoalan ilmiah harus selalu dapat dikomunikasikan. Seorang ilmuwan yang menemukan problem dan berusahaan mencari pemecahannya. Kemudian mengkomunikasikan kesimpulannya pada yang lain, hal ini menunjukkan tidak masuk akal untuk menilai bahwa pekerjaan pribadinya tidak ilmiah. Komunikasi itu memadai. Tetapi permasalahan yang tidak dapat dikomunikasikan tidak mencapai status "masalah ilmiah" (scientific problem).

Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah meliputi enam hal: Rasa ingin tahu, spekulatif, mau bersikap objektif, tidak terburu-buru memberi penilaian, bersifat sementara.

Rasa ingin tahu ilmiah adalah memperhatikan rasa ingin tahu. Ini menyangkut tentang bagaimana ada benda-benda, apa karakter dasarnya, bagaiman mereka berfungsi, dan bagaimana mereka dihubungkan pada benda-benda lain. Rasa ini bertujuan untuk pemahaman. Ini berkembang mendalam dan berkelanjutan yang mengarah pada penyelidikan, penelitian, pengujian, eksplorasi, penjelajahan, dan eksperimentasi. Seorang ilmuawan tidak akan dalam sikap ilmiah melampau bidangnya karena memang mereka dilatih dalam sikap ilmiahnya untuk mengatasi persoalan sesuai dengan bidang keilmuan yang dikuasainya. Sebagian ilmuwan menjadikan sikap ilmiah ini menjadi bagian pandangan hidup mereka, sehingga mereka cenderung untuk ingin tahu akan segala sesuatu.

Spekulasi yang penuh arti. Spekulasi dalam sikap ilmiah merupakan hal yang sangat penting. Spekulasi dapat diawali dengan keinginan untuk mencoba memecahkan semua masalah yang ditandai dengan beberapa usaha, termasuk usaha untuk menemukan solusi, misalnya dengan mengususlkan satu hipotesa atau lebih. Artinya, spekulasi adalah sesuatu hal yang disengaja dan dibutuhkan dalam pembangunan dan percobaan pembuatan hipotesis. hal itu menunjukan bahwa spekulasi merupakan karakteristik yang esensial dalam sikap ilmiah

Sikap objektif membuat sebuah karya dapat dipercaya (reliable). Objektifitas merupakan salah satu sikap subyaktif. Dalam arti bahwa objektifitas bergantung kepada eksistensinya, tidak hanya atas eksistensi sebuah subyek, tetapi juga atas kemauan subyek untuk memperoleh dan mengikuti sikap obyektif, dalam arti minat untuk memehami sifat dasar obyek itu sendiri, sejauh objek tersebut bisa dipahami dengan cara ini. Sikap objektif ini termasuk, pertama, harus mengikuti rasa ingin tahu ilmiah kemanapun hal itu yang memimpin. Kedua, mau untuk ditunjukan oleh pengalaman dan rasio. Ketiga, harus mau menerima data. Keempat, mau diubah berdasarkan objek. Kelima, mau salah, dalam arti tidak takut salah. Keenam, mau konsisten.

Sikap keterbukaan. Sikap ini juga termasuk kemauan untuk mempertimbangkan semua usul-usul yang relevan dengan melihat pada hipotesis, metodologi, dan fakta-fakta terkait untuk persoalan yang ilmuwan sedang kerjakan. Itu termasuk mau sabar, dan meminta sejaja, ide-ide baru, tidak hanya dari yang beda dari idenya, tetapi juga yang kontradiksi atau yang berseberangan dengan kesimpulan-kesimpulannya

Tidak terburu-buru memberi penilaian. Ketika penelitian terhadap objek  atau problem tidak menghasilkan pemahaman yang diinginkan atau solusi, kemudian seorang ilmuwan tidak boleh menuntut jawaban lebih dari pada yang ia dapatkan.  Sikap ilmiah tidak akan memberikan penilaian terburu-buru sampai semua fakta didapatkan. Sikap ilmiah ini menyatakan secara tidak langsung untuk tetap dalam ketidak pastian dan bagaimanapun kesabaran dibutuhkan dengan penghentian sementara yang akan terus terjadi. 

Sifat Kesementaraan. Seorang ilmuwan tidak hanya akan tidak membuktikan hipotesis, termasuk membuat hipotesis, dengan berpegang pada sikap kesementaraan, tetapi keseluruhan keberanian ilmiah, termasuk ilmuwan spesialis sendiri, tetap sedikit ragu. Walaupun kesimpulan ilmiah yang dihasilkan merupakan kerja keras yang lama telah dilakukan baik seorang diri atau kelompok tetap kebenaran yang dihasilkan tidak akan samapai seratus persen.

Studi dalam sejarah ilmu menyediakan fakta-fakta sitematik ilmiah yang telah mapan dan hampi disepakati secara umum dalam sebuah jaman, ditetapkan selalu tidak memadai dan yang akhirnya memberikan jalan pada konsepsi revolusioner sebagai pemimpin untuk membangun kemampanan system baru sebagai dasar perbedaan pengertian secara radikal. Fakta-fakta sejarah paling tidak menunjukan bahwa pendirian yang kuat yang menjadi pegangan sekarang dan sebagian besar rumit dan system interpretasi memadai tersebar merata sebelum memberikan jalan untuk sesuatu yang lebih baik. Selama kemungkin ini tetap prospektif, saat ini dogmatisme dipandang kesimpulan tanpa dasar. Sikap ilmiah menghendaki bersikap tentative (sementara) dalam memandang semua kesimpulan yang dihasilkan ilmu pengetahuan. Ini menunjukkan untuk tidak dogmatis mengenai metode, karena perbedaan kesimpulan lebih banyak terletak pada perbedaan metode yang digunakan untuk membangun pengetahuan. Interpretasi terdahulu mengenai sikap ilmiah, menyangkut potret ilmuwan yang senantiasa mengalami ketegangan antara ketahanan dan kesementaraan. Disatu sisi, ia harus tetap bersabar dalam penyelidikannya dan berpegang pada hipotesanya sepanjang yang bisa diperolehnya. Disisi lain, ia harus tetap tidak yakin bahwa kesimpulan terbaiknya tidak sepenuhnya terjamin. Sekalipun seorang ilmuwan mungkin sebenarnya sangat menderita, namun pada dasarnya, ia memang harus berkemauan untuk mengalami berbagai ketegangan, dengan mewujudkan kemauan ganda yaitu kemauan untuk bertahan dan kemauan untu tetap bersifat sementara.

Metode Ilmiah
Sifat dasar metode ilmiah ini, menurut bahm harus dipandang sebagai hipotesa untuk pengujian lebih lanjut. Kajian tentang persoalan ini tidak bisa dihindarkan adanya kontropersi yang ekstrem. Yaitu pada satu sisi: "yang membuat sebuah studi itu ilmiah bukanlah sifat dasar dari sesuatu yang diperhatikan, tetapi metode yang dihadapi oleh sesuatu itu", "esensi ilmu pengetahuan adalah metodenya", sedang sisi lain, "berkenaan dengan sifat dasar metode ilmiah, para ilmuwan sendiri tidaklah selalu memiliki ide yang jelas dan logis", "dalam banyak hal tidak ada kesepakatan tentang metodologi di kalangan ilmuwansendiri". Sebagai konsekuensi dari kontroversi itu timbullah persoalan, apakah metode ilmiah itu tunggal ataukah banyak. Menanggapi persoalan ini Bahm berpendapat bahwa metode ilmiah adalah satu sekaligus banyak; dikatakan satu karena metode ilmiah, dalam penerapannya tidak ada persoalan, sedang dikatakan banyak, karena dalam kenyataannya terdapat banyak jalan. Yaitu;     

1)      Masing-masing ilmu mempunyai metodenya sendiri yang cocok untuk masing-masing persoalannya sendiri

2)     Setiap problem partikular  menghendaki metode khususnya sendiri

3)      Secara histories, banyak ilmuwan dalam bidang yang sama dalam waktu yang berbeda, memakai metode yang sama sekali berbeda, lantaran berbeda dalam perkembangan teoritis dan temuan teknologis.

4)     saat ini kecepatan pembangunan dalam banyak ilmu dan teknologi, yang semakin lama semakin saling tergantung saat ini, dibutuhkan percepatan pembangunan metodologi baru untuk meneliti persolan yang makin kompleks dan dinamis. Ilmu tidak hanya meminjam ide-ide metodologis dan teknik dari masing-masing ilmu lain, tapi memunculkan pendekan multidisipliner untuk persoalan yang kompleks untuk itu bisa dikatakan pembangunan metodologi multidisipliner yang baru.

5)      Siapa yang perhatian dengan metode ilmiah harus mengenalkan bahwa metode ini mempunyai beberapa tahapan yang disetiap tahap menggunakan metode yang berbeda.

Menurut Bahm, Metode ilmiah mempunyai lima tahap, yaitu a). menyadari akan masalah; b). menguji masalah; c). mengusulkan solusi; d). menguji usulan; dan e). memecahkan masalah. Lima tahap ini disadari berlawanan dengan tradisi empiris yang seringkali menginterpretasikan sesuatu dengan membedakan empat tahap penting, yaitu obsevasi data, klasifikasi data, membuat hipotesa, dan membuktikan hipotesa. Penjelasan masing-masing unsur dalam metode ilmiah itu adalah:

1.       kasadaran mengenai masalah; menyadari mengenai persoalan, berarti membuka keinginan untuk mencoba menemukan pemecahannya. Inilah awal penemuan ilmu.

2.       pengujian masalah; dalam arti pengujian terhadap suatu masalah, yang dimulai dengan pengamat. Tindakan ini diawali dengan suatu minat atau ketertarikan pada masalah dan karenanya berusaha untuk memahaminya. Meskipun minat untuk memahami berlanjut minat untuk memahami solusinya, tapi tentu saja upaya awal harus terfokus kepada pemahaman akan masalah. Inilah upaya untuk mengklarifikasi maslah, yaitu baik untuk menandai batas-batasnya maupun untuk menganalisa unsur-unsurnya. Klarifikasi demikian, bertujuan untuk membedakan aspek-aspek masalah yang relevan dari yang tidak relevan. Ini bertujuan untuk memberikan dasar bagi perbedaan antara data yang relevan dengan yang tidak relevan (karenanya menjadi hipotesa yang relevan dan tidak relevan).

3.       mengusulkan solusi; supaya dapat memuaskan, sudah tentu solusi harus relevan dengan masalah. Untuk maksud demikian, perlu mempertimbangkan saran-saran awal, melakuakan pemikiran trial and error. Meski demikian kalau sebuah masalah penting, tetapi tidak dapat ditemukan solusinya, para ilmuwan biasanya mencoba "hipotesa kerja", yaitu hipotesa yang hanya relevan dengan beberapa segi esensial masalah. Lalu dengan menyelidiki implikasi hipotesa tersebut, mereka bisa menemukan data tambahan yang relevan dengan klarifikasi masalah lebih lanjut atau sangkalan terhadap "hipotesa kerja" itu.

4.       menguji ususlan. Ada dua jenis pengujian ("pembuktian hipotesa"), yang dapat dubedakan menjadi: mental dan operasional. Yang pertama, banyak hipotesa yang ada, pada awalnya sudah memberikan kesan untuk dapat diuji secara mental sebelum ada beberapa tawaran atau masukan terhadapnya. Yang kedua, operasional testing atau lebih eksperimen—bertujuan untuk menunjukkan kemungkinan hipotesa untuk dilaksanakan. Ini melibatkan pengamatan atas bukti baru yang dapat memberikan hipotesa atau menolaknya.

5.       penyelesaian masalah; masalah bisa tetap ilmiah sekalipun tidak dipecahkan, bahkan sekalipun kelihatan tidak dapat oleh metode-metode yang diketahui sekarang ini. Akan tetapi tujuan dan maksud metode ilmiah adalah memecahkan masalah. Masalah yang berasal dari keraguan, tidak sepenuhnya dapat terpecahkan hingga keraguan itu hilang, dan para peneliti merasa puas bahwa pemahaman telah dicapai. Masalah awal, ditambah masalah tambahan, muncul selama masa penelitian yang menentukan criteria terhadap solusi yang memuaskan.

Aktivitas
Ilmu adalah apa yang dikerjakan oleh para ilmuwan, yang kemudian biasa disebut dengan "riset ilmiah". Riset demikian mempunyai dua aspek: individual dan sosial.

Aspek Individual; ilmu pengetahuan adalah suatu aktivitas yang dilakukan oelh orang-orang khusus. Dalam pengertian ini, ilmu ada pada orang-orang dan di manapun juga. Demikian ini mengingat eksistensinya tergantung pada tranformasinya dari seseorang kepada orang lain. Jika kita hanya memahami seorang ilmuwan, ujilah pengamatannya dan perhatiakanlah ia mengamati, membentuk hipotesa menguji hipotesa tersebut dengan eksperimen yang sejenis, yang mengantarkan kita benar-benar dapat memahami ilmu.

Aspek Sosial; aktivitas ilmiah mencakup lebih banyak dari apa yang dikerjakan oleh para ilmuwan khusus. Ilmu telah menjadi sebuah usaha institusional yang luas. Para ilmuwan adalah kelompok pekerja yang paling penting di dunia saat ini. Maka, ilmu berhasil menjadi sebuah akumulasi yang luar biasa dalam pekerjaan tertentu. Perkembangan dalam aktivitas ilmiah mungkin dilatar belakangi oleh sejumlah semakin bertambahnya jumlah orang yang terdaftar dalam American Men of Science, misalnya saja pada tahun 1903 ada 4000 orang, dan 1960 ada 96000 orang. Institusi ilmiah meliputi universitas, intitusi riset, biro pemerintaha dan divisi persahaan, di mana riset ilmiah membutuhkan pembiayaan. Maka aktivitas itu ada dalam system pribadi dan public yang membiayai riset ilmiah. Pertumbuhan  dan kemerosotan dalam pendanaan, mempengaruhi aktivitas ilmiah, dan karenanya harus dipandang sebagai kondisi penting dalam eksistensi dan sifat dasar ilmu. 

Kesimpulan
Ilmu adalah pengetahuan yang dihasilkan. Makanya ilmu sering dipahami sebagai kumpulan pengetahuan. Bahkan kumpulan ide-ide adalah ilmu itu sendiri. Kesimpulan—pemahaman yang dicapai sebagai hasil pemecahan masalah—adalah tujuan ilmu. Kesimpulan adalah akhir atau tujuan yang membenarkan sikap, metode, dan aktifitasnya sebagai cara-cara. Kesimpulan adalah ilmu yang diselesaikan, bukan ilmu sebagai prospek atau dalam proses. Kesimpulan adalah segala sesuatu yang diusahakan secara ilmiah. Pentingnya kesimpulan itu adalah membenarkan kesan umum bahwa ilmu terdiri dari pengetahuan yang dapat dipercaya, atau lebih tepatnya, pengetahuan pasti. 

Pengaruh
Ilmu adalah apa yang digarap oleh ilmu. Bagian apa yang digarap oleh ilmu tersebut, kemudian menimbulkan pengaruh yang beraneka ragam, yang dapat dihubungkan pada dua hal, yaitu: a). pengaruh ilmu terhadap teknologi dan industri, yang disebut ilmu terapan. b). pengaruh ilmu terhadap—atau dalam—masyarkat dan peradaban.

Ilmu terapan. apa yang diistilahkan dengan 'ilmu terapan' barangkali inilah yang sebenarnya ilmu daripada apa yang disebut dengan ilmu murni. Artinya bahwa pengetahuan dalam bentuk teknik mesin, ilmu kedokteran, dan seni-seni sosial, lebih memadai ketimbang dalam bidang matematika dan fisika.

Pengaruh sosial. Ilmu adalah sesuatu yang berperan di dalam suatu peradaban. Di dalam peradaban yang ternyata berbeda-beda ini, ilmu dan ilmu-ilmu, berkembang dan membentuk aspek-aspek lain dari masing-masing peradaban tersebut. Meski banyak penemuan penting dalam peradaban cina dan hindu saat ini, kultur mereka telah kehilangan perkembangannya secara terus-menerus dalam peradaban Barat yang diakibatkan oleh perhatian teoritis Yunani Kuno. Meskipun peradaban Barat dicirikan dengan peradaban yang campur baur, kadang-kadang terjadi konflik dari dua dominasi ideal—warisan Yunani yang mengidealkan nalar dan warisan Yahudi yang mengidealkan kehendak—, namun kemajuan ilmu, teknologi, dan industri yang progresif, lambat laun telah mengurangi kepentingan relative dalam Kristen (atau juga Yahudi dan Islam) sebagai factor kultural yang dominant. Perjuangan tidak berakhir bahkan meningkat sekalipun para pemeluk agama tadi bergantung atas keberhasilan dalam mencapai superioritas ilmiah dan teknologi.

B Latar Belakang "WHAT IS SCIENCE"

Ada dua golongan yang berbeda secara mendasar dalam memandang ilmu. Pandangan dari empirisme Inggris dan pragmatisme Amerika. Empirisme mengklaim bahwa hipotesis harus dapat di verifikasi dengan kembali ke data yang original, sedangkan Pragmatis mesyaratkan hipotesis di verifiksai dengan kemungkinan dapat dilaksanakn yaitu, bisa dijadikan petunjuk untuk mengatasi persoalan dimasa depan. Hal ditunjukkan dalam tulisan Bahm (hlm. 15) sebagai berikut:

"The two philosophies presuppose different conseptions of knowledge. Ektreme empiricist depict persons born with blank minds waiting to be filled with sense data, which are then shaped by image and combined and recombined by actions of the mind. Pragmatists assume the biological principles of struggle for existence and survival of the fit, and interpret mind, ideas and science as instruments evolved to aid in such struggle. When a person whose life is endangered gets an idea that helps him survive, both he and his idea survive. If the idea fails, both the and the idea perish. Less serious problems, such as how to groe food, built and contain fire, domesticate animals, like wise require ideas. Those that help solve these problems survive and are used again. Those that fail are discarded and perish".

C Tujuan "WHAT IS SCIENCE

Ada dua pandangan seperti diatas yang membuat Bahm menulis "WHAT IS SCIENCE. Tulisan ini pertama kritik Bahm terhadap dua golongan diatas, kemudia Bahm membuat solusinya. Kritik Bahm terhadap kaum empiris, "but this is imposible. The sense data of one momen are gone the next, so the scientist must depend on memory or notations or records at best." Ia juga mengkritik Pragmatisme Amerika, " If the solustion predicted by the hypothesis achieves desired results, then it was, and is, true. But verification depends on data (desired result) observed after the hypothesis is formed". Maka menurut Bahm "…science is essentially a problem-solving enterprise and thus see the scientific methode as having the characteristics essential to problem-solving methods."

D Kesimpulan

Ilmu telah lama dikembangkan manusia dari jaman Yunani kuno sekitar abad VI SM, jaman modern hingga hari ini. Tapi pertanyaan apa itu ilmu? Selalu menarik untuk diperbicangkan, karena pertanyaan ini akan merefleksikan gerak maju ilmu itu sendiri sehingga jelas mana yang dikatakan ilmu, hasil-hasilnyan dan dampaknya kepada kita. Karya Archi J. Bahm what is "science" sebanyak 40 halaman yang dipublikasikan pada tahun 1980 ini dapat dikatakan refleksi kegiatan keilmuan dan juga membantu untuk memahami karakter dasar ilmu. Menurut Bahm, ada enam hal yang perlu diperhatikan dalam ilmu yaitu, Problem, sikap, metode, aktivitas, kesimpulan, dan efek.

Komponen metode, yang memasukkan kesadaran akan adanya masalah sebagai langkah pertama. Pada komponen aktivitas yang menyatakan bahwa aktivitas ilmu itu, kecuali ia merupakan kegiatan individu ilmuwan tertentu, tetapi juga merupakan kegiatan pada komunitas ilmiah dan pihak-pihak lainnya. Komponen pengaruh, ia menjelaskan bahwa konsekuensi ilmu itu ada dua, yaitu yaitu pada teknologi dan peradaban.

REVIEW  WHAT IS "SCIENCE"
Karya Archie J. Bahm
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah: Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Koento Wibisono
Oleh:  Agus Riyadi
loading...

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Silahkan Tuliskan Komentar Anda disini. jika anda belum mempunyai Google Account atau Open ID, Anda bisa Menggunakan Name/Url (disarankan menggunakan opsi ini) atau Anonimous. Mohon berkomentar dengan bijak dan jangan spamSilahkan komentar