Puasa dalam Al-Quran

Admin Tuesday, December 21, 2010

                  I.            PENDAHULUAN
1.      Latar belakang
Islam sebagai agama yang menuntun kehidupan lahir dan batin manusia selalu menempatkan niat sebagai salah satu pondasi dasar ketika melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah dan apa yang dilarang oleh-Nya. Niat adalah kunci suatu amal dan dengan niat lah amal dapat diterima atau tidak.
Dalam Islam, 5 Rukun Islam sudah tertera jelas perintah nya dalam al-Qur’an dan Hadis untuk didirikan dan dijalankan dengan niat lillahi ta’ala. Kelima rukun inilah yang menjadi dasar keislaman dan keteguhan iman seorang muslim. Dengan menunaikan kelima rukun islam ini dalam hidupnya, maka telah sempurna islamnya dan telah kuat imannya.
Allah sama sekali tak menginginkan yang berat untuk dibebani kepada manusia. Begitu juga dengan kelima rukun islam ini, semua kemudahan dan rukhsah dapat ditemukan didalamnya. Inilah yang menjadikan islam terasa begitu mudah untuk dijalankan baik kapanpun dimanapun dan oleh siapapun.
Puasa (shiyam)adalah adalah salah satunya. Puasa memilki keunikan sendiri yang membedakannya dengan rukun islam yang lain. Allah telah mensyariatkan puasa sebagai salah satu perintah yang wajib dijalankan oleh umat muslim. Niat adalah titik terpenting dalam menjalankan tuntunan syariat ini. Betapapun juga, puasa dengan segala bentuknya sudah diwajibkan kepada umat muslim sekarang maupun umat-umat terdahulu. Tentu dengan kedudukan yang berbeda-beda.
Tulisan ini merupakan tindak realisasi dari keinginan penulis untuk membahas lebih dalam berkenaan tentang puasa dalam al-Qur’an dan Hadis. Setelah melalui presentasi dan selanjutnya revisi dari hasil diskusi bersama, Penulis berharap makalah ini menjadi nilai tambah dalam mempelajari tafsir I.
2.      Rumusan Masalah
Makalah ini akan mencoba menjawab beberapa pertanyaan seputar puasa dalam al-Qur’an dan Hadis meliputi:
·         Apa yang dimaksud dengan puasa?
·         Ayat-ayat apa saja yang berkenaan tentang puasa dan bagaimana al-Qur’an memandang puasa?
·         Bagaimana pandangan Tafsir al-Qur’an mengenai puasa?
·         Seperti apa puasa itu jika ditinjau dari segi jenisnya?
·         Apakah tujuan dari berpuasa bagi umat Islam?
·         Bagaimana Hadis memandang puasa?

               II.            PEMBAHASAN
1.      Puasa menurut bahasa
            Dalam Mu’jam Mufahras li Alfadzil Quran dijelaskan:
الصوم في الأصل الإمساك عن الشيئ مطعما كان أو كلاما أو مشيا
والصوم في الشرع إمساك المكلف بالنية من الخيط الأبيض إلى الخيط الإسود عن تناول الأطيبين والإستمناء والإستقاء [1]
Puasa dalam bahasa Arab bisa dalam bentuk shaum atau dalam bentuk shiam, yang keduanya tidak memiliki makna yang jauh berbeda. Hanya saja adakalanya terma shaum dalam al-Quran ditafsiri bukan sebagaimana puasa dalam syari’at. Namun, hanya sekedar menahan diri dari segala sesuatu, baik itu makanan, ucapan, perjalanan, pergerakan. Dalam al-Quran hanya ditemukan 1 kata shaum di surat Maryam ayat 26 yang berbunyi:
ÎoTÎ) ßNöxtR Ç`»uH÷q§=Ï9 $YBöq|¹ ô`n=sù zNÏk=Ÿ2é& uQöquø9$# $|Å¡SÎ) ÇËÏÈ
26. "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan yang Maha pemurah, Maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini".

Kata-kata yang beraneka bentuk itu, kesemuanya terambil dari akar kata yang sama yakni sha-wa-ma yang dari segi bahasa maknanya berkisar pada ‘menahan’ dan ‘berhenti’ atau ‘tidak bergerak’. Kuda yang berhenti berjalan dinamai faras shaim[2]. Manusia yang berupaya menahan diri dari satu aktivitas—apapun aktivitas itu—dinamai shaim (berpuasa). Pengertian kebahasaan ini, dipersempit maknanya oleh hukum syari’at, sehingga shiyam hanya digunakan untuk “menahan diri dari makan, minum, dan aktifitas seksual serta semua yang memnatalkannya dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari”.

Dijelaskan dalam tafsir al-Manar berkenaan tentang puasa[3]:
2.      Puasa menurut Al-Quran

a.       Puasa sebagai ajaran yang telah ada sebelum islam. Dijelaskan dalam tafsir al-Manar karya Rasyid Ridha bahwa Islam, Yahudi, dan Kristen memiliki konsep tentang puasa menurut ajaran masing-masing. Namun pada dasarnya sama, yaitu menahan lapar dan dahaga.
b.      Puasa sebagai rukun Islam. Ibadah ini Al-Quran menggunakan kata shiyam sebanyak delapan kali, kesemuanya dalam arti puasa menurut pengertian hukum syari’at. Hanya sekali digunakan kata shaum, itupun berarti menahan diri untuk tidak berbicara.[4]
Sebagaimana kata shaum tadi telah dijelaskan bahwa hanya ditemukan satu kata yaitu pada Surat Maryam 26, lain halnya dengan shiam. Shiam lebih digunakan khusus untuk hal yang berbau syari’at. Hal ini bisa diteliti dari 7 yang berisi tentang terma shiam. Pada surat Al-Baqarah ayat 183, 187, 196, surat al-Nisa ayat 92, surat al-Maidah ayat 89 dan 95, surat al-Mujadalah ayat 4
Sebagai contoh firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 183 yang berbunyi:
$ygƒr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä |=ÏGä. ãNà6øn=tæ ãP$uÅ_Á9$# $yJx. |=ÏGä. n?tã šúïÏ%©!$# `ÏB öNà6Î=ö7s% öNä3ª=yès9 tbqà)­Gs? ÇÊÑÌÈ  
183. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa
$ygƒr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä |=ÏGä. ãNà6øn=tæ ãP$uÅ_Á9$# $yJx. |=ÏGä. n?tã šúïÏ%©!$# `ÏB öNà6Î=ö7s% öNä3ª=yès9 tbqà)­Gs? ÇÊÑÌÈ  
$YB$­ƒr& ;NºyŠrß÷è¨B 4 `yJsù šc%x. Nä3ZÏB $³ÒƒÍ£D ÷rr& 4n?tã 9xÿy ×o£Ïèsù ô`ÏiB BQ$­ƒr& tyzé& 4 n?tãur šúïÏ%©!$# ¼çmtRqà)ÏÜム×ptƒôÏù ãP$yèsÛ &ûüÅ3ó¡ÏB ( `yJsù tí§qsÜs? #ZŽöyz uqßgsù ׎öyz ¼ã&©! 4 br&ur (#qãBqÝÁs? ׎öyz öNà6©9 ( bÎ) óOçFZä. tbqßJn=÷ès? ÇÊÑÍÈ  
#sŒÎ)ur y7s9r'y ÏŠ$t6Ïã ÓÍh_tã ÎoTÎ*sù ë=ƒÌs% ( Ü=Å_é& nouqôãyŠ Æí#¤$!$# #sŒÎ) Èb$tãyŠ ( (#qç6ÉftGó¡uŠù=sù Í< (#qãZÏB÷sãø9ur Î1 öNßg¯=yès9 šcrßä©ötƒ ÇÊÑÏÈ   ¨@Ïmé& öNà6s9 s's#øs9 ÏQ$uŠÅ_Á9$# ß]sù§9$# 4n<Î) öNä3ͬ!$|¡ÎS 4 £`èd Ó¨$t6Ï9 öNä3©9 öNçFRr&ur Ó¨$t6Ï9 £`ßg©9 3 zNÎ=tæ ª!$# öNà6¯Rr& óOçGYä. šcqçR$tFøƒrB öNà6|¡àÿRr& z>$tGsù öNä3øn=tæ $xÿtãur öNä3Ytã ( z`»t«ø9$$sù £`èdrçŽÅ³»t/ (#qäótFö/$#ur $tB |=tFŸ2 ª!$# öNä3s9 4 (#qè=ä.ur (#qç/uŽõ°$#ur 4Ó®Lym tû¨üt7oKtƒ ãNä3s9 äÝøsƒø:$# âÙuö/F{$# z`ÏB ÅÝøsƒø:$# ÏŠuqóF{$# z`ÏB Ìôfxÿø9$# ( ¢OèO (#qJÏ?r& tP$uÅ_Á9$# n<Î) È@øŠ©9$# 4 Ÿwur  ÆèdrçŽÅ³»t7è? óOçFRr&ur tbqàÿÅ3»tã Îû ÏÉf»|¡yJø9$# 3 y7ù=Ï? ߊrßãn «!$# Ÿxsù $ydqç/tø)s? 3 y7Ï9ºxx. ÚúÎiüt6ムª!$# ¾ÏmÏG»tƒ#uä Ĩ$¨Y=Ï9 óOßg¯=yès9 šcqà)­Gtƒ ÇÊÑÐÈ  
183. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
184. (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka Barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi Makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan[114], Maka Itulah yang lebih baik baginya. dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
186. dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
187. Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, Yaitu fajar. kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf[115] dalam mesjid. Itulah larangan Allah, Maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.

Betapa pun shiyam atau shaum—bagi manusia—pada hakikatnya adalah menahan atau mengendalikan diri. Karena itu pula puasa dipersamakan dengan sikap sabar, baik dari segi pengertian bahasa (keduanya berarti menahan diri) maupun esensi kesabaran dan puasa.


3.      Jenis-Jenis Puasa
Ada 3 macam puasa dalam pengertian syari’at/hukum sebagaimana disinggung di atas, yaitu:
1.      Puasa wajib pada bulan Ramadhan.
2.      Puasa kaffarat, akibat pelanggaran, atau semacamnya.
3.      Puasa sunnah.

4.      Tujuan berpuasa
Secara jelas al-Quran menyatakan bahwa tujuan puasa yang hendaknya diperjuangkan adalah untuk mencapai ketakwaan.
$ygƒr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä |=ÏGä. ãNà6øn=tæ ãP$uÅ_Á9$# $yJx. |=ÏGä. n?tã šúïÏ%©!$# `ÏB öNà6Î=ö7s% öNä3ª=yès9 tbqà)­Gs? ÇÊÑÌÈ  
183. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,


5.      Puasa menurut Hadis
حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى قَالَ أَخْبَرَنَا حَنْظَلَةُ بْنُ أَبِى سُفْيَانَ عَنْ عِكْرِمَةَ بْنِ خَالِدٍ عَنِ ابْنِ عُمَرَ - رضى الله عنهما - قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - « بُنِىَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَالْحَجِّ ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ » .

Hadis ini menempatkan puasa sebagai salah satu elemen dalam ke-5 rukun Islam,
حَدَّثَنَا ابْنُ سَلاَمٍ قَالَ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ أَبِى سَلَمَةَ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - « مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ »  
Hadis ini menerangkan bahwa puasa memiliki keutamaan yang berbeda dengan amalan yang lain seperti shalat zakat dan membaca qur’an karena dengan berpuasa dengan benar dan penuh keimanan maka Allah SWT akan memberi ampunan atas dosa-dosa nya yang telah lalu.
حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا الأَعْمَشُ عَنْ أَبِى صَالِحٍ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ « يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ الصَّوْمُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَأَكْلَهُ وَشُرْبَهُ مِنْ أَجْلِى ، وَالصَّوْمُ جُنَّةٌ ، وَلِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ حِينَ يُفْطِرُ وَفَرْحَةٌ حِينَ يَلْقَى رَبَّهُ ، وَلَخَلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ   
Dalam hadis qudsi ini Allah jelas menerangkan bahwa puasa hanya milik Allah dan hanya Allah yang akan membalasnya tergantung niat pelakunya. Dilanjutkan dengan perumpamaan puasa seperti junnah (benteng) yang melindungi pelakunya dari hawa nafsu yang menggoda. Orang yang berpuasa nantinya juga akan menerima dua kesenangan yaitu kesenangan ketika ia berbuka dan kebahagiaan ketika ia berjumpa dengan Tuhannya dan yang terakhir menerangkan bahwa tidak sedapnya mulut orang yang berpuasa itu lebih baik menurut Allah daripada wangi kesturi sekalipun.
قَالَ لَنَا النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - « يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ »
Selanjutnya, Hadis yang lumayan populer dari puasa bahwa salah satu keutamaan puasa adalah sebagai penahan dan obat penangkal bagi seorang remaja yang ingin menikah namun belum mampu  menafkahi pasangannya sebagai salah satu syarat menikah. Maka puasa dijadikan salah satu opsi yang terbaik yang bisa dipilih untuk seorang remaja.
حدثنا عبد الله حدثني أبي ثنا أبو خالد الأحمر عن أسامة عن سعيد عن أبي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : كم من صائم ليس له من صيامه الا الجوع وكم من قائم ليس له من قيامه الا السهر
Hadis ini menerangkan bahwa banyak orang yang berpuasa hanya mendapatkan lapar dan haus tanpa mendapatkan hakikat berpuasa itu sendiri bahwa puasa itu mutlak hanya untuk Allah.
           III.            KESIMPULAN DAN PENUTUP
Fenomena puasa sebagai syariat banyak ditemui menjadi opsi terbaik untuk menyelesaikan beberapa problem kemasyarakatan. Mulai fungsi puasa sebagai pengekang hawa nafsu, puasa sebagai salah satu amalan yang memilki keunikan tersendiri atau ganjaran yang akan didapatkan dari berpuasa dengan penuh keimanan. Hal ini membuktikan bahwa puasa menempati tempatnya yang khusus di sisi Allah dan tempat stategis di kalangan manusia.
Meskipun puasa juga banyak dijalankan oleh orang yang bukan beragama islam-sebagaimana dijelaskan bahwa puasa telah disyariatkan sebelum islam-hal ini bukan menunjukkan kelemahan pensyariatan puasa dalam islam namun sebaliknya menjelaskan tingginya kedudukan puasa sebagai ritual yang mampu menjaga pelakunya dari hawa nafsu dan syaitan. Insya Allah.
Kesimpulan dari makalah ini tak lepas dari beberapa point yang dijelaskan dalam pembahasan. Yang terpenting adalah bahwa puasa memainkan peranannya sebagai media ritual manusia dengan petunjuk yang tertera dalam al-Qur’an dan Hadis untuk menuntun manusia menjadi hamba yang bertakwa kepada Allah. Dengan begitu banyaknya ayat yang menerangkan kewajiban berpuasa, menunjukkan keagungan puasa sebagai perintah yang pasti memilki banyak fadilah dan hikmah. Terlepas itu dari aspek kesehatan, ekonomi, dan teologis.
Semoga kita mnjadi hamba-Nya yang selalu mematuhi perintah-Nya dan senantiasa  meninggalkan larangan-Nya. Amin Ya Rabbal Alamin.

           IV.            DAFTAR PUSTAKA
Ash-Shabuni, Muhammad Ali. Rawai’i al-Bayan Tafsir Ayat al-Ahkam min al-Qu’an.. Juz 1:  Makkah al-Mukarramah
Al-Ashfahani, Raghib. Al-Mufradat Fi Gharib al-Qur`an. Kairo: Maktabah Taufiqiyah
Al-Ghazali, Abu Hamid. Bidayatul Hidayah. Al-Haramain
As-Suyuthi, Imam Jalaluddin. Riyadh As-Shalihin.
Ridha, Muhammad Rasyid. Tafsir Al-Manar. CD-ROM Maktabah Syamilah








[1] Makna shiyam dalam beberapa literatur kamus bahasa arab seperti Lisanul ‘arab dan al-Bahr al-Muhith menunjukkan makna yang sama seperti diatas.
[2] Mujam Mufahras li alfasdi al-Qur’an al-Karim, CD. ROM Maktabah Syamilah
[3] Tafsir al-Manar merupakan tafsir yang sangat concern membahas puasa. hal ini dilihat dari 30 halaman khusus membahas tentang puasa
[4] Lisan al-‘Arab, CD-ROM Maktabah Syamilah
loading...

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Silahkan Tuliskan Komentar Anda disini. jika anda belum mempunyai Google Account atau Open ID, Anda bisa Menggunakan Name/Url (disarankan menggunakan opsi ini) atau Anonimous. Mohon berkomentar dengan bijak dan jangan spamSilahkan komentar