Makalah Hadits Sebagai Sumber Ajaran Agama Islam

Admin Tuesday, September 18, 2018
A.      Latar Belakang Masalah
Al-Qur�an adalah manhaj (tuntunan hidup) bagi setiap muslim yang mengaku beriman kepada Allah SWT. bukan keraguan lagi bahwa Al-Qur�an sebuah manhaj �amali (pedoman praktis), yang didalamnnya terdapat taujih(pengarahan), bagaimana manusia harus berhubungan dengan Rabb-nya, berhubungan dengan bumi dan seisinya, berhubungan dengan dirinya sendiri, berhubungan dengan keluarga, tetangga dan lingkungannya, hingga berhubungan dengan non Muslim.[1]
Abu Hurairah r.a. berkata:
Sesungguhnya, jika didalam rumah dibaca Qur�an, maka akan lapang penghuni rumah tersebut. Banyak kebajikan di dalam rumah itu, dan akan datang para Malaikat ke rumah itu dan akan keluar setan dari rumah itu. Sebaliknya, rumah yang penghuninya tidak membaca Qur�an, maka rumah itu akan mendatangkan kesempitan bagi penghuninya. Di samping itu, kebajikan akan berkurang, para malaikat akan keluar, dan setan akan masuk ke dalam rumah itu.�[2]

Selain Al-Qur�an, hadits juga memiliki kedudukan yang sangat penting dalam Islam. Keduanya merupakan sumber hukum dan ajaran dalam Islam, antara satu dengan yang lainya tidak dapat dipisahkan. Keduanya merupakan satu kesatuan. Al-Qur�an sebagai sumber pertama dan utama yang banyak memuat ajaran-ajaran yang bersifat umum dan global. Sedangkan hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur�an, fungsi hadits itu pada dasarnya memberikan suatu penjelasan dan keterangan serta perincian terhadap hal-hal yang di dalam Al-Qur�an belum jelas.[3]Oleh karena itu kehadiran hadits, sebagai sumber ajaran kedua dibutuhkan oleh umat Muslim. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:
IMuZEi?t7?9$$I/ ??/??9$#ur 3 !$uZ?9t?Rr&ur y7??s9I) t??2Ie%!$# tIit7FI9 ?$Z=I9 $tB tA?h?R ?N?k??s9I) ?N?g=ys9ur ?cr??3x?tGt? C??E
Artinya:              Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan kami turunkan kepadamu Al-Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang Telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan,� (QS. An-Nahl : 44)

Allah SWT. menurunkan Al-Qur�an bagi umat manusia, agar Al-Qur�an ini dapat dipahami oleh manusia, maka Rasul SAW. diperintahkan untuk menjelaskan kandungan dan cara-cara melaksanakan ajarannya kepada mereka melalui hadits-haditsnya.

B.       Rumusan Masalah
1.    Apa dalil kehujjahan hadits?
2.    Bagaimana fungsi hadits terhadap Al-Qur'an?

C.      Tujuan Penulisan
1.    Untuk mengetahui dalil- dalil kehujjahan hadits.
2.    Untuk mengetahui fungsi hadits terhadap Al-Qur'an.




BAB II
PEMBAHASAN

A.      Dalil-dalil Kehujjahan Hadits
Hadits adalah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW., baik ucapan, perbuatan maupun ketetapan yang berhubungan erat dengan hukum-hukum atau ketetapan-ketetapan Allah yang disyari�atankan kepada manusia.[4]
Abdul Qadir Ahmad, menyatakan bahwa:
�Yang dimaksud dengan hadits adalah:
1.    Semua yang bersumber dari Rasulullah shallallahu �alaihi wasallam baik berupa perkataan, perbuatan, atau pengakuan beliau terhadap pekerjaan atau perkataan orang lain.
2.    Semua yang bersumber dari sahabat yang langsung menemani Rasul, melihat pekerjaan-pekerjaannya, dan mendengar perkataan-perkataannya.
3.    Semua yang bersumber dari tabi�in, yang bergaul langsung dengan para sahabat dan mendengar sesuatu dari mereka.�[5]

Hasbi Ash-Shiddieqy menyebutkan bahwa hadits Nabi SAW. merupakan penafsiran Al-Qur�an dalam praktek atau penerapan ajaran Islam secara faktual dan ideal. Demikian ini mengingat bahwa pribadi Rasulullah merupakan perwujudan dari Al-Qur�an yang ditafsirkan untuk manusia, serta ajaran Islam yang dijabarkan dalam kehidupan sehari-hari.[6]
Rasulullah SAW adalah orang yang setiap perkataan dan perbuatannya menjadi pedoman bagi manusia. Karena itu beliau senantiasa mendapat petunjuk Allah SWT. Dengan demikian pada hakekatnya Sunnah Rasul adalah petunjuk yang juga berasal dari Allah. Kalau Al Qur�an merupakan petunjuk yang berupa kalimat-kalimat jadi, yang isi maupun redaksinya langsung diwahyukan Allah, maka Sunnah Rasul adalah petunjuk dari Allah yang diilhamkan kepada beliau, kemudian beliau menyampaikannya kepada ummat dengan cara beliau sendiri. Karena itulah maka sewajarnyalah jika hadits ditetapkan sebagai salah satu sumber ajaran Islam setelah Al-Qur'an. Hal itu diperkuat pula oleh firman Allah dalam Al-Qur'an, di antaranya yakni sebagai berikut:
1.    Surat al-Anfal
$pk??r't? ??I%!$# (#?q?ZtB#u? (#q??IUr& !$# ?&s!q??u?ur ?wur (#?q9uqs? mYt? ?OFRr&ur tbq?yJ??n@ CEEE
Artinya:   " Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari pada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya),(QS. al-Anfal: 20

2.    Surat Muhammad
* $pk??r't? tI%!$# (#?q?ZtB#u? (#q??IUr& !$# (#q??IUr&ur tAq???9$# ?wur (#?q=IU?7? ?/?3n=uH?r& C??E
Artinya:   " Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu." (QS. Muhammad: 33)

3.    Surat an-Nisa: 59
$pk??r't? tI%!$# (#?q?YtB#u? (#q??IUr& !$# (#q??IUr&ur tAq???9$# ??<'r&ur ???DF{$# ?O?3ZIB ( bI*s L??t?uZs? ?I &???x nr????s ?n<I) !$# EAq???9$#ur bI) L?Y?. tbq?ZIBs? !$$I/ IQ?qu??9$#ur ???zFy$# 4 y7I9?s? ???yz ?`|?mr&ur x??r's? CI?E
Artinya:   " Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. an-Nissa': 59)

4.    Ali �Imran
?@% (#q??IUr& !$# ?^q???9$#ur ( bI*s (#?q9uqs? bI*s !$# ?w ?=It?? t??I?s3?9$# C?EE
Artinya:   " Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir". (QS. Ali-Imran: 32)
5.    Surat al- Mujadalah
L??)x?r&u? br& (#q?BId?s)? tt/ ?y?t? ?O?31uq?gwU ;Ms%y?| 4 ??I*s ?Os9 (#q=y??s? z>$s?ur ?!$# ?N?3??n=t? (#q?J?I%r's no4qn=?9$# (#q?#u?ur no4qx.?9$# (#q??IUr&ur !$# ?&s!q??u?ur 4 ?!$#ur 7??I7yz $yJI/ tbq=yJs? CE?E
Artinya:   " Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) Karena kamu memberikan sedekah sebelum mengadakan pembicaraan dengan Rasul? Maka jika kamu tiada memperbuatnya dan Allah Telah memberi Taubat kepadamu Maka Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Mujadalah: 13)

6.    Surat an-Nur: 54
?@% (#q??IUr& !$# (#q??IUr&ur tAq???9$# ( cI*s (#?q9uqs? $yJRI*s Im??n=t? $tB ?@IiH?q N6??n=t?ur $B ?OF=IiH?q ( bI)ur nq??IU? (#r??tGgs? 4 $tBur ?n?t? EAq???9$# ?wI) n=t7?9$# ??I7?J?9$# CI?E
Artinya:   " Katakanlah: "Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling Maka Sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang". (QS. An-Nuur: 54)

7.    Surat al-Maidah
(#q??IUr&ur !$# (#q??IUr&ur tAq???9$# (#r?x?n$#ur 4 bI*s ?NG??9uqs? (#?q?Jn=?$$s $yJRr& 4?n?t? $uZI9q??u? n=t7?9$# ?I7?J?9$# C?EE
Artinya:   " Dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul-(Nya) dan berhati-hatilah. jika kamu berpaling, Maka Ketahuilah bahwa Sesungguhnya kewajiban Rasul kami, hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. (QS. Al-Maidah: 92)




Rasulullah sendiri juga menyampaikan �Aku tinggalkan dua pusaka untukmu sekalian, dan kalian tidak akan tersesat selama-lamanya, selama kalian berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.� (HR. Malik)[7]Hadits tersebut jelas menyatakan bahwa hadits merupakan pegangan hidup setelah Al-Qur�an dalam menyelesaikan permasalahan dan segalah hal yang berkaitan dengan kehidupan khususnya dalam menentukan hukum.

B.       Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur'an
Al-Qur�an dan hadits sebagai pedoman hidup, sumber hukum dan ajaran dalam Islam, antara satu dengan yang lainya tidak dapat dipisahkan. Keduanya merupakan satu kesatuan. Al-qur�an sebagai sumber pertama dan utama banyak memuat ajaran-ajaran yang bersifat umum dan global. Oleh karena itu kehadiran hadits, sebagai sumber ajaran kedua tampil untuk menjelaskan keumuman isi al-Qur�an tersebut. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:
IMuZEi?t7?9$$I/ ??/??9$#ur 3 !$uZ?9t?Rr&ur y7??s9I) t??2Ie%!$# tIit7FI9 ?$Z=I9 $tB tA?h?R ?N?k??s9I) ?N?g=ys9ur ?cr??3x?tGt?C??E
Artinya:    " Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang Telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan,� (QS. An-Nahl : 44)

Allah SWT menurunkan al-Qur�an bagi umat manusia, agar al-Qur�an ini dapat dipahami oleh manusia, maka Rasul SAW diperintahkan untuk menjelaskan kandungan dan cara-cara melaksanakan ajarannya kepada mereka melalui hadits-haditsnya.
Oleh karena itu, fungsi hadits Rasulullah SAW sebagai penjelas al-Qur�an itu bermacam-macam. Imam Malik bin Annas menyebutkan lima fungsi, yaitu bayan al-taqrir, bayan al-tafsir, bayan al-tafshil, bayan al-ba�ts, bayan al-tasyri�. Imam Stafi�i menyebutkan lima fungsi, yaitu bayan al-tafshil, bayan al-takhsish, nayan al-ta�yin, bayan al-tasyri�, dan bayan al-isyarah. Imam Ahmad bin Hanbal menyebutkan empat fungsi yaitu bayan al-ta�kid, bayan al-tafsir, bayan al-tasyri�, dan bayan al-takhsish.[8] Agar masalah ini lebih jelas, maka dibawah ini akan diuraikan satu persatu.
1.    Bayan At- Taqrir
Bayan taqrir bisa juga disebut bayan ta�kid dan bayan al-isbat jadi yang dimaksud dengan bayan taqrir  yaitu As-Sunnah berfungsi untuk memperkokoh dan memperkuat pernyataan Al-Qur�an. Seperti hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Ibnu Umar,  yang berbunyi:
���� ������� ����������������� ������� (���� ����)
Artinya:   Apabila kamu melihat bulan maka berpuasalah dan apabila kamu melihat bulan maka berbukalah (H.R Muslim)

Hadits ini memperkokoh ayat al-Qur�an dibawah ini :
������������ ��������� �������� ������ ������
Artinya:   Maka barang siapa mempersaksikan di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu� (QS. Al-Baqarah : 185)

2.    Bayan At-Tafsir
Yang disebut dengan bayan al-tafsir adalah bahwa kehadiran hadits berfungsi untuk memberikan rincian dan tafsiran terhadap ayat-ayat al-Qur�an yang masih bersifat global (mujmal), memberikan persyaratan / batasan (taqyid) ayat-ayat al-Qur�an yang bersifat mutlak, dan mengkhususkan (taksish) terhadap ayat-ayat al-Qur�an yang masih bersifat umum. Diantara contoh tentang ayat-ayat al-Qur�an yang masih mujmaladalah perinyah mengerjakan shalat, puasa, zakat, disyariatkannya jual beli, nikah, qhisash, hudud dan sebagainya. Ayat-ayat al-Qur�an tentang masalah ini masih bersifat mujmal, baik mengenai cara mengerjakan, sebab-sebabnya, syarat-syarat, atau halangan-halangannya. Oleh karena itu, Rasulullah SAW, melalui haditsnya menafsirkan dan menjelaskan masalah-masalah tersebut. Sebagai contoh dibawah ini akan dikemukakan hadits yang berfungsi sebagai bayan al-tafsir:
��� ��� �������� ���� (���� ������� �����)
Artinya:   Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihatku shalat� (H.R Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menjelaskan bagaimana mendirikan shalat. Sebab dalam al-Qur�an tidak menjelaskan secara rinci. Salah satunya terdapat dalam ayat yang Artinya:Dan kerjakanlah shalat, tunaikan zakat, dan ruku�lah beserta orang-orang yang ruku�. (Q.S Al-Baqarah : 43)
3.    Bayan At-Tasyri�
Dimaksud dengan bayan at-tasyri� adalah mewujudkan sesuatu hukum atau ajaran-ajaran yang tidak didapati dalam al-Qur�an. Bayan ini jugaa disebut dengan bayan zaid �ala Al-Kitab Al-Karim. Hadits merupakan sebagai ketentuan hukum dalam berbagai persoalan yang tidak ada dalam Al-Qur�an.
Hadits bayan at-tasyri� ini merupakan hadits yang diamalkan sebagaimana dengan hadits-hadits lainnya. Ibnu Al-Qayyim pernah berkata bahwa hadits-hadits Rasulullah Saw itu yang berupa tambahan setelah al-Qur�an merupakan ketentuan hukum yang patut ditaati dan tidak boleh kitaa tolak sebagai umat Islam.
Suatu contoh dari hadits dalam kelompok ini adalah tentang hadits zakat fitrah yang berbunyi:
�� ���� ���� ��� ���� ���� ���� ��� ���� ������� ���� � ��� ���� � ���� �� ��������� �� ������� �� ������� ��� �� ���� �� �������� (���� ����)
Artinya:   Rasulullah Saw telah mewajibkan zakat fitrah kepada umat Islam pada bulam Ramadhan satu sukat (sha�) kurma atau gandum untuk setiap orang, baik merdeka atau hamba, laki-laki atau perempuan.� (HR. Muslim)

Hadits yang termasuk bayan Tasyri� ini wajib diamalkan sebagaimana dengan hadits-hadits yang lainnya.


4.    Bayan  An-Nasakh
Kata An-Nasakh dari segi bahasa adalah al-itbal (membatalkan), Al-ijalah (menghilangkan), atau at-tahwil (memindahkan). Menurut ulama mutaqoddimin mengartikan bayan an-nasakh ini adalah dalil syara� yang dapat menghapuskan ketentuan yang telah ada, karena datangnya kemudian. Imam Hanafi membatasi fungsi bayan ini hanya terhadap hadits-hadits muawatir dan masyhur saja. Sedangkan terhadap hadits ahad ia menolaknya.
Salah satu contoh hadits yang biasa diajukan oleh para ulama adalah hadits;
�� ���� �����
Artinya: �Tidak ada wasiat bagi ahli waris�.
Hadits ini menurut mereka me-nasakh isi Al-Qur�an surat Al-Baqarah ayat 180 yang berbunyi (artinya):
�Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma'ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.�(QS:Al-Baqarah:180)



BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Hadits merupakan salah satu sumber ajaran Islam menempati kedudukan setelah Al-Qur�an, kehujjahan hadits sebagai sumber hukum dalam Islam didukung oleh beberapa dalil, yaitu dalil dari Al-Qur�an, hadits dan ketetapan para ulama� (ijma� ulama). Keduanya merupakan sumber hukum dan ajaran dalam Islam, antara satu dengan yang lainya tidak dapat dipisahkan. Al-Qur�an sebagai sumber pertama dan utama yang banyak memuat ajaran-ajaran yang bersifat umum dan global. Karenanya fungsi hadits itu pada dasarnya memberikan suatu penjelasan dan keterangan serta perincian terhadap hal-hal yang di dalam Al-Qur�an belum jelas.

B.       Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami berikan terkait hadits sebagai sumber ajaran Islam. Mungkin dalam hal penulisan maupun isi terdapat kesalahan, karena itu kami mengharapkan sekali saran-saran yang bersifat membangun dari pembaca.


loading...

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Silahkan Tuliskan Komentar Anda disini. jika anda belum mempunyai Google Account atau Open ID, Anda bisa Menggunakan Name/Url (disarankan menggunakan opsi ini) atau Anonimous. Mohon berkomentar dengan bijak dan jangan spamSilahkan komentar