A. Definisi Tafsir
Dalam ranah etimolog, kata at-tafsir berasal dari kata yang tersusun dari huruf fa, sa, ra berikut wazan faala yang kemudian dimutaaddi-kan. Kata fasr (mashdar) ini mempunyai arti al-idhar al-bayan, al-kasyf, al-idhah, asy-syarh. Obyek kata tersebut mencakup berbagai hal secara rill dapat ditangkap oleh panca indera maupun hanya sekedar makna . Secara mendasar, deskripsi diatas menunjukkan makna asal kata tafsir.
Sebagian pemerhati ilmu bahasa, sebagaimana az-Zarkasyi, mengungkapkan bahwa rumpun kata tafsir berupa susunan huruf fa, sa, dan ra, bisa saja berhubungan erat dengan kata ¬as-safar yang bermakna “bersinar terang”. Dapat juga kata at-tafsirah yang digunakan sebagai deskripsi atas sebuah alat kedokteran dengan fungsi untuk mengetahui penyakit. Lebih jauh lagi, Adz-Dzahabi menukil dari Lisanul Arab, kata fasru berarti menyingkap sesuatu yang tertutup dan tafsir mempunyai arti “menyingkap arti yang dimaksud/dituju, dari kata yang musykil. Untuk yang terakhir ini kemungkinan telah masuk kedalam isti’mal al-lughah dimana makna tafsir dikerucutkan dalam wilayah menyingkap kata.
Definisi tafsir secara istilah dapat kita temui dalam jumlah yang cukup banyak serta beragam. Masing-masing dari definisi yang ditawarkan mempunyai corak tersendiri yang berakibat pada titik tekan yang berbeda pula.
ِAbu Hayyan sebagaimana yang disebutkan oleh Imam az-Zahabi dalam at-Tafsir wal Mufasirun, berpendapat bahwasanya tafsir menurut istilah adalah:
علم يبحث عن كيفية النطق بالفاظ القران و مدلولاتها و احكامها الافرادية و التركيبية و معانيها التي تحمل عليها حالة التركيب و تتمات لذالك.
“Ilmu yang membahas tentang tatacara mengucapkan lafaz-lafaz al-Quran, berbagai petunjuk, dan hukum-hukumnya baik dalam segi mufrad maupun tersususn, makna-makna yang dikandung saat tersusun serta berbagai penyempurnaan.”
Menurut Kholid bin Usman as-Sabt:
علم يبحث فيه عن الاحوال القران العزيز من حيث دلالته علي المراد الله تعالي بقدر الطاقة البشرية.
“Ilmu yang membahas tentang hal ihwal al-Quran al-‘Aziz dari segi penunjukannya terhadap apa yang dikehendaki oleh Allah SWT. sesuai dengan kemampuan manusia.”
B. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Tafsir
a. Tafsir Pada Masa Nabi dan Sahabat
Al-Quran al-Karim diturunkan selama kurang lebih 23 tahun dengan bahasa Arab. Nabi sebagai penerima sekaligus menjelaskan wahyu, memberikan penjelasan-penjelasan terkait dengan persoalan-persoalan yang ditanyakan para sahabat. Semua sahabat (secara umum orang arab) dengan mudah memahami al-Quran (walau tidak secara mendetail) karena al-Quran diturunkan dengan bahasa mereka. Namun dengan berbagai perbedaan dari segi intelektualitas maupun integritas mereka, pemahaman terhadap al-Quran-pun berbeda antara satu dengan yang lain.
Pada masa ini, para sahabat dalam memahami al-Quran berpegang pada al-Quran al-Karim serta sunnah Rasulullah SAW. Dan apabila terdapat sebuah permasalahan dimana tidak mereka temui dalam al-Quran maupun as-Sunnah, maka mereka menggunakan ijtihad dengan mengerahkan segenap kemampuan nalar sebagaimana pernah terjadi sebelumnya dalam kasus Muaz bin Jabal ketika diutus Nabi ke Yaman. Diantara para Sahabat yang terkenal banyak menafsirkan al-Quran adalah empat Khalifah, Ibnu Masud, Ibnu Abbas, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, Abu Musa al-‘Asyari, Abdullah bin Zubair, Anas bin Malik, Abdullah bin Umar, Jabir bin Abdullah, Abdullah bin Amr bin ‘Ash, dan ‘Aisyah.
b. Tafsir Pada Masa Tabiin
loading...
Silahkan Tuliskan Komentar Anda disini. jika anda belum mempunyai Google Account atau Open ID, Anda bisa Menggunakan Name/Url (disarankan menggunakan opsi ini) atau Anonimous. Mohon berkomentar dengan bijak dan jangan spamSilahkan komentar