download Makalah Kewirausahaan
PENDAHULUAN
Semua
orang pasti ingin mendapatkan pekerjaan yang layak, namun tidak dapat
dipungkiri bahwa kesempatan kerja saat ini sangat terbatas dan tidak berbanding
lurus dengan lulusan lembaga pendidikan baik dasar. Oleh sebab itu semua pihak
harus terus berpikir dan mewujudkan karya nyata dalam mengatasi kesenjangan
antara lapangan kerja dengan lulusan institusi pendidikan. Kesenjangan ini
merupakan penyebab utama peningkatan angka pengangguran. Sedangkan pengangguran
adalah salah satu permasalahan pembangunan yang sangat kritis khususnya di
negara Indonesia termasuk didaerah-daerah di pelosok nusantara. Salah satu
solusinya adalah dengan mencetak lulusan lembaga pendidikan yang memiliki
potensi untuk mengembangkan keterampilannya menjadi usaha mandiri. Selain
menjadi solusi bagi dirinya, seringkali usaha mandiri inimendatangkan berkah
bagi orang lain yang direkrut sebagai karyawan ataupun buruh pada usaha yang
dirintisnya.
Adapun
alasan-alasan seseorang tertarik untuk berwirausaha adalah sebagai berikut:
1. Alasan
keuangan, untuk mencari nafkah, kaya, pendapatan tambahan
2. Alasan
sosial, untuk memperoleh gengsi/status untuk dapat dikenal, dihormati dan
bertemu orang banyak
3. Alasan
pelayanan, memberi pekerjaan pada masyarakat
4. Alasan
pemenuhan diri, untuk menjadi mandiri, lebih produktif dan untuk
5. menggunakan
kemampuan pribadi.
Semua
alasan itulah yang mendorong seseorang untuk melakukan terobosan dan memilih
berwirausaha. Namun demikian pada prakteknya tidaklah mudah memulai suatu
usaha. Rasa takut yang berlebihan akan kegagalan dan kerugian seringkali
menghantui jiwa seseorang ketika akan memulai usahanya. Keberanian untuk
memulai merupakan modal utama yang harus dimilki seseorang untuk terjun dalam
dunia usaha.. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk
mengangkat suatu tema kewirausahaan yang berjudul: “Menumbuhkan Jiwa dan
Kompetensi Kewirausahaan.” Penulis mengidentifikasikan permasalahan sebagai
berikut: Bagaimanakah menumbuhkan jiwa dan kompetensi kewirausahaan ?”
BAB II
Landasan Trori
1. Inti dan Hakikat Kewirausahaan
Kewirausahaan
(Suryana: 2003) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar,
kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari
kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create
new and different) melalui berfikir kreatif dan inovatif. Suryana (2003)
mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan
nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara
baru dan berbeda melalui :
1.
Pengembangan teknologi baru
2.
Penemuan pengetahuan ilmiah baru
3.
Perbaikan produk barang dan jasa yang ada
4.
Penemuan cara-cara baru untuk menghasilkan barang lebih banyak dengan sumber
daya lebih efisien Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide
baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang.
Sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka
pemecahan masalah dan menemukan peluang. Jadi kreativitas adalah kemampuan
untuk memikirkan sesuatu yang baru dan berbeda, sedangkan inovasi merupakan
kemampuan untuk melakukan sesuatu yang baru dan berbeda.
2. Jiwa dan Sikap Kewirausahaan
Meredith
et al.. (2002), mengemukakan nilai hakiki penting dari wirausaha
adalah:
1. Percaya diri (self confidence)
Merupakan
paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan,
yang bersifat internal, sangat relatif dan dinamis dan banyak ditentukan oleh
kemampuannya untuk memulai, melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan.
Kepercayaan diri akan mempengaruhi gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas,
keberanian, ketekunan, semangat kerja, kegairahan berkarya. Kunci keberhasilan
dalam bisnis adaalh untuk memahami diri sendiri. Oleh karena itu wirausaha yang
sukses adalahwirausaha yang mandiri dan percaya diri.
2. Berorientasi tugas dan hasil
Seseorang
yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang selalu mengutamakan
nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan kerja
keras. Dalam kewirausahaan peluang hanya diperoleh apabila ada inisiatif.
Perilaku inisiatif biasanya diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman
bertahun-tahun dan pengembangannya diperoleh dengan cara disiplin diri, berpikir
kritis, tanggap, bergairah dan semangat berprestasi.
3. Keberanian mengambil risiko
Wirausaha
adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk
mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang.
Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada tantangan dan
menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin berhasil. Pada situasi ini ada
dua alternatif yang harus dipilih yaitu alternatif yang mengangung risiko dan
alternatif yang konservatif . Pilihan terhadap risiko tergantung pada :
Daya
tarik setiap alternatif
Kesediaan
untuk rugi
Kemungkinan
relatif untuk sukses atau gagal
Selanjutnya kemampuan untuk mengambil risiko tergantung dari
:
Keyakinan
pada diri sendiri
Kesediaan
untuk menggunakan kemampuan dalam mencari peluang dan kemungkinan untuk
memperoleh keuntungan
Kemampuan
untuk menilai situasi risiko secara realitis
4. Kempemimpinan
Seorang
wirausaha harus memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan, keteladanan. Ia
selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia menjadi
pelopor baik dalam proses produksi maupun pemasaran. Dan selalu memanfaatkan
perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai.
Berorientasi ke masa depan
Wirausaha
harus memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan, kuncinya dengan
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dari yang ada
sekarang.
2. Keorisinilan : Kreativitas dan Inovasi
Wirausaha
yang inovatif adalah orang yang memiliki ciri-ciri :
Tidak
pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun cara tersebut
cukup baik
Selalu
menuangkan imajinasi dalaam pekerjaannya
Selalu
ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan Kewirausahaan adalah
berfikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berpikir sesuatu yang lama dengan
cara-cara baru.
Menurut
Everett E. Hagen ciri-ciri innovational personality sebagai berikut :
terbuka
terhadap pengalaman
memiliki
kemampuan untuk bekerja dengan penuh imajinasi
memiliki
keyakinan atas penilaian dirinya dan teguh pendirian
selalu
memiliki kepuasan dalam menghadapi dan memecahkan persoalan
Has
a duty or responsibility to achieve, memiliki tugas dan rasa tanggung jawab
untuk berprestasi
memiliki
kecerdasan dan energik
Sedangkan
menurut Alma (2003), jalan menuju wirausaha sukses adalah :
mau
kerja keras
bekerjasama
penampilan
yang baik
yakin
pandai
membuat keputusan
mau
menambah ilmu pengetahuan
ambisi
untuk maju
pandai
berkomunikasi
Proses
kreatif dan inovatif (Suryana: 2003) hanya dilakukan oleh orangorang yang
memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan yaitu :
Percaya
diri (yakin, optimis dan penuh komitmen)
Berinisiatif
(energik dan percaya diri)
Memiliki
motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan ke depan)
Memiliki
jiwa kepemimpinan (berani tampil berbeda dan berani mengambil resiko dengan
penuh perhitungan) dan Suka tantangan.
Faktor
pribadi yang mempengaruhi kewirausahaan : motif berprestasi, komitmen,
nilai-nilai pribadi, pendidikan dan pengalaman. Sedangkan dari faktor
lingkungan adalah peluang, model peran dan aktivitas.
3. Kompetensi Kewirausahaan
Wirausaha
yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi yaitu :
seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan kualitas individu
yang meliputi sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan/kegiatan.
Keterampilan
yang harus dimiliki Suryana (2003) :
Managerial
skill
Conceptual
skill
Human
skill (keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi dan berelasi)
Decision
making skill (keterampilan merumuskan masalah dan mengambil keputusan)
Time
managerial skill ( keterampilan mengatur dan menggunakan waktu) Kompetensi
diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan individu yang
langsung berpengaruh pada kinerja, Kinerja bagi wirausaha merupakan tujuan yang
ingin dicapai.
BAB III
Menumbuhkan Jiwa dan Kompetisi Kewirausahaan
1. Menumbuhkan Jiwa Wirausaha
Mungkin
kita pernah mendengar bahwa keluarga yang kaya akan memunculkan anak-anak yang
kaya karena mereka terbiasa kaya. Begitu pula ada yang menganggap bahwa
seseorang menjadi pengusaha karena memang bapakibunya, kakek-neneknya, dan
sebagian besar keluarganya adlah keturunan pengusaha. Anggapan seperti ini menurut
hemat penulis merupakan pemikiran yang keliru. Tidak bisa dipungkiri memang,
ada banyak pengusaha yang lahir dari keluarga atau keturunan pengusaha. Tetapi
bukan berarti diturunkan secara genetis. Mungkin hal ini terjadi karena aspek
lingkungan pengusaha yang cukup kuat mempengaruhi jiwa orang tersebut untuk
menjadi pengusaha. Menjadi wirausaha (entrepreneur) tentu saja merupakan hak
azasi semua kita. Jangan karena mentang-mentang kita tidak punya turunan
pengusaha sehingga menutup peluang untuk menjadi wirausaha. Langkah awal yang
kita lakukan apabila berminat terjun ke dunia wirausaha adalah menumbuhkan jiwa
kewirausahaan di diri kita. Banyak cara yang dapat dilakukan misalnya:
Melalui
pendidikan formal. Kini berbagai lembaga pendidikan baik menengah maupun tinggi
menyajikan berbagai program atau paling tidak mata kuliah kewirausahaan
Melalui
seminar-seminar kewirausahaan. Berbagai seminar kewirausahaan seringkali
diselenggarakan dengan mengundang pakar dan praktisi kewirausahaan sehingga
melalui media ini kita akan membangun jiwa kewirausahaan di diri kita
Melalui
pelatihan. Berbagai simulasi usaha biasanya diberikan melalui pelatihan baik
yang dilakukan dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan outdoor). Melalui
pelatihan ini, keberanian dan ketanggapan kita terhadap dinamika perubahan
linghkungan akan diuji dan selalu diperbaiki dan dikembabngkan
Otodidak.
Melalui berbagai media kita bisa menumbuhkan semangat berwirausaha. Misalnya
melalui biografi pengusaha sukses (sucess story), media televisi, radio majalah
koran dan berbagai media yang dapat kita akses untuk menumbuhkembangkan jiwa
wirausaha yang ada di diri kita. Melalui berbagai media tersebut ternyata
setiap orang dapat mempelajari dan menumbuhkan jiwa wirausaha. Pertanyaannya,
aspek-aspek kejiwaan apa saja yang mencirikan bahwa seseorang dikatakan memilki
jiwa wirausaha ? Untuk membahas lebih lanjut mengenai pertanyaan tersebut,
penulis akan mencoba membahas pendapat Suryana (2003) bahwa orang-orang yang
memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan yaitu :
a.
Percaya diri (yakin, optimis dan penuh komitmen)
Percaya
diri dalam menentukan sesuatu, percaya diri dalam menjalankan sesuatu, percaya
diri bahwa kita dapat mengatasi berbagai resiko yang dihadapi merupakan faktor
yang mendasar yang harus dimiliki oleh wirausaha. Seseorang yang memiliki jiwa
wirausaha merasa yakin bahwa apa-apa yang diperbuatnya akan berhasil walaupun
akan menghadapi berbagai rintangan. Tidak selalu dihantui rasa takut akan
kegagalan sehingga membuat dirinya optimis untuk terus maju.
b.
Berinisiatif (energik dan percaya diri)
Menunggu
akan sesuatu yang tidak pasti merupakan sesuatu yang paling dibenci oleh
seseorang yang memiliki jiwa wirausaha. Dalam menghadapi dinamisnya kehidupan
yang penuh dengan perubahan dan persoalan yang dihadapi, seorang wirausaha akan
selalu berusaha mencari jalan keluar. Mereka tidak ingin hidupnya digantungkan
pada lingkungan, sehingga akan terus berupaya mencari jalan keluarnya.
c.
Memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan ke depan)
Berbagai
target demi mencapai sukses dalam kehidupan biasanya selalu dirancang oleh
seorang wirausaha. Satu demi satu targetnya terus mereka raih. Bila dihadapkan
pada kondisi gagal, mereka akan terus berupaya kembali memperbaiki kegagalan
yang dialaminya. Keberhasilan demi keberhasilan yang diraih oleh seseorang yang
berjiwa entrepreneur menjadikannya pemicu untuk terus meraih sukses dalam
hidupnya. Bagi mereka masa depan adalah kesuksesan adalah keindahan yang harus
dicapai dalam hidupnya.
d.
Memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil berbeda dan berani mengambil
resiko
dengan penuh perhitungan) Leadership atau kepemimpinan merupakan faktor kunci
menjadi wirausahawan sukses. Berani tampil ke depan menghadapi sesuatu yang
baru walaupun penuh resiko. Keberanian ini tentunya dilandasi perhitungan yang
rasional. Seorang yang takut untuk tampil memimpin dan selalu melemparkan
tanggung jawab kepada orang lain, akan sulit meraih sukses dalam berwirausaha.
Sifat-sifat tidak percaya diri, minder, malu yang berlebihan, takut salah dan
merasa rendah diri adalah sifat-sifat yang harus ditinggalkan dan dibuang
jauh-jauh dari diri kita apabila ingin meraih sukses dalam berwirausaha.
e.
Suka tantangan
Kita
mungkin sering membaca atau menyaksikan beberapa kasus mundurnya seorang
manajer atau eksekutif dari suatu perusahaan. apa yang menyebabkan mereka
hengkang dari perusahaannya dan meninggalkan kemapanan sebagai seorang manajer?
Sebagian dari mereka ternyata merasa jenuh terus menerus mengemban tugas rutin
yang entah kapan berakhirnya. Mereka membutuhkan kehidupan yang lebih dinamis
yang selama ini belim mereka dapatkan di perusahaan tempat mereka bekerja.
Akhirnya mereka menelusuri aktivitas seperti apakah yang dapat memuaskan
kebutuhan mereka akan tantangan ? “Berwirausaha” ternyata menjadi pilihan
sebagian besar manajer yang sengaja keluar dari kemapanannya di perusahaan.
Mengapa “wirausah ?” Ternyata begitu banyak variasi pekerjaan dan perubahan
yang sangat menantang dalam dunia wirausaha.
2. Menumbuhkan Kompetensi Kewirausahaan
Wirausaha
yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi yaitu :
seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan kualitas individu
yang meliputi sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan/kegiatan.
Keterampilan
yang harus dimiliki :
Managerial
skill
Managerial
skill atau keterampilan manajerial merupakan bekal yang harus dimiliki
wirausaha. Seorang wirausahawan harus mampu menjalankan fungsi-fungsi
perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan agar usaha yang
dijalankannya dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kemampuan menganalisis dan
mengembangkan pasar, kemampuan mengelola sumber daya manusia, material, uang,
fasilitas dan seluruh sumber daya perusahaan merupakan syarat mutlak untuk
menjadi wirausaha sukses. Secara garis besar ada dua cara untuk menumbuhkan
kemampuan manajerial, yaitu melalui jalur formal dan informal. Jalur formal
misalnya melalui jenjang lembaga pendidikan sekolah menengah kejuruan bisnis
dan manajemen atau melalui pendidikan tinggi misalnya departemen administrasi
niaga atau departemen manajemen yang tersebar berbagai perguruan tinggi baik
negeri maupun swasta. Jalur informal, misalnya melalui seminar, pelatihan dan
otodidak
serta
melalui pengalaman.
Kemampuan
untuk merumuskan tujuan
Kebijakan
dan strategi usahamerupakan landasan utama menuju wirausaha sukses. Tidak mudah
memangmendapatkan kemampuan ini. Kita harus akstra keras belajar dari
berbagaisumber dan terus belajar dari pengalaman sendiri dan pengalaman orang
laindalam berwirausaha.
c.
keterampilan memahami
Mengerti,
berkomunikasi dan berelasi Supel, mudah bergaul, simpati dan empati kepada
orang lain adalah modal keterampilan yang sangat mendukung kita menuju
keberhasilan usaha. Dengan keterampilan seperti ini, kita akan memiliki banyak
peluang dalam merintis dan mengembangkan usaha. Upaya yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kemampuan ini misalnya denganmelatih diri diberbagai
organisasi, bergabung dengan klub-klub hobi dan melatih kepribadian kita agar
bertingkah laku mentenangkan bagi orang lain
d.
keterampilan merumuskan masalah dan mengambil keputusan
Sebagai
seorang wirausaha, kita seringkali dihadapkan pada kondisi ketidakpastian.
Berbagai permasalahan biasanya bermunculan pada situasi seperti ini. Wirausaha
dituntut untuk mampu menganalisis situasi dan merumuskan berbagai masalah untuk
dicarikan berbagai alternatif pemecahannya. Tidak mudah memang memilih
alternatif terbaik dari berbagai alternatif yang ada. Agar tidak salah
menentukan alternatif, sebelum mengambil keputusan, wirausaha harus mampu
mengelola informasi sebagai bahan dasar pengambilan keputusan.
Keterampilan
memutuskan dapat kita pelajari dan kita bangun melalui berbagai cara. Selain
pendiudikan formal, pendidikan informal melalui pelatihan, simulasi dan berbagi
pengalaman dapat kita peroleh.
e.
keterampilan mengatur dan menggunakan waktu
Para
pakar psikologi mengatakan bahwa salah satu penyebab atau sumber stress adalah
ketidakmampuan seseorang dalam mengatur waktu dan pekerjaan. Ketidakmampuan
mengelola waktu membuat pekerjaan menjadi menumpuk atau tak kunjung selesai
sehingga membuat jiwanya gundah dan tidak tenang. Seorang wirausaha harus terus
belajar mengelola waktu. Keterampilan mengelola waktu dapat memperlancar
pelaksanaan pekerjaan dan rencana-rencana yang telah digariskan.
DAFTAR PUSTAKA
Buchari
Alma. 2003. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.
Longenecker,
Justin G., et al. 2000. Kewirausahaan: Manajemen Usaha Kecil.
Jakarta
: Salemba Empat
Meredith,
Geoffrey G. 2002. Kewirausahaan: Teori dan Praktek. Jakarta : PPM
Moh.
Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Suryana.
2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju
Sukses. Jakarta: Salemba Empat
loading...
Silahkan Tuliskan Komentar Anda disini. jika anda belum mempunyai Google Account atau Open ID, Anda bisa Menggunakan Name/Url (disarankan menggunakan opsi ini) atau Anonimous. Mohon berkomentar dengan bijak dan jangan spamSilahkan komentar