AL-ISHABAH FI TAMYIZ AL-SHAHABAH

Admin Thursday, December 16, 2010
Studi Kitab Rijal al-Hadis
Karya Ibnu Hajar al-’Asqalani


Biografi Ibnu Hajar al-Asqalani
Ibnu Hajar al-Asqalani memiliki nama lengkap Syihab al-Din Abu al-Fadl Ahmad ibn Ali ibn Muhammad ibn Muhammad ibn ali ibn Mahmud ibn Ahmad al-Asqalani al-Mishri al-Qahiri, yang lebih populer dengan nama Ibnu Hajar. Beliau merupakan seorang Qadhi (Hakim), seorang rawi dan memiliki gelar al-Hafiz dalam hadis. Beliau juga seorang Sejarawan sekaligus juga ulama dari golongan Syafi’i. Ibnu Hajar lahir di Mesir pada tanggal 12 Sya’ban tahun 773 Hijriyah bertepatan dengan tanggal 18 Februari tahun 1372 Masehi. Beliau wafat pada akhir bulan Dzulhijjah tahun 852 Hijriyah bertepatan dengan bulan Februari tahun 1449 Masehi Ibnu Hajar al-Asqalani, Bulugh al-Maram Min Adillati al-Ahkam (Jakarta: Dar al-Kutub al-Islamiyah, 2002), hal.7.

Udah tu ape aok??????.....
Ayahnya meninggal ketika ia masih kecil. Kemudian menganjak dewasa, ia diasuh oleh Zaki al-Din al-Khurubi, salah seorang pedagang terkemuka. Beliau mampu menghafal al-Qur’an dengan sempurna ketika baru berumur 9 tahun, setelah kepulangannya menunaikan ibadah haji bersama al-Khurubi pada tahun 786 H, beliau menghafal kitab ‘Umdah al-Ahkam karya al-Muqaddisi, Mukhtashar Ibnu al-Hajib dalam masalah ushul, Milhah al-I’rab karya al-Harawi, Alfiyah al-Iraqi, Alfiyah Ibnu Malik dan al-Tanbih dalam masalah furu’iyah mazhab syafi’i karya asy-Syirazi
Guru-gurunya, diantarnya:
• Dalam bidang hadis dan fiqih beliau belajar kepada al-Bulqini, Ibnu al-Mulqan dan al-‘Izz bin Jama’ah.
• Dalam bidang qira’at beliau belajar kepada al-Tanukhi.
• Dalam bidang lughah dan shorf beliau belajar kepada Muhibb al-Din ibn Hisyam dan al-Fairuzabadi
Murid-muridnya, diantaranya:

Syaikh Islam Zakaria ibn Muhammad al-Anshari,
Syams al-Din Muhammad ‘Abd al-Rahman al-Sakhawi



Kitab al-ishabah fi tamyiz al-shahabah
latar belakang dari penyusunan kitab al-Ishabah fi Tamyiz al-Shahabah adalah penyempurnaan, penambahan dan perbaikan terhadap kitab-kitab yang telah disusun oleh para ulama sebelumnya yang menghimpun data-data para sahabat di dalam kitab masing-masing

Secara khusus, kitab al-Ishabah fi Tamyiz al-Shahabah merupakan kitab yang memuat 12.267 biografi rawi dari kalangan sahabat dan merupakan hasil penyempurnaan beberapa kitab tarikh sahabat sebelumnya
Di dalam kitab al-Ba’its al-Hasis Ibnu Kasir, disebutkan bahwa jumlah seluruh biografi rawi dari kalangan sahabat adalah 12.279 dengan beberapa pengulangan, yang disebabkan karena perbedaan nama sahabat atau kepopulerannya dengan menggunakan kunyah dan laqabnya, serta karena ada pencantuman para penyusun kitab sebelumnya terhadap rawi yang bukan termasuk golongan sahabat

Pembahasan kitab (4 bagian/bab):
Status rawi yang dikenal sebagai sahabat, melalui riwayat, pernyataan/ pengakuan dari dirinya sendiri atau ada riwayat dari orang lain yang mengatakan bahwa ia benar-benar sahabat
Status rawi yang dikenal sebagai sahabat dari kalangan anak-anak yang hidup pada masa Nabi, belum tamyiz (di bawah umur)
Rawi yang mendapati 2 masa, yaitu masa jahiliyah dan masa islam dan tidak pernah bertemu dan melihat Nabi. Sebenarnya mereka tidak termasuk ke dalam golongan sahabat, tetapi karena kedekatan tingkatan mereka kepada sahabat dan mereka pun bukan termasuk keluarga sahabat
Para rawi yang telah disebutkan sebelumnya dalam biografi kitab rawi, akan tetapi terdapat keraguan atau kekeliruan, maka Ibnu Hajar menjelaskannya
Sub bab:
Definisi sahabat
Ibnu Hajar mendefinisikan sahabat sebagai orang yang pernah bertemu dengan Nabi saw, beriman kepadanya dan meninggal dalam keadaan islam. Termasuk ke dalam kategori sahabat juga orang yang pernah bertemu dengan Nabi, orang yang lama bermujalasah atau sebentar saja bersama beliau, orang yang meriwayatkan hadis dari Nabi atau tidak, orang yang turut ikut berperang bersama Nabi atau tidak, orang yang pernah melihat Nabi walaupun tidak pernah mujalasah bersama beliau, dan termasuk juga orang yang tidak dapat melihat Nabi dikarenakan ada sebab-sebab tertentu, misalnya karena buta

Cara mengetahui status kesahabatan seseorang
1. Khabar Mutawatir, seperti Abu Bakar, Ubar, Usman, Ali dan sahabat-sahabat lain yang mendapat jaminan surge secara tegas
2. Khabar Masyhur atau Mustafidh, yang berada di bawah status mutawatir, seperti ‘Akasyah ibn Muhshan dan Dhammam ibn Tsa’labah
3. Salah seorang sahabat memberikan khabar bahwa seseorang berstatus sahabat. Misalnya Hamamah ibn Abu Hamamah al-Dausi yang meninggal di Ashbahan karena sakit perut, lalu Abu Musa al-Asy’ari memberikan kesaksian bahwa ia mendengar dari Nabi
4. Seseorang mengkhabarkan dirinya sebagai sahabat setelah diakui keadilan dan kesezamanannya dengan Nabi
5. Seorang tabi’i mengkhabarkan bahwa seseorang berstatus sebagai sahabat. Ini didasarkan pada diterimanya “tazkiyah” dari satu orang. Dan inilah yang kuat. Sebenarnya bisa saja memadukan yang ketiga dengan yang kelima, yaitu berdasarkan khabar dari orang yang bisa diterima kesaksiannya. Kesahabatan merupakan status yang tidak bisa dimiliki seseorang kecuali ada dalil atau saksi yang memenuhi syarat-syarat kesaksian. Bila ada saksi yang bisa memenuhi syarat,maka barulah seseorang bisa mendpatkan status sahabat

Penjelasan tentang keadilan sahabat
Golongan Ahl al-Sunnah telah bersepakat bahwa keseluruhan sahabat adalah bersifat adil, diantara dalilnya (Q.S. al-Fath:29).

Contoh penilaian rawi (sahabat Unais bin Junadah)
Di dalam kitab Usd al-Ghabah karya Ibnu al-Atsir, juz 1 halaman 302, nomor 267


Di dalam kitab Tajrid Asma al-Shahabah karya al-Zahabi, juz 1 halaman 32, nomor 281


Di dalam kitab al-Ishabah fi tamyiz al-Shahabah karya Ibnu Hajar al-‘Asqalani, juz 1 halaman 75, nomor 289
. (أنيس) بن جنادة بن سفيان بن عبيدة بن حرام بن غفار الغفارى أخو أبو ذرّ...و كانوا اكبر منه روى مسلم و البغوي من طريق سليمان بن المغيرة عن حميد بن هلال عن عبد الله بن الصامت قال قال أبو ذرّ قال لي أخي أنيس قد بدت لي حاجة الى مكّة فهل أنت كافي حتى أرجع إليك قلت نعم فخرج أنيس إلى مكّة قال فراث علي ثم جاء فقال اني لقيت رجلا بمكة على دينك يزعم ان الله قد ارسله يسمونه لصابي قلت ما يقول الناس قال يزعمون انه كاذب و انه ساحر و انه شاعر و قد سمعت قوله فوالله ما هو بقولهم و قد سمعت قولهم و والله اني لأراه صادقا فذكر الحديث بطوله و فيه فقال أنيس ما بي رغبة عن دينك فإني قد اسلمت فصدقت و في المستدرك من طريق عروة بن رويم حدثني غامر بن لدبن الأشعري سمعت ابا ليلى الأشعري حدثني ابو ذرّ فذكر قصة إسلامه بطولها و في أخرها فجرجت حتى أتيت أمّي و أخي فاعلمتهما الخبر فقالا ما لنا رغبة عن الذي دخلت فيه فأسلما ثم خرجنا حتى أتين المدينة
kesimpulan
Keterangan yang diberikan Ibnu al-Atsir tentang Unais bin Junadah, bahwa ia adalah saudara Abu Dzarr dan disebutkan pula perbedaan tentang nasab keturunannya. Namun tidak disebutkan biografi yang lebih detail tentang sahabat tersebut, ditambah dengan sedikit sejarah tentang keislamannya. Ibnu al-Atsir mengambil keterangan tersebut dari Abd al-Barr, Ibnu Mandah dan Abu Nu’aim.


Keterangan yang diberikan al-Zahabi juga hampir sama dengan keterangan yang diberikan Ibnu al-Atsir


Ibnu Hajar memberikan keterangan yang lebih banyak dari yang di atas, diantaranya mengenai aspek nama (silsilah), periwayatannya dan kisah tentang keislamannya. Namun, disini Ibnu Hajar tidak menyebutkan rujukan kitab yang ia tulis dalam kitabnya tersebut. Inilah slah satu kelemahan kitab al-Ishabah fi Tamyiz al-Shahabah. Tetapi, kita juga bisa mendapati rujukan Ibnu hajar mengenai nama sahabat yang ia nukil dari kitab Tajrid Asma al-Shahabah al-Zahabi. Penjelasan tersebut merupakan tambahan darinya dengan symbol (ز).
loading...

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Silahkan Tuliskan Komentar Anda disini. jika anda belum mempunyai Google Account atau Open ID, Anda bisa Menggunakan Name/Url (disarankan menggunakan opsi ini) atau Anonimous. Mohon berkomentar dengan bijak dan jangan spamSilahkan komentar