n Studi Analisis Metodologis
n Latar Belakang
n Al-Qur’an, sbg firman Allah, diturunkan sbg petunjuk unt. umat manusia kapanpun dan dimanapun.
n Unt. menguak petunjuk al-Qur’an diperlukan metode pemahaman atasnya.
n Al-Ja>biri>, pemikir/filosof asal Maroko, menawarkan metode baru dalam memahami al-Qur’an dengan mengusung prinsip al-fas}l dan al-was}l
n Maksud dan Tujuan
n Penelitian ini dimaksudkan unt. mengetahui landasan pemikiran tafsir al-Ja>biri> dan konstruk metode penafsiran yang ditawarkan
n Dgn melihat beberapa contoh aplikasi penafsirannya, penilitian ini juga dimaksudkan unt melihat sejauh mana al-Ja>biri> berhasil mengaplikasikan metode yang ditawarkan sekaligus menemukan kontribusi yg terberikan darinya dlm perkembangan studi al-Qur’an.
n Al-Qur’an dalam Perspektif al-Ja>biri>
# Redefinisi al-Qur’an
# Redefinisi al-Qur’an
Pendefinisian al-Qur’an baik scr etimology maupun terminology, kebanyakan mengusung tujuan-tujuan ideologis, ada kedok madzhab dan terselubung fanatisme kelompok.
Al-Qur’an, pd dasarnya, telah memberikan definisi scr holistik mengenai dirinya sendiri [Qs. Al-Syu’ara>’: 192-196]:
وَإِنَّهُ لَتَنْزِيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ (192) نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ (193) عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ (194) بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ (195) وَإِنَّهُ لَفِي زُبُرِ الْأَوَّلِينَ (196)
n Al-Qur’an dalam Perspektif al-Ja>biri>
# Sejarah al-Qur’an
# Sejarah al-Qur’an
n Sejarah pra al-Qur’an
• Tabsyi>r (deklarasi nabi baru). Tabsyir bukan saja pemberitaan akan datangnya seorang ummi> yg disebut Ah}mad atau Muh}ammad, bahkan menyangkut adanya kekuatan agama tauhid yg mengancam eksistensi teori trinitas yg dipelopori kelompok gereja di bwh naungan imperium Bizantine
• Wahyu => lbh terfokus pd kasus al-nabi> al-ummi>. Istilah ummi> / ummiyyah tdk digunakan oleh bgs Arab pra Islam, ia hanya diarabkan, teradopsi dr asli Yahudi yg mengistilahkan kpd kelompok lain yg tdk memiliki ktb suci.
Dgn demikian, mu’jizat Rasulullah saw. bkn krn membawa al-Qur’an sbg seorang yg ummi> (buta huruf), melainkan diturunkannya al-Qur’an kpd seorang ummi> dari bangsa ummiyyah yg tdk pernah sblmnya mengenal kitab suci
n Al-Qur’an dalam Perspektif al-Ja>biri>
# Sejarah al-Qur’an
# Sejarah al-Qur’an
n Sejarah Pembentukan al-Qur’an
• Al-Qur’a>n; sbg bacaan yg dilantunkan dan mukjizat
• Al-Z|ikr; sbg qis}s}ah
• Al-Kita>b; sbg manifestasi dari akidah, syari’at dan akhlak
n Diskursus Pembacaan Teks
Ø Setidaknya ada 3 model pembacaan yg perlu dikritisi unt. kemudian menawarkan model pembacaan baru yg lebih produktif dan mampu melengkapi kekurangan dari masing2 3 model pembacaan yang telah ada.
Ø 3 model pemacaan tersebut: tradisional, orientalisme dan Marxis
n Pembacaan tradisional telah terjerembab dalam romantisme dan regresivitas;
n Pembacaan orientalisme sarat muatan kolonialisme, imperialisme, missionarisme, dan subjektivitas;
n Pembacaan Marxis kurang memadai dan minim produktivitas karena hanya berkutat pada analisis pertentangan kelas dan objek yang bersifat materiil.
n Tawaran al-Ja>biri>
Pembacaan yang obyektif dan rasional
1. Obyektifitas; dilakukan melalui prinsip al-fas}l [فصل القارئ عن المقروء]dg 3 langkah metodis turunan:
- Pendekatan struktural
- Analisis historis
- Kritik ideologis
2. Rasionalitas; dilakukan melalui prinsip al-was}l [وصل القارئ بالمقرؤ]
n Pembacaan al-Qur’an yg Obyektif dan Rasional
n Latar Belakang
Pd era 70’an terjadi transformasi ideologis yg massif, sbg pengganti Marxisme muncul ideologi agamis yg menjadikan Islam sbg basis. Pemfungsian agama Islam sbg basis ideologis akan memunculkan 2 akses buruk:
1. Sikap mudah mengkafirkan
2. Munculnya interpretasi teks-teks keagamaan scr sembrono; org2 dg mudah menjustifikasi stiap persoalan dg memperkosa ayat2 Tuhan dan mendaku sbg pihak yg benar
n Al-Fas}l dlm Pembacaan al-Qur’an
n Menanggalkan al-Qur’an dr sgl atribut yg menyertainya; yg termaktub sbg hsl penafsiran dan pemahaman atasnya
n Langkah tersebut bukan unt menghempaskan al-Qur’an pd ruang hampa, melainkan mengkaitkannya dg kondisi dan situasi manakala ia diwahyukan
n Dg langkah ini diharapkan akan ditemukan makna otentik al-Qur’an (al-as}a>lah)
n Beberapa hal penting terkait dg penerapan al-fas}l dlm pembacaan al-Qur’an
• Penafsiran al-Qur’a>n bi al-Qur’a>n
• Penafsiran al-Qur’a>n scr kronologis
• Asba>b al-nuzu>l dan sisi historisitas al-Qur’a>n
n Rasionalitas Pembacaan al-Qur’an
Melihat contoh aplikasi penafsiran al-Ja>biri>:
• Qs. Al-’Alaq 1-5 (representasi penafsiran al-Ja>biri> dlm Fahm al-Qur’a>n)
• Ayat-ayat H{ija>b (Qs. Al-Ah}zab: 59; Qs. Nu>r: 30-31)
=========================================
Ada 2 makna rasionalitas yang diterapkan al-Ja>biri>
• Rasionalitas sebatas cara penyampaian gagasan atau ide
• Rasionalitas dalam arti kontekstualisasi
n Tafsir Kronologis
n Kenapa harus kronologis?
Al-Qur’an turun secara gradual slm lbh 23 thn. Dlm periode yg panjang itu, suatu ketika turun satu ayat dan dlm kesempatan lain beberapa ayat atau bahkan satu surah sekaligus, dan kebanyakan di sana terdapat “asba>b al-nuzu>l”, yang merupakan realitas kehidupan sosial masyarakat, yakni sesuatu yang menjadikan turunnya al-Qur’an berangsur-angsur dan selaras dg perjalanan dakwah Muhammad dan realita sejarah kenabian (si>rah nabawiyyah), dlm artian di antara keduanya saling menjelaskan. Oleh karena itu, cara untuk memahami al-Qur’an adalah dengan berinteraksi dengannya berdasarkan tarti>b nuzu>l dari surah-surahnya.
n Tafsir Kronologis
n Orisinalitas Ide
Muh}ammad Izzah Darwazah tercatat telah menggunakan sistematika ini jauh sbl al-Ja>biri>, karyanya al-Tafsi>r al-H{adi>s\ telah terselesaikan di era 40’an
Walaupun menyusun tafsirnya scr kronologis, Darwazah memulai tafsirnya dr al-Fatihah (tentunya dg alasan tertentu) baru kemudian dilanjutkan dg Qs. Al-’Alaq
n Tafsir Kronologis
n Susunan Kronologis al-Qur’an
Dlm pandangan al-Ja>biri>, susunan kronologis yg ditawarkan orientalis (Noldeke & Blachere), bahkan Darwaza, tidak ada hal baru daripadanya, dlm artian tawaran-tawaran tersebut hanya berkutat pd permasalahan Makky dan Madany yg tlh menjadi konsumsi umum para mufasir
n Kontribusi al-Ja>biri> dlm Studi al-Qur’an
n Adanya keselarasan antara al-Qur’an dan perjalanan dakwah Muhammadiyyah
n Adanya dua sisi kontemporalitas al-Qur’an: معاصرا لنفسه ومعاصرا لنا
n Dll.
loading...
Silahkan Tuliskan Komentar Anda disini. jika anda belum mempunyai Google Account atau Open ID, Anda bisa Menggunakan Name/Url (disarankan menggunakan opsi ini) atau Anonimous. Mohon berkomentar dengan bijak dan jangan spamSilahkan komentar