Nasihat Luqman al-Hakim kepada Anaknya

Admin Thursday, December 16, 2010


(Q.S. Luqman: 12-14)
}  وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
}  الْحِكْمَةَ  
     kata hikmah berarti menempatkan sesuatu pada tempatnya, baik secara perkataan maupun perbuatan atau menyesuaikan antara ilmu dengan amal (ilmu amaliah dan amal ilmiah).
}  Digunakan kata  آتَيْنَا, bukan أوتي karena memberikan hikmah itu adalah perkara yang penting dan baik sehingga Allah menisbahkannya kepada dzat-Nya yang Maha Tinggi

}  Maqam syukur
     Pertama, hikmah merupakan suatu kelebihan dan nikmat yang harus disyukuri.
     Kedua, hikmah ialah rasa bersyukur terhadap nikmat yang diberikan, dengan kata lain syukur merupakan bagian dari hikmah yang diberikan itu sendiri.

}  Syukur dan kufur
     kata syukur digunakan dalam bentuk fiil mudhori’ karena fiil mudhori melambangkan perbuatan yang dikerjakan tidak hanya dalam satu waktu dan bersifat kontinuitas serta harus dilakukan dengan sengaja.
     Sementara kata kufur digunakan dalam bentuk fiil madhi karena mengisyaratkan bahwa jika itu terjadi walau hanya sekali dan secara tidak sengaja, maka Allah akan berpaling dan tidak akan menghiraukannya.


}  اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
     Allah bersifat ghony yang berarti kaya dan tidak butuh kepada sesuatu.
     Allah hamid berarti bahwa Dia yang  menciptakan segala sesuatu, dan segalanya diciptakan dengan baik serta atas dasar kehendaknya tanpa paksaan. Dengan demikian maka segala perbuatan Allah terpuji dan segala yang terpuji itu perbuatan-Nya.
     kata ghony dirangkaikan dengan kata hamid untuk mengisyaratkan bahwa bukan hanya sifatnya yang terpuji tapi segala yang dimiliki-Nya.
}  وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لاِبْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
}  Kata  يَعِظُهُ di ambil dari kata وعظ  yang berarti nasehat yang menyentuh hati. Dan digunakan dalam bentuk fiil mudhari’ untuk mengisyaratkan bahwa perbuatan ini dilakukannya dari waktu ke waktu. Sementara pendapat lain memahami kata وعظ sebagai ucapan yang mengandung peringatan dan ancaman.

}  Kata  يَا بُنَيَّ yang digunakan Luqman ketika menasehati anaknya mengisyaratkan bahwa dalam menasehatinya secara lemah lembut dan penuh kasih sayang. Karena kata-kata yang baik dan lembut akan membuka hati yang tertutup dan melunakkan hati yang keras.

}  Luqman memulai nasehatnya dengan menekankan perlunya menghindari syirik (mempersekutukan Allah). Larangan ini sekaligus mengandung pengajaran tentang tauhid. Redaksi yang digunakan dalam bentuk larangan yang bertujuan untuk menekankan perlunya meninggalkan sesuatu yang buruk sebelum melaksanakan sesuatu yang baik.


}  إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ. Kata yang digunakan untuk mengambarkan syirik adalah kata ظُلْمٌ, bukan إثم, dan kata عَظِيم, bukan كبير, karena perbuatan syirik merupakan suatu kezhaliman. Bagaimana seorang menusia menganggap Penciptanya sama atau lebih rendah darinya padahal ia tau bahwa Allah itu Maha segalanya, bukankah ini merupakan suatu kezhaliman.

}  Demikian juga penggunaan kata عَظِيم, perbuatan syirik ini merupakan perkara yang menyangkut hubungan antara hamba dan Penciptanya, sehingga ini merupakan perkara yang sangat besar. Selain itu setelah penggunaan suatu bentuk larangan hendaknya disertai dengan alasan mengapa hal itu dilarang, agar si penerima nasehat mengetahui apa tujuan dari pelarangan tersebut.
}  وَوَصَّيْنَا الْأِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْناً عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
}  Ayat ini oleh sebagian ulama dianggap bukan bagian dari pengajaran Luqman kepada anaknya, melainkan wasiat Allah dalam  al-Qur’an untuk menunjukkan betapa penghormatan dan kebaktian kepada orang tua setelah pegakuan keagungan Allah swt.
}  Kata yang digunakan adalah kata وَصَّي, bukan أوصى karena menunjukkan bahwa perkara yang diwasiatkan itu sangat penting, sehingga digunakannya kata وَصَّي pada perkara yang menyangkut agama. Sementara Allah menggunakan kata أوصى untuk perkara materi.

}  Kata yang digunakan untuk mengisyaratkan kedua orang tua adalah وَالِدَيْهِ, bukan أبويه karena pada kelanjutan ayat ini terdapat حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْناً عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ yang berkaitan dengan seorang ibu (الأمّ). Dan di antara الحمل  dan الفصال adalah الولادة, sehingga kata yang Dipilih adalah وَالِدَيْهِ.


loading...

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Silahkan Tuliskan Komentar Anda disini. jika anda belum mempunyai Google Account atau Open ID, Anda bisa Menggunakan Name/Url (disarankan menggunakan opsi ini) atau Anonimous. Mohon berkomentar dengan bijak dan jangan spamSilahkan komentar