Pengetahuan, Ilmu, dan Filsafat Ilmu

Admin Thursday, December 16, 2010

Pengetahuan, Ilmu, dan Filsafat Ilmu

Tingkatan Pengetahuan
Realitas pertama
Realitas kedua
Realitas ketiga
Realitas keempat
Realitas kelima
Realitas Pertama Pengetahuan
Pengetahuan dalam realitas pertama atau the first reality yang dimaksud adalah:
objek pengetahuan yang belum tersentuh oleh subjek yang sadar, baik melalui pengeindraan, penalaran rasional, ataupun pengintuisian. Dalam filsafat, pengetahuan jenis ini secara ontologis sering disebut sesuatu atau benda-benda atau objek atau realitas yang ingin dipahami itu sendiri.

Alat-alat potensial pengetahuan yang ada dalam diri manusia yang belum bersentuhan dengan objek pengetahuan.

Realitas Kedua Pengetahuan

Pengetahuan dalam realitas kedua atau the second reality yang dimaksud adalah sesuatu atau benda-benda atau objek atau realitas yang telah masuk dalam kesadaran subjek. Pengetahuan sehari-hari orang tentang benda-benda dan hal-hal di sekitarnya, yang sering disebut pengetahuan biasa atau the ordinary knowledge, merupakan pengetahuan dalam pengertian realitas kedua.

Realitas Ketiga Pengetahuan

Pengetahuan dalam realitas ketiga atau the third reality yang dimaksud adalah pembangunan pengetahuan tentang benda-benda atau hal-hal tersebut dengan metode-metode tertentu yang tersistematisasi secara empiris dan rasional. Ilmu atau science masuk ke dalam realitas ini.

Realitas Keempat Pengetahuan

Pengetahuan dalam realitas keempat atau the forth reality yang dimaksud adalah pembangunan pengetahuan dengan cara menghubungkan satu fenomena informasi pengetahuan dengan fenomena informasi pengetahuan lainnya dan/atau mengkaitkan satu pandangan dengan pandangan-pandangan lain mengenai objek pengetahuan yang sama dengan tujuan untuk membangun pengetahuan tentangnya secara utuh dan menyeluruh.

Dunia pengetahuan seperti ini adalah dunia filsafat. Konstruksi pengetahuan yang utuh dan menyeluruh adalah bahasa pengetahuan filosofis sebagai pengganti pengertian pengetahuan dari subjek yang sadar atas objek pengetahuan tertentu yang identik atau sama dengan objek pengetahuan itu sendiri. Untuk semakin mendekati, atau jika mungkin bahkan sama dengan, objek pengetahuan itu sendiri, filosof selalu menganjurkan untuk meninjau dan meninjau secara kritis cara-cara manusia dalam mengkonstruksi pengetahuan suatu objek atau suatu realitas, termasuk cara-cara yang dipakainya sendiri.

Lanjutan …

Dalam konteks hubungan pengetahuan, ilmu, dan filsafat, filsafat selalu mencoba menyoal secara kritis cara-cara ilmuwan atau metode-metode yang dipakai dalam ilmu dalam proses mengonstruksi pengetahuan tentang suatu realitas atau suatu objek pengetahuan.

Penyoalan kritis ini juga menyangkut masalah problem-problem filosofis ilmu dengan disiplin ilmu lain, dengan filsafat itu sendiri, dan bahkan dengan agama. Filsafat ingin membawa ilmuwan melihat kembali metodenya dengan cara mendialogkan dengan metode-metode para saintis lain, mendialogkan problem-problem filosofisnya dengan disiplin ilmu lain, filsafat, dan bahkan agama.

Tujuan penyoalan secara kritis ini adalah untuk menunjukkan kemungkinan ilmu di dalam membangun pengetahuan suatu realitas justru jauh dari realitas itu sendiri atau jauh dari realitas pertama dari pengetahuan.

Dari penyoalan filsafat, ilmu diharap merespon dan berkembang dengan cara-cara baru, yang cara-cara baru ilmu ini akan terus terbuka bagi penyoalan-penyoalan akan kemungkinan-kemungkinan salah. Sekali lagi, tujuannya adalah agar hasil konstruksinya sedekat mungkin dengan, untuk tidak mengatakan seratus persen identik dengan, realitas atau objek pengetahuan itu sendiri.

Realitas Kelima Pengetahuan

Pengetahuan dalam pengertian realitas kelima yang dimaksud adalah pengetahuan yang ingin dikonstruksi lebih jauh oleh filsafat yang menyoal secara kritis juga filsafat-filsafat ilmu yang ada. Cara filsafat memahami dan mengritik ilmu dan dinamikanya juga terbuka mendapatkan kritik sedemikian rupa sehingga filsafat ilmu juga terus berkembang seiring dengan dinamika usaha-usaha manusia membangun pengetahuan. Realitas pengetahuan ini bisa disebut filsafat tentang filsafat-filsafat ilmu atau philosophy of the philosophies of sciences. Hal ini wajar karena baik ilmu maupun filsafat, sebagai usaha mengonstruksi pengetahuan secara sistematis, merupakan konstruksi sadar manusia sebagai subjek pengetahuan. Ilmu merupakan thing in the construction of scientist, benda atau realitas dalam konstruksi saintis atau ilmuwan, dan filsafat merupakan thing in the construction of philosopher, benda atau realitas dalam konstruksi filosof.
loading...

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Silahkan Tuliskan Komentar Anda disini. jika anda belum mempunyai Google Account atau Open ID, Anda bisa Menggunakan Name/Url (disarankan menggunakan opsi ini) atau Anonimous. Mohon berkomentar dengan bijak dan jangan spamSilahkan komentar