METODE-METODE BELAJAR MENGAJAR MEMBACA AL-QURAN

Admin Monday, December 13, 2010

METODE-METODE BELAJAR MENGAJAR MEMBACA AL-QURAN

A. Kelas Bawah

1.Metode al-Barqi

Metode ini disebut ANTI LUPA karena mempunyai struktur yang apabila pada saat siswa lupa dengan huruf-huruf / suku kata yang telah dipelajari, maka ia akan dengan mudah dapat mengingat kembali tanpa bantuan guru. Penyebutan Anti Lupa itu sendiri adalah dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Departemen Agama RI. Metode ini diperuntukkan bagi siapa saja mulai anak-anak hingga orang dewasa. Metode ini mempunyai keunggulan anak tidak akan lupa sehingga secara langsung dapat MEMPERMUDAH dan MEMPERCEPAT anak / siswa belajar membaca. Waktu untuk belajar membaca Al Qur’an menjadi semakin singkat. Metode ini cocok untuk orang-orang awam yang baru mulai mempelajari membaca al-Qur’an. Metode al-Barqi lebih tepat digunakan secara klasikal dan dapat masuk dalam kegiatan intrakurikuler.
image / kiblat.net
Keuntungan yang di dapat dengan menggunakan metode ini adalah :
1. Bagi guru ( guru mempunyai keahlian tambahan sehingga dapat mengajar dengan lebih baik, bisa menambah penghasilan di waktu luang dengan keahlian yang dipelajari),
2. Bagi Murid ( Murid merasa cepat belajar sehingga tidak merasa bosan dan menambah kepercayaan dirinya karena sudah bisa belajar dan mengusainya dalam waktu singkat, hanya satu level sehingga biayanya lebih murah),
3. Bagi Sekolah (sekolah menjadi lebih terkenal karena murid-muridnya mempunyai kemampuan untuk menguasai pelajaran lebih cepat dibandingkan dengan sekolah lain).

2. Metode Baghdadiyah
Metode ini disebut juga dengan metode “ Eja “, berasal dari Baghdad masa pemerintahan khalifah Bani Abbasiyah. Tidak diketahui dengan pasti siapa penyusunnya. Dan telah seabad lebih berkembang secara merata di tanah air. Secara dikdatik, materi-materinya diurutkan dari yang kongkrit ke abstrak, dari yang mudah ke yang sukar, dan dari yang umum sifatnya kepada materi yang terinci (khusus). Secara garis besar, Qoidah Baghdadiyah memerlukan 17 langkah. 30 huruf hijaiyyah selalu ditampilkan secara utuh dalam tiap langkah. Seolah-olah sejumlah tersebut menjadi tema central dengan berbagai variasi. Variasi dari tiap langkah menimbulkan rasa estetika bagi siswa (enak didengar ) karena bunyinya bersajak berirama. Indah dilihat karena penulisan huruf yang sama. Metode ini diajarkan secara klasikal maupun privat.

3.Metode Iqra’

Metode ini sangat variatif dan fleksibel. Mulai dari balita (anak-anak berusia di bawah lima tahun) hingga batuta (bapak tujuh puluh tahun). Istimewanya lagi, buku panduan metode Iqra  mudah didapat di mana-mana, bertebaran hampir di tiap daerah Indonesia. Selain itu, untuk melakukan bimbingan dan pelatihan tak perlu mendapat diploma atau pengesahan seperti yang ada pada metode lain.

Tiga model pengajaran metode ini, adalah; pertama, Cara Belajar Santri Aktif (CBSA). Guru tak lebih sebagai penyimak, bukan penuntun bacaan. Kedua, privat, yaitu guru menyimak seorang demi seorang. Ketiga, Jika tenaga guru tidak mencukupi, murid yang mahir bisa turut membantu mengajar murid-murid lainnya

B.Klas Atas

1. Metode Dirosa ( DIRASAH ORANG DEWASA )
Secara garis besar metode pengajarannya adalah Baca-Tunjuk-Simak-Ulang, yaitu pembina membacakan, peserta menunjuk tulisan, mendengarkan dengan seksama kemudian mengulangi bacaan tadi. Tehnik ini dilakukan bukan hanya bagi bacaan pembina, tetapi juga bacaan dari sesama peserta. Semakin banyak mendengar dan mengulang, semakin besar kemungkinan untuk bisa baca Al-Qur'an lebih cepat.

2.Metode Hattaiyyah
Metode ini sangat mudah diterapkan (terutama bagi yang sudah bisa baca tulis huruf latin) karena menggunakan pendekatan bahasa Indonesia. Huruf-huruf Arab yang berjumlah 28 itu dicari padanannya dalam bahasa Indonesia. Bahkan tanda baca pun diperkenalkan dengan istilah-istilah atau rumus-rumus yang berbahasa Indonesia, sehingga hanya dengan 6 kali pertemuan kali 45 menit murid sudah bisa membaca Al-Qur`an. Syaratnya adalah harus bisa baca dan tulis latin, metode ini ditempuh dalam jangka waktu 4.5 jam. dalam methode ini, kalau belum satu bulan atau 32 kali baca, belum menemukan yg meyakinkan.

3.Quantum Reading
Quantum Reading merupakan salah satu metode belajar baca al-Qur’an yang dilengkapi dengan ilmu tata cara baca al-Qur’an yang baik dan benar (ilmu Tajwid). Hal ini dipandang perlu, karena banyak yang telah bisa baca al-Qur’an namun belum sesuai dengan kaidah bacaan tajwid yang shahih.

untuk mempermudah pembelajaran, metode Quantum Readnig di fasilitasi dengan dua jalan: dengan buku panduan tajwid dan panduan belajar berbentuk VCD.

4.Metode al-Fatihah

Metode Al-Fatihah pada dasarnya disusun dalam rangka mengentaskan buta aksara terhadap kitab Al Quran yang dibidik menggunakan sistem yang cepat dan tepat. Metode ini tidak seperti metode-metode belajar membaca al-Qur’an yang lain seperti Qawa’id Bagdadiyyah, Qiraati, Iqra’ dan lain-lain yang relative memerlukan proses dan waktu yang relatif lama, metode ini memang terhitung sangat cepat yaitu belajar membaca dan menulis al-Qur’an selama 30 jam sehingga sangat cocok bagi mereka yang sibuk seperti karyawan, staf perusahaan dan lain lain. Metode ini dapat dipelajari kapanpun, dimanapun khususnya bagi mereka yang sudah mengenal huruf latin.

C.Kelas Tengah

1.Metode Insani
Metode Insani; Kunci Praktis Membaca al-Qur’an baik dan Benar. Dengan rentang waktu 12 kali pertemuan yang sudah bisa membaca Al-Qur'an, namun belum memahami ilmu tajwidnya akan dapat menguasainya. Namun Bagi yang sama sekali belum bisa membaca Al-Qur'an, dengan 14 atau 16 kali pertemuan, akan  lancar membaca Al-Qur'an lengkap dengan tajwidnya. Buku yang juga lengkap dengan panduan bertujuan untuk memudahkan orang dalam belajar Al-Qur'an sekalipun belajar sendiri.

2.Metode Taghonna

Metode taghona ini terbilang sangat cocok dan sangat menarik lagi menyenangkan bagi para anak-anak usia perkembangan. Sebagaimana yang diketahui bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Dan dengan datangnya metode ini, serasa memberikan pembelajaran membaca Al-Qur'an sesuai dengan dunia mereka karena metode taghona ini dilengkapi dengan buku yang berwarna, kaset dan CD yang umumnya sangat digemari oleh para anak-anak usia dini. Di samping itu, sungguh terrealisasi lah semboyan bermain sambil belajar.

3.Metode al-Bayan

Metode yang dia sebut al-Bayān ini memungkinkan belajar dengan cepat dapat dalam membaca al-Qur’ān. Jika metode lain membutuhkan waktu paling cepat setahun, metode al-Bayān mampu mempersingkat waktu menjadi tiga bulan saja. Dengan rentang pengajaran antara 16-18 pertemuan, siswa bisa dengan lancar baca al-Qur’ān, termasuk pemahamam ilmu tajwid yang paling pokok

4.Metode Talaqqi  

Metode talaqi yaitu dibuat dengan misi memberantas buta baca Al-Qur`an dan memasyarakatkan membaca Al-Qur`an. Metode yang mudah, cepat, tepat, dan praktis, tidak perlu menghafal huruf hijaiyyah. Sebuah metode pendidikan klasikal yang membutuhkan pembimbing dalam waktu yang  sesingkat mungkin. Metode Qiraati ditulis oleh KH. Salim Zarkasyi, lahir di Semarang, Pekojan, 28 Agustus 1928, anak ke-4 dari 12 bersaudara pasangan dari Salim Zarkasyi dan Siti Rehana, dan meninggal pada tanggal 20 Januari 2001/29 Syawwal 1421 H pada usia 73 tahun. Beliau adalah seorang guru ngaji dan seorang yang suka mengamati keadaan kelas-kelas mengaji dimanapun beliau berkunjung. Sebagaimana biasa sebagai seorang guru mengaji, beliau menggunakan kaedah yang biasa dikenali dengan Muqaddam atau Turutan atau biasa juga disebut kaedah Baghdadiyah. Hasil daripada pengalaman dan pengamatan beliau, anak-anak murid yang beliau ajar ternyata sebagian besar hanya mampu menghafal huruf bukan mengerti huruf, selain itu bacaan mereka masih banyak yang salah baik itu dalam masalah makhraj, panjang pendek, dan lainnya. Dan jika dapat membaca pun bacaannya ternyata tidak tartil seperti apa yang dikehendaki dalam bacaan Al Quran yang baik.

5.Metode Qira’ati

Metode Qiraati ditulis oleh KH. Salim Zarkasyi, lahir di Semarang, Pekojan, 28 Agustus 1928, anak ke-4 dari 12 bersaudara pasangan dari Salim Zarkasyi dan Siti Rehana, dan meninggal pada tanggal 20 Januari 2001/29 Syawwal 1421 H pada usia 73 tahun. Beliau adalah seorang guru ngaji dan seorang yang suka mengamati keadaan kelas-kelas mengaji dimanapun beliau berkunjung. Sebagaimana biasa sebagai seorang guru mengaji, beliau menggunakan kaedah yang biasa dikenali dengan Muqaddam atau Turutan atau biasa juga disebut kaedah Baghdadiyah. Hasil daripada pengalaman dan pengamatan beliau, anak-anak murid yang beliau ajar ternyata sebagian besar hanya mampu menghafal huruf bukan mengerti huruf, selain itu bacaan mereka masih banyak yang salah baik itu dalam masalah makhraj, panjang pendek, dan lainnya. Dan jika dapat membaca pun bacaannya ternyata tidak tartil seperti apa yang dikehendaki dalam bacaan Al Quran yang baik.

6.Metode Yanbu’a

Timbulnya YANBU’A adalah dari usulan dan dorongan Alumni Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an, supaya mereka selalu ada hubungan dengan pondok di samping usulan dari masyarakat luas juga dari Lembaga Pendidikan Ma'arif serta Muslimat terutama dari cabang Kudus dan Jepara.

Mestinya dari pihak pondok sudah menolak, karena menganggap cukup metode yang sudah ada, tapi karena desakan yang terus menerus dan memang dipandang perlu, terutama untuk menjalin keakraban antara Alumni dengan Pondok serta untuk menjaga dan memelihara keseragaman bacaan maka dengan tawakkal dan memohon pertolongan kepada Allah tersusun kitab YANBU'A yang meliputi Thoriqoh Baca-Tulis dan Menghafal Al Qur'an.
loading...

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Silahkan Tuliskan Komentar Anda disini. jika anda belum mempunyai Google Account atau Open ID, Anda bisa Menggunakan Name/Url (disarankan menggunakan opsi ini) atau Anonimous. Mohon berkomentar dengan bijak dan jangan spamSilahkan komentar