Pemahaman Terhadap Ilmu, Filsafat, Filsafat Ilmu

Admin Thursday, December 16, 2010

Pemahaman Terhadap Ilmu, Filsafat, Filsafat Ilmu

PENGERTIAN ILMU

 science
Science may be regarded as the sum of our present knowledge, or as a research activity, or as a method of acquiring knowledge (Jean Ladriere).
Science as we have seen, can no longer be looked at only as a body of knowledge or a particular method to acquire it; it must be seen as a social activity as well (Adriano Buzzati Traverso).
The principal forms are: science as an accomplished result, science in the making, and science as an activity of the whole person (Enrico Cantore).

 Pendapat para ahli tentang ILMU
 (Ilmu dapat dipandang sebagai keseluruhan pengetahuan kita dewasa ini, atau sebagai aktivitas penelitian, atau sebagai suatu metode untuk memperoleh pengetahuan).
 (Ilmu sebagaimana yg kita lihat, tdk dapat lagi hanya dipandang sebagai suatu kumpulan pengetahuan atau metode khusus untuk memperoleh pengatahuan;ilmu harus dilihat sebagai suatu aktivitas kemasyarakatan pula).

 (Bentuk2 yg pokok adalah: ilmu sebagai suatu hasil yang dicapai, ilmu dalam proses pembuatan, ilmu sebagai suatu aktivitas dari orang seutuhnya).

 Pengertian ilmu mencakup 3 hal:
 Sebagai proses : Aktivitas penelitian
 Sebagai prosedur : Metode ilmiah
 Sebagai produk : Pengetahuan sistematis
 Ilmu Sebagai AKTIVITAS PENELITIAN memiliki 3 Sifat:
 Rasional : Proses pemikiran yang berpegang pada kaidah-kaidah logika
 Kognitif : Proses mengetahui dan memperoleh pengetahuan
 Teleologis :
- Mencapai kebenaran
- Memperoleh pemahaman
- Memberikan penjelasan
- Melakukan penerapan dengan peramalan atau pengendalian

 Ilmu Sebagai METODE ILMIAH Memiliki 4 Unsur:
I. Pola prosedural:Pengamatan, percobaan, pengukuran, survai, deduksi, induksi, analisis, dll.
II. Tata Langkah : Penentuan masalah, perumusan hipotesa, pengumpulan data, penurunan kesimpulan, pengujian hasil
III. Berbagai Teknik: Daftar pertanyaan, wawancara, perhitungan, pemanasan, dll.
IV. Aneka Alat : Timbangan, meteran, perapian, komputer, dll.

Ilmu Sebagai PENGETAHUAN SISTEMATIS

Dari proses dan prosedur akhirnya keluar produk berupa pengetahuan ilmiah (scientific knowledge).
Pengetahuan: keseluruhan keterangan dan ide yang terkandung dalam pernyataan-pernyataan yang dibuat mengenai sesuatu gejala/peristiwa yang bersifat alamiah, sosial atau keorangan.
Jadi, pengetahuan menunjuk pada sesuatu yang merupakan isi substantif dalam ilmu. Isi tersebut dalam keilmuan disebut fakta (fact).

 Fakta
A fact is an event that has accurred and been recorded with no disagreement among the observers (Walter Farmer).
(suatu fakta adalah suatu peristiwa yang telah terjadi dan telah dicatat tanpa pertentangan pendapat di antara para pengamat)

 Rumusan definisi ILMU
Ilmu adalah : Rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan, atau keorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan.

PENGERTIAN FILSAFAT

 Pemahaman FILSAFAT mencakup:
 Penyelidikan tentang hakekat, makna, nilai
 Sifat penyelidikannya non-faktual
 Berkaitan dengan ilmu :
- pertanyaannya melampaui empirisitas
- kajian pasca-ilmu (pendewasaan ilmu)
- filsafat datang sebelum dan sesudah ilmu
- mempertanyakan hal-hal yang fundamental dari ilmu, mampu mendekonstruksinya
nce of the scientific enterprise as a whole (Lewis White Beck).

FILSAFAT ILMU

 Philosophy of Science
 Is the ethically and philosophically neutral analysis, description, and clarification of the foundations of science (May Brodbeck)

 Is questions and evaluates the methods of scientific thinking and tries to determine the value and significance of the scientific enterprise as a whole (Lewis White Beck).
 Is a part of philosophy, which attempts to do for science what philosophy in general does for the whole of human experience. Philosophy does two sort of thing : It constructs theories about man and the universe and offers them as grounds for belief and action, and it examines critically everything that may be offered as a ground for belief or action, including its own theories, with a view to the elimination of inconsistency and error (Peter Caw).

 Beberapa pendapat tentang FILSAFAT ILMU
 Bagian dari epistemologi yang mengkaji hakekat ilmu; ontologis, epistemologis, aksiologis (Jujun Suria Sumantri).
 Sebagai upaya meletakkan kembali peran dan fungsi IPTEK agar sesuai tujuan semula demi kebahagiaan umat manusia (Rizal Mustansyir).
 Penyelidikan filosofis tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara-cara perolehannya (Beerling dkk.).
 Epistemologi-Filsafat Ilmu
 Filsafat ilmu : kajian lanjut dari epistemologi.
 Pemahaman hakiki karakter objek ilmu diperoleh melalui bantuan epistemologi. Dalam FI, sarana dan alat untuk memproses ilmu harus selaras dengan karakter objek material ilmu yang berpengaruh terhadap paradigmanya.

 Asumsi jenis ilmu:
1. Ilmu alam & empiris : objek-objek empiris di alam semesta
2. Ilmu abstrak/formal : objek-objek abstrak, tidak kasat mata, lintas ruang dan waktu (matematika, logika, filsafat, statistik)
3. Ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan : mempelajari manusia dalam segala aspeknya
4. Ilmu sejarah : data-data peninggalan sejarah masa lalu, alat-alat, karya seni dan lain-lain. Objeknya seperti ilmu alam (benda mati) tapi tidak bisa dikenai eksperimen.

Karakteristik Ilmu Sosial:

 Gejala sosial lebih kompleks
 Pengamatan langsung lebih sulit
 Objek penelaahannya tidak terulang
 Hubungan peneliti-objek tidak berjarak
Metode ilmu sosial : verstehen (memahami)/hermeneutic (menafsirkan).
Metode eksakta : erklaren (menjelaskan)

 Hubungan Filsafat dan Ilmu
 Sama-sama sikap reflektif, bertanya, dan cinta kebenaran
 Perbedaannya :
- Filsafat: mampu mempertanyakan keabsahan dan kebenaran ilmu, metode dan asumsi.
Ilmu : Tidak mampu

- Filsafat : Mementingkan personalitas, nilai, pengalaman
Ilmu : Sebaliknya

- Filsafat: sintetik/sinoptik;mensikapi alam dan kehidupan sebagai keseluruhan, berusaha ,menggabungkan benda-benda dalam sintesa interpretatif dan menemukan arti benda-benda
Ilmu : Analitik dan deskriptif ; menganalisa keseluruhan pada unsur-unsur yang menjadi bagiannya.

 Kerjasama Filsafat Ilmu dan Ilmu

Ilmu
 Membekali filsafat dengan bahan-bahan deskriptif dan faktual
 Membantu menghilangkan ide-ide yang tidak sesuai dengan pengetahuan ilmiah

Filsafat Ilmu

 Mengambil pengetahuan yang terpotong-potong dari bermacam-macam ilmu, dan mengaturnya dalam pandangan hidup yang terpadu dan sempurna
 Mendorong kita meninjau kembali pemikiran dalam segala bidang
 Kritik tentang asumsi dan postulat ilmu
 Tugas Filsafat Ilmu
1. memberikan pandangan menyeluruh tentang kehidupan dan alam
2. Mengintegrasikan pengetahuan ilmiah dengan pengetahuan lain agar mendapat pandangan menyeluruh dan konsisten
3. Memenuhi tuntutan teori dalam bentuk pendekatan terpadu (multidisipliner), supaya tidak ada dominasi disiplin yang kuat terhadap disiplin yang belum mapan
4. Mengembangkan hubungan antara manusia, teknologi dan alam secara etis.

Latar Belakang Kemunculan Filsafat Ilmu

Peletak dasar FI adalah Francis Bacon dengan metode induksinya. Ilmu harus menguatkan keberadaan manusia di bumi. Abad ke-18, David Hume:empirisme radikal, induksi menyalahi hukum logika. Imanuel Kant:induksi subjektif. Abad ke-19 Stuart Mill. Abad ke-20 Neo-positivisme logis/empirisme logis/lingkaran Wina, bahwa FI logika ilmu yang menekankan bentuk (form) bukan isi, tidak peduli dengan perkembangan ilmu yang terjadi. Kekhususan ilmu sosial diperjuangkan Dilthey (1911) dan Weber (1920). FI baru, Kuhn:revolusi ilmiah, ilmu bukan final dan objektif tapi dalam ruang dan waktu. Feyerabend : pendekatan anarkistik, menolak kungkungan metodologis dalam bentuk apapun, menolak otoriter keilmuan, sekarang ilmu memperbudak manusia.

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU

 Perkembangan ilmu seperti sekarang ini terjadi secara evolutif.
 Berbagai penemuan yang menyebar di berbagai tempat membuktikan bahwa manusia selalu dihadapkan pada tantangan alam,situasi dan kondisi yang memacu daya kreativitasnya.
 Perkembangan pemikiran secara teoritis senantiasa mengacu pada peradaban Yunani

 A. Zaman Pra Yunani Kuno (abad 15-7 SM)
Dikenal dengan zaman batu sebab menggunakan batu sebagai peralatan. Sisa peradaban yang ditemukan a.l.: alat-alat dari batu dan tulang, gambar di gua-gua, tempat penguburan dll. Kemajuan benda yang dipergunakan manusia diperoleh melalui trial and error dalam waktu lama.Abad 15-6 SM ditemukan besi, tembaga, perak. Peradaban punah karena bencana alam atau perang. Setelah abad 15 dikenal dengan masa sejarah(ada tulisan).

 B. Zaman Yunani Kuno (abad 7-2 SM)
Dipandang sebagai zaman keemasan filsafat karena kebebasan berfikir.Bangsa Yunani menolak sikap receptive attitude (menerima begitu saja), tetapi menumbuhkan sikap an inquiring attitude (menyelidiki secara kritis) sebagai cikal bakal tumbuhnya ilmu pengetahuan modern.Tokoh2nya a.l: Thales (624-548), Phythagoras (580-500), Sokrates (470-399), Demokritus (460-370), Plato (427-347), Aristoteles (384-322).

 C. Zaman Pertengahan (Abad 2-14 M)
Ditandai dengan tampilnya para teolog di lapangan ilmu dengan semboyan Ancilla Theologia (abdi agama). Tokohnya a.l:Agustinus (354-430) dengan bentuk platonis yang khas, bahwa manusia ambil bagian dalam ide-ide Tuhan.Thomas Aquinas (1125-1274) mengambil pemikiran Aristoteles dan bercorak Thomisme tentang terjadinya alam semesta.

 Peradaban Dunia Islam
Abad 7 M, zaman Bani Umayyah telah ditemukan pengamatan astronomi, abad 8 M didirikan sekolah kedokteran dan astronomi dan dilakukan penerjemahan karya-karya Yunani, abad 9 M didirikan house of wisdom oleh al-Makmun. 5 ciri yang menandai kemajuan Islam saat itu adalah: universalism, tolerance, international character of the market, respect for science and scientist, the islamic nature of both the ends and means of science.

 D. Zaman Renaissance (14-17 M)
Ditandai dengan era kebangkitan kembali pemikiran yang bebas dari dogma-dogma agama. Zaman ini manusia adalah animale rationale, kemajuan manusia adalah usaha sendiri tanpa campur tangan ilahi. Penemuan2 ilmu modern dirintis, khususnya astronomi. Tokohnya a.l:Roger Bacon (1214-1294),Copernicus (1473-1543), Galileo Galilei (1546-1642). Kontribusi Galileo berkaitan dengan: pengamatan, penyingkiran, peramalan, pengukuran, percobaan.

 E. Zaman Modern (17-19 M)
Ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah. Benua Eropa dipandang sebagai basis perkembangan ilmu pengetahuan. Tokoh2nya a.l: Rene Descartes (1596-1650), Isaac Newton (1643-1727), Charles Darwin, J.J. Thomson (1897).

 F. Zaman Kontemporer (abad 20-dst)
Fisika menempati kedudukan paling tinggi dan dipandang sebagai dasar ilmu pengetahuan yang subjek materinya mengandung unsur-unsur fundamental yang membentuk alam semesta.di samping teori mengenai fisika, alam semesta, dan lain-lain, zaman temporer ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih;termasuk komunikasi dan informasi. Bidang ilmu lain juga mengalami kemajuan pesat sehingga muncul spesialisasi2 ilmu. Di samping spesialisasi, kecenderungan lain adalah sintesis antara bidang ilmu satu dengan lainnya, sehingga dihasilkan bidang ilmu baru;bioteknologi, sosiolinguistik, dll.

LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU

 Landasan Ontologis
 Adalah: titik tolak penelaahan ilmu yang didasarkan pada sikap dan pendirian filosofis ilmuwan, tergantung cara pandang ilmuwan terhadap realitas.
 Ada 2 mainstream: Materialisme (pandangan metafisik yang menganggap tdk ada hal nyata selain materi). Pengembangannya ada pd ilmu2 alam. Spiritualisme (pandangan metafisik bahwa yg terdalam dari kenyataan adalah roh yang mengisis dan mendasari seluruh alam). Cenderung pada ilmu2 sosial humaniora.

 Dasar-dasar Ontologis Ilmu
 Berkaitan dg materi yang menjadi objek ilmu dan bisa berwujud sebagai asumsi dasar
 Di tingkat ontologis, ilmu tidak netral, sebab memaksa ilmuwan menentukan sikap,maka ilmuwan harus bermoral kuat
 Penafsiran hakekat terdalam objek keilmuan
 Penafsiran tersebut harus didasarkan pada karakteristik objek ilmu sebagaimana adanya, bebas dari nilai2 dogmatik
 Ontologis merupakan kawasan di luar ilmu (mendahului ilmu), tapi berperan dalam pengembangan ilmu
 Berfikir ontologik memiliki corak kritik spekulatif; pembahasan dimulai tanpa asumsi, tapi mengandalkan kreativitas akal, inspirasi, intuisi dan ilham. Metodenya abstraksi untuk mencari kejelasan fakta secara keseluruhan sampai pada yang fundamental
 Sebab itu, ilmu dalam pengembangannya dapat digunakan untuk membongkar asumsi dasar yang dianggap mapan dalam ilmu. Ilmu bukan rumah yang dikembangkan dengan tingkat2 baru, tapi pokok2 ilmu juga mengalami perubahan
 Landasan Epistemologis
 Adalah: titik tolak telaah ilmu yang didasarkan atas cara/prosedur dalam memperoleh kebenaran ilmiah (metode ilmiah)
 Dibedakan menjadi 2 macam, yaitu: Siklus empirik (untuk ilmu2 kealaman) seperti;observasi, induksi, eksperimentasi, verifikasi (pengujian ulang hipotesa), teori dll. Siklus Linier (untuk ilmu2 sosial-humaniora) seperti; persepsi, konsepsi (penyusunan pengertian), prediksi, dll.
 Landasan Aksiologis
 Adalah: sikap etis yang harus dikembangkan ilmuwan berkaitan dengan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya. Atau, kajian yang membahas tentang manfaat yang diperoleh manusia dari pengetahuan yang didapatnya.
 Netralitas ilmu hanya ada pada epistemologisnya saja, ontologis dan aksiologis sangat ditentukan oleh peran ilmuwan berkaitan dengan nilai yang dikembangkan.
 Pandangan Tentang Nilai
 Pertimbangan nilai2 sangat berpengaruh pada penentuan tujuan ilmu dan kegiatan ilmiah

Berdasarkan pertimbangan nilai, ilmuwan dapat dibedakan menjadi 2 golongan:
1. Mereka yang meyakini bahwa ilmu “bebas nilai”. Kebenaran adalah satu2nya ukuran dan mengesampingkan nilai2 metafisik yang lain, seperti;nilai etik, kesusilaan, dan kegunaan.
2. Mereka yang meyakini pentingnya nilai2 etik, kesusilaan, kegunaan untuk melengkapi nilai kebenaran. Maka, ilmu harus “gayut nilai”.
 Beberapa Ilmuwan yang Meyakini “Ilmu Gayut Nilai”
 Francis Bacon : Tujuan senyatanya dari ilmu adalah sumbangan terhadap hidup manusia dengan ciptaan2
 Daoed Yoesoef: Ilmu adalah kebenaran tersendiri, tapi tidak berarti bebas nilai
 Myrdal: Ilmu ekonomi telah menjadi terlalu matematik, steril, tidak realistik. Objektivitas ilmiah yang ketat adalah mitos, sebab di balik teori2 ekonomi terdapat nilai2 etik
 Van Peursen: Ilmu terkait dengan pengetahuan, teknik, dan etik. Pengetahuan melahirkan teknik, teknik bersentuhan dengan nilai etik. Pertimbangan nilai etik tidak untuk mengubah ciri2 metode ilmiah,tapi untuk melatarbelakangi kebijaksanaan penentuan masalah dan penerapan hasil2 ilmu

Kutipan pendapat Peursen:
“…betul bahwa ilmu merupakan sistem dalam konteks. Tidak betul bahwa ilmu dilarutkan dalam konteks itu, betul bahwa fungsi ilmu berubah sesuai dengan lingkungan budaya dan konstelasi sosial. Dalam arti ini ilmu harus sanggup mengakui pengaruh timbal balik dari penelitian.namun demikian jangan sampai larut, karena ilmu justru imbangan berharga menghadapi ideologi. Apabila ilmu diserap ideologi, hilanglah kemungkinan kritik diri. Ketegangan antara yang satu dengan yang lainnya hendaknya dipertahankan, karena dapat menjernihkan kedua pihak”.

METODE ILMIAH DAN MACAM-MACAM KEBENARAN ILMIAH

METODE ILMIAH
 Metode ilmiah adalah: cara yang dilakukan ilmu dalam menyusun pengetahuan yang benar.
 Ilmu : mencarikan penjelasan alam dengan kesimpulan-kesimpulan umum dan interpersonal/mengembangkan model pemahaman dunia empiris dengan mengabstraksikan realitas menjadi beberapa variabel yang terikat dalam hubungan rasional.
 Metode ilmiah : Rasionalisme + Empirisme
 Rasionalisme: Koherensi, Deduktif

Empirisme : Korespondensi, Induksif
 Teori ilmiah mempunyai 2 syarat, yaitu: 1) Konsisten dengan teori sebelumnya dan 2) Cocok dengan fakta empiris
 Logika ilmiah: gabungan logika deduktif & induktif, rasionalisme & empirisme berdampingan dengan sistem korektif.
 Teori-teori Kebenaran
 Korespondensi: kesesuaian makna dengan fakta
 Koherensi/saling berhubungan: benar, bila hubungan dengan proposisi terdahulu benar
 Pragmatis: benar, jika ada konsekuensi praktis
 Sintaksis: benar, jika sesuai dengan gramatika
 Semantis: benar, bila arti adalah makna sebenarnya
 Nondeskriptif: tergantung peran dan fungsi pernyataan
 Logika berlebihan/positivistik: kebenaran yang akan dibuktikan telah mempunyai evidensi
 Segi ontologis objek keilmuan:
Korespondensi------ilmu kealaman
Koherensi------------ ilmu sosial humaniora

FILSAFAT SAINS MENURUT AL-QUR’AN


Menurut Ziauddin Sardar, dalam menghadapi sains modern sekarang ini, sikap ilmuwan muslim terbagi dalam 3 kelompok:
1. Muslim apologetik—Beranggapan bahwa sains modern netral dan universal. Mereka berusaha melegitimasi hasil-hasil sains modern dengan mencari ayat-ayat al-Qur’an yang sesuai dengan teori dalam sains tersebut.

2. Kelompok yang masih bekerja dengan sains modern, tapi berusaha mempelajari sejarah dan
Dan filsafat ilmunya agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak islami

3. Kelompok yang percaya adanya sains islam dan berusaha membangunnya. Ini berjalan sampai sekarang
 Filsafat Sains Islami
Adalah: pemahaman Islam sebagai keimanan serba nilai, yang secara alami berpihak pada pendapat adanya hubungan /interaksi antara subjek dan objek. Islam mengakui realitas empiris, akan tetapi realitas tersebut tidak bermakna bila tanpa disertai pesan-pesan olehnya. Subjek tersebut adalah qalb/fuad: intelek/rasio yang tidak terkotori. Intelek tersebut mensistematisir, mengabstraksikan dan menafsirkan realitas empiris. Dalam epistemologi, Islam mengakui intuisi.

ONTOLOGI

Ada pada bab lll
• Afaq (cakrawala)----- ilmu eksakta
• Anfus (jiwa)----------- ilmu sosial-humaniora
• Sejarah

EPISTEMOLOGI

Ada pada bab lll
1. Indera-indera eksternal:
An-nahl:78; Perasa: al-a’raf 22, Penciuman: Yusuf 94, Peraba: al-an’am 7 dll.
2. Intelek yang tidak terkotori:
Al-hajj: 46, al-a’raf 179, at-taubah: 87 dll.

3. Wahyu/ inspirasi/ ilham:
Tuhan memberi ilmu khusus pada orang-orang pilihan, nabi dan rasul. Pada Daud (al-baqarah 25, Yusuf 101), Sulaiman (al-anbiya 79-80). Wahyu selain nabi: pengikut Isa yang setia, ibu Musa.

 Kritik al-Qur’an thdp epistemologi Barat yang menolak metafisika

1. Penolakan Tuhan terhadap indera sebagai satu-satunya sumber kebenaran, (al-baqarah 55, Bani Israil 90-92, ar-rum 7)
2. Manusia tidak dapat mempersepsi banyak realitas fisis dunia dengan indera-indera eksternal (ar-ra’du 2, al-ma’arij 38-39, yasin 36). Yang tahu hanya orang-orang terpilih (al-muzammil 26-27)

AKSIOLOGI
Ada pada bab l dan ll
• Peranan Sains untuk mengenal Tuhan
• Kegunaan sains untuk kepentingan sosial masyarakat; fungsi khalifah manusia, fungsi kerahmatan alam

Kritik terhadap buku:
Adanya ketidakkonsistenan dengan ajaran substantif Islam terhadap apa yang ditulis oleh pengarang sendiri,yang ada pada 2 tempat, yaitu:
• Non-muslim disebut kafir (halaman 105)
• Tujuan ilmu demi kemajuan Islam (halaman 62)
loading...

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Silahkan Tuliskan Komentar Anda disini. jika anda belum mempunyai Google Account atau Open ID, Anda bisa Menggunakan Name/Url (disarankan menggunakan opsi ini) atau Anonimous. Mohon berkomentar dengan bijak dan jangan spamSilahkan komentar