ILMU GHARIB AL QUR’AN;  MAKNA KATA KHATAMA DAN DERIVASINYA

ILMU GHARIB AL QUR’AN; MAKNA KATA KHATAMA DAN DERIVASINYA

Admin Monday, December 27, 2010 Add Comment

1.                  Makna asal
Kata khatama berasal dari kata خَتَمَ, يَخْتِمُ, خَتْمًا, خِتَامًا semakna dengan kata طَبَعَ yang berarti “menutupi”[1]. Abu Ishaq berkata bahwa kata khatama dan thaba’a dalam bahasa ‘Arab memiliki makna yang sama yakni menutupi sesuatu atau menjaganya dari sesuatu yang memasukinya. Jika dikatakan الختم على القلب berarti tidak dapat memahami sesuatu dan tidak dapat pula muncul sesuatu darinya sebagaimana jika menggunakan kata طبع[2].
Di dalam al Qur’an disebutkan  خَتَم اللهُ على قلوبهم[3]sama halnya jika Allah swt mengatakan طَبَعَ الله على قلوبهم maka orang tersebut tidak dapat mengerti atau lemah dalam memahami akan sesuatu. Di dalam surah Yasin ayat 65  اليوم نختم على أفواههم “pada hari ini Kami tutup mulut mereka…”. Sebagian mengatakan bahwa Allah swt menutup kesaksian mereka karena mereka tidak beriman. Ayat di atas bermakna “Kami melarang mereka berbicara”.[4]
2.                  Pemaknaan lafal Khatama dalam tradisi Arab
Kata khatama –khususnya dalam ujaran orang arab- memiliki beberapa arti diantaranya:
a.                   Kata khatama dalam ujaran kaum arab juga diartikan “berpaling”, seperti jika dikatakan فلان خَتَمَ عليك  “si Fulan berpaling/menghindar darimu”.[5]
Kaitan makna menutup dan berpaling adalah karena ia menutupi orang lain sehingga tidak terlihat.
b.                  Khatama dapat juga diartikan dengan “menamatkan”. خَتَم فلان القرآن إِذا قرأَه إِلى آخره  “si Fulan menamatkan al Qur’an hingga akhir”[6]. Hubungan makna menutup dengan menamatkan yaitu karena dengan sampainya seseorang ke ujung sebuah bacaan atau pekerjaan, secara otomatis awal/permulaan atau yang berada diantara awal dan akhir dari pekerjaan tersebut telah tertutupi oleh yang terakhir (sesuatu yang ditamatkan).

3.                  Derivasi makna
a.                   الخَيْتامُ atau الخاتام adalah sejenis perhiasan, permata, intan, atau cincin. Disebutkan dalam syi’ir Ibn Bary :
يا هِنْدُ ذاتَ الجَوْرَبِ المُنْشَقّ أَخَذْتِ خَيْتامي بغير حقّ
“Wahai Hindun, wanita yang memiliki hiasan kaki yang indah . . . sungguh Kau telah merampas permataku dengan paksa”.
Khatama juga diartikan sebagai cincin yang memiliki makna bahwa perhiasan/cincin tersebut menutupi jari seseorang. Sama halnya dengan perhiasan lainnya.
b.                  خاتَمَ bermakna penutup. Firman Allah swt di dalam surah al Ahzab ayat 40:
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ
 “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi”.
Dikatakan sebagai penutup karena Nabi Muhammad saw menutup dan menyempurnakan kenabian dengan kedatangan (diutus) beliau.
c.                   تَخَتَّم به , yang bermakna “memakai”. Sebagaimana hadis Nabi SAW tentang sunnah memakai emas. Bahwa bagi kaum muslimin disunnahkan memakai yaqut, karena jika suatu ketika ia telah kehilangan hartanya, yaqut  tersebut dapat dijual (baca : untuk investasi). Dalam hal ini dikaitkannya dengan yaqut, yakni ketika seseorang yang mengalami bangkrut/miskin tetapi ia masih memiliki yaqut yang dipakainya, maka kemisikinan tersebut dapat ditutupi dengan yaqut, entah itu adalah agar orang-orang menganggapnya kaya atau bahkan dengan menjualnya untk menjadi kaya dan menutupi kemiskinannya. Namun, inti dari makna ini adalah sesuatu yang dipakai mampu menutupi baik yang terlihat (ex: badan) maupun yang tak terlihat (ex: status).
d.                  اختتم adalah lawan dari kata “membuka” yakni “menutup”.. واخْتَتَمْتُ الشيء نَقيض افتَتَحْتُه “saya membuka sesuatu”.
e.                   خَاِتم yang berarti penghabisan atau akhir, وخاتِمَةُ السورة آخرُها  “penutup surah”.[7] ومحمد صلى الله عليه وسلم خاتِمُ الأَنبياء. Penjelasan pada bagian ini sama dengan yang terdapat pada point “b”
f.                   Al Khatmu berarti mencegah atau menahan (al Man’u): mencegah atau (dalam arti khusus) berarti sampul sebuah kitab yang bisa mencegah pembaca untuk melihat isi bagian dalamnya secara langsung.


[1] Muhammad  ibnu Mandzhur, Lisan al ‘Arab, Bab Khatama, Juz 12, hlm. 163 dalam DVD Rom al Maktabah al Syamilah. Lihat juga: Ahmad Warson Munawwir, Al Munawwir; Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progressif, 2002), hlm, 322
[2] Kata  طَبَعَ lebih umum daripada kata خَتَمَ. Lihat: Ragib al Ashfahaniy, Mufradat Gharib al Qur’an, Kitab al Tha’, Juz 1, hlm. 301 dalam DVD al Maktabah al Syamilah
[3] Q.S. al Baqarah ayat 7
[4] Ragib al Ashfahaniy, Mufradat Gharib al Qur’an, hlm, 143
[5] Muhammad  ibnu Mandzhur, Lisan al ‘Arab, hlm. 163
[6] Muhammad  ibnu Mandzhur, Lisan al ‘Arab, hlm. 163
[7] Muhammad  ibnu Mandzhur, Lisan al ‘Arab, hlm. 163
Kata Juhdun dalam al Quran

Kata Juhdun dalam al Quran

Admin Monday, December 27, 2010 Add Comment
Makna Asal
جهد : الَجهد dan الجهد bermakna kekuatan, sengsara/berat. Dan dikatakan al jahdu mengandung arti sengsara/berat/sulit dan al juhdu berarti kemampuan, dan dikatakan al jahdu adalah apa yang diusahakan oleh manusia.1
والذين لا يجدون إلا جهدهم 2
“ Orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya.”
Dalam ayat ini lafadh جهد bermakna kesanggupan dikatakan “ هذا جهدي أى طاقتي “.
وأقسموا بالله جهد أيمانهم3
“ Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan segala kesungguhan.”
Berarti bersumpah dan bersungguh-sungguh dalam sumpahnya itu serta berusaha mewujudkan dengan segala kemampuannya.

 Dan ijtihad adalah mengerahkan jiwa dengan mengorbankan kemampuan walaupun dengan kesulitan.4

Derivasi Makna
1. Kata جهد diartikan dengan memaksa sebagaimana dalam Q.S. Luqman: 15.
وإن جاهداك على أن تشرك بي ما ليس لك به علم
“ Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu.”

2. Sedangkan الجهاد dan المجاهدة adalah mencurahkan kemampuan dalam menghadapi musuh. Dan jihad dibagi menjadi tiga macam: 1) melawan musuh yang tampak, 2) melawan syaitan,dan 3) melawan hawa nafsu.5 Seperti yang tercermin dalam firman Allah SWT. Q.S. al Taubah: 73.
يا أيها النبي جاهد الكفار والمنافقين
“ Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu.”

Atau seperti dalam hadis nabi:

جاهد أهواءكم كما تجاهدون أعداءكم

Dan المجاهدة bisa dilakukan dengan menggunakan tangan maupun dengan lisan, seperti sabda nabi:

جاهد الكفار بأيدكم و السنتكم6

3. Kata جهد diartikan dengan berjuang, seperti dalam Q.S al Baqarah: 218.

إن الذين آمنوا والذين هاجروا وجاهدوا في سبيل الله

“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah.”7

Makna Lain di Luar al Qur’an

1. Lafadh جهد dengan fathah seperti ucapan seseorang " اجهد جَهدك " bermakna keluarkan sampai batas penghabisanmu. Dan tidak bisa dikatakan dengan 8" اجهد جهدك "

2. الجَهاد bermakna tanah yang datar/rata baik yang bisa ditumbuhu ataupun tidak, dan lapangan juga bisa disebut الجَهاد .

3. Dalam kalimat اجهد لك الطارق و اجهد لك الحق berarti menampakkan, menunjukkan, dan menerangkan.

4. Dalam kalimat اجهد لك الأمر bermakna saya menyerahkan pekerjaan ini padamu. Ibnu Umar berkata اجهد القوم لي mengandung arti lihatlah atau tengoklah aku.

5. جهدت الطعام bermakna banyak makan.9

Kesimpulan
Setelah membaca beberapa makna dari kata جهد, terlihat adanya relasi antara makna kata yang terdapat dalam suatu ayat dengan makna asalnya. Menurut penulis setiap lafadh جهد adalah adanya usaha keras yang diupayakan.
________________________________________
1 Al Raghib al Ashfahani, al Mufradat fii Gharib al Qur’an, CD-ROM Maktabah al Syamilah.lih juga Ibnu al Mandzur, Lisan al Arab.
2 Q.S. al Taubah: 79.
3 Q.S. al An’am: 109.
4 Ibnu al Mandzur, Lisan al Arab.
5 Al Raghib al Ashfahani, al Mufradat fii Gharib al Qur’an.
6 Hadis riwayat Ibnu Hibban, no. 1618.
7 Lihat Tafsir al Maraghi, jihad ditafsirkan dengan berjuang sepenuh tenaga melawan orang-orang kafir untuk memperkokoh barisan muslimin. Dan jika melihat konteks ayat sebelumnya, yakni Q.S. al Baqarah: 217, maka yang dimaksud adalah berperang.
8 Ibnu al Mandzur, Lisan al Arab, CD-ROM Maktabah al Syamilah.
9 Ibnu al Mandzur, Lisan al Arab.
Kata خاف  Dalam Kajian Ilmu Gharib Al-Qur’an

Kata خاف Dalam Kajian Ilmu Gharib Al-Qur’an

Admin Monday, December 27, 2010 Add Comment

Kata خاف  Dalam Kajian Ilmu Gharib Al-Qur’an

MAKNA DASAR
Kata Khafa berasal dari kata خاف, يخاف, خوفا  [1]  yang memiliki makna takut atas kejadian yang tidak disukai dan tidak di inginkan dari tanda-tanda yang telah di sangkakan dan tanda yang jelas.[2] Sebagaimana halnya raja’ dan Thama’ itu merupakan suatu kejadian yang disukai dan di inginkan yang  sudah memiliki tanda yang jelas.  Lebih lanjut Al-Asfahani menyebutkan lawan katanya adalah Al-amn dan kata ini di pakai baik dalam urusan dunia maupun akhirat.[3] Namun jika kata ini disandingkan dengan Allah SWT, dalam artian takut kepada Allah, maka yang dimaksudkan adalah takut yang disertai dengan penghindaran atau menjaga diri dari perbuatan maksiat yang disertai dengan ketaatan.[4]  Sedangkan Dalam Maqayis Al-Lughah kata  ini di artikan dengan الفزع,والذُّعْرِ yang berarti khawatir.[5] Contoh dalam surat Maryam Allah SWT berfirman:

“Dan Sesungguhnya Aku khawatir terhadap mawaliku” (Maryam: 5).

Dari ayat di atas khafa dapat dimaknai khawatir, sementara yang dimaksud oleh Zakaria dengan Al-Mawali disini ialah orang-orang yang akan menjaga dan melanjutkan urusannya sepeninggalnya (memimpin umat). Jadi yang dikhawatirkan Zakaria ialah jika tidak ada penerus dari keturunannya akan timbul berbagai kesesatan dan kezaliman di kalangan Bani Israil.maka dengan sebab inilah Ia  meminta dianugerahi seorang anak.[6]

v    DERIVASI MAKNA

                Dari kata khafa di atas akan timbul (baca; terdapat) juga beberapa ragam makna yang di tinjau dari derivasinya, yakni

a.                  إستخف  yang bermakna bersembunyi,  sebagaimana dalam al-qur’an surat An-Nisa’ ayat 108:

 Dalam ayat ini diterangkan bahwa manusia bisa bersembunyi dari manusia yang lain sewaktu melakukan kejahatan dan tidak bisa bersembunyi dari sepengetahuan Yang kuasa. Dalam ayat ini digunakan kata yastakhfuna, yang berarti bersembunyi, yang disebabkan karena malu dan atau takut atas pengetahuan orang lain dan pembalasan Allah SWT.

b.                 خفية[7] yang artinya lemah lembut. Hal ini dapat ditemukan dalam Al-qur’an surat Al-a’raf ayat

ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِين[8]

                Ayat ini secara tegas mengajarkan kepada umat islam dalam berdzikir berdo’a, yakni dilakukan dengan penuh kerendahan hati, merasa hina di hadapan keagungan Allah SWT yang disertai dengan pengakuan akan keterbatasan kemampuan diri sendiri, serta zikir itu didorong oleh rasa takut terhadap kekuasaan Allah SWT dan kebesarannya, takut kepada azab dan hukumanNya.

c.                  التخويف yang artinya menakuti (membuat takut), seperti dalam ayat:

ذَلِكَ يُخَوِّفُ اللَّهُ بِهِ عِبَادَهُ يَا عِبَادِ فَاتَّقُون[9]

d.                 الخوّاف , yang artinya penakut[10]

Dengan melihat ragam makna yang timbul dari kata Khafa beserta derivasinya diatas, menurut penulis meskipun maknanya berbeda tetapi tetap memiliki relasi makna kesatuan, yakni adanya rasa panik dan atau takut dalam diri manusia.

v    RAGAM MAKNA LAINNYA

a.                   Keributan, gaduh, hiruk pikuk dalam kalimat  الخواف

b.                   Yang berarti mengambil (mengurangi) secara berangsur-angsur, seperti dalam kalimat التخوف Dalam al qur’an dapat ditemukan dalam surat An-Nahl ayat 47

                                                                                                        [11] أو يأخذهم على تخوف 

Sumber Rujukan :

Al-Jauhari, Al-Shihhah al-lughah. Juz I halaman 191. CD ROM Maktabah Al-syamilah Global Islamic Software..

Al-Husayn bin Muhammad al-Ashfihaniy, Muifradat al-Al fadz al-Qur’an, Juz. 1, hlm.331. DVD-ROM al-Maktabah al-Syamilah. Global Islamic Software.

Muhammad ibn Manzhur, Lisan al-,Arab, CD ROM Maktabah Al-syamilah Global Islamic Software.

Mufradat Al-Qur’an 

Munawwir, Ahmad Warson. Kamus al-Munawwir. Yogyakarta: Pustaka Progressif.2002.

Al-Raghib Al-Asfahani, Al-Mufradat fi Gharib Al-Qur’an. Kairo: Al-Maktabah Al-Taufiqiyyah

Abi al-Husayn Ahmad bin Faris bin Zakariyya, Maqayis al-Lughah, Juz. 2, hlm. 190. DVD-ROM al-Maktabah al-Syamilah. Global Islamic Software.

Muhammad bin Muhammad Musthafa, Fath Al qadir. Juz III, halaman 459 DVD-ROM al-Maktabah al-Syamilah. Global Islamic Software.

[1] Lihat Al-Jauhari, Al-Shihhah al-lughah. Juz I halaman 191. CD ROM Maktabah Al-syamilah Global Islamic Software.

[2] Al asfahani juz I hlaman 161 lihat pula Al-Husayn bin Muhammad al-Ashfihaniy, Muifradat al-Alfadz al-Qur’an, Juz. 1, hlm.331. DVD-ROM al-Maktabah al-Syamilah. Global Islamic Software. Lihat pula Muhammad ibn Manzhur, Lisan al-,Arab,  Juz I, hlm. 331

[3]  Bandingkan dengan  Mufradat Al-Qur’an  juz

[4] Al-Raghib Al-Asfahani, Al-Mufradat fi Gharib Al-Qur’an juz I halaman 161

[5] Abi al-Husayn Ahmad bin Faris bin Zakariyya, Maqayis al-Lughah, Juz. 2, hlm. 190. DVD-ROM al-Maktabah al-Syamilah. Global Islamic Software.

[6] Muhammad bin Muhammad Musthafa, Fath Al qadir. Juz III, halaman 459 DVD-ROM al-Maktabah al-Syamilah. Global Islamic Software. Dan bandingkan dengan Al-asfahani juz I halamn 161

[7] Kata Khufyah ini juga terdapat dalam surat Al-an’am ayat 63, Al-a’raf ayat 205.

[8] Al-Qur’an  surat Al-A’raf  ayat 55 Artinya: Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.

[9] Al-Qur’an surat Az-zumar ayat 16 artinya: Demikianlah Allah mempertakuti hamba-hamba-Nya dengan azab itu Maka bertakwalah kepada-Ku Hai hamba-hamba-Ku.

[10] Ahmad Warson Munawwir Kamus al-Munawwir. Yogyakarta: Pustaka Progressif.2002.

[11] Surat An-nahl ayat 47, artinya:  Atau Allah mengazab mereka dengan berangsur-angsur (sampai binasa).
Lafadz جعل  dalam al-Qur’an

Lafadz جعل dalam al-Qur’an

Admin Monday, December 27, 2010 Add Comment
Makna asak lafadz جعل
Kata  جعل mengandung arti “ merubah sesuatu dengan memberi efek didalamnya”[1]. Dan kata  جعل ini juga lebih umum dari kata فعل dan  صنع.[2] Jika merujuk pada kamus, maka banyak dijumpai bahwa makna kata ja’ala adalah membuat.
Lafadz  جعل dalam al-Qur’an
Dalam al-Qur’an lafadz جعل muncul sebanyak  77 kali, جعلا 2 kali, جعلها 2 kali, جعله 9 kali, جعلهم 3 kali, جعلكم 9 kali, جعلني 4 kali, جعلته 1 kali, جعلنا70 kali, جعلناها 8 kali, جعلناه 15 kali, جعلناهم 12 kali, جعلنهن 1 kali, جعلناك 3 kali, جعلناكم 4 kali, جعلت  1 kali, جعلتم 3 kali, جعلوا 11 kali, يجعلون 2 kali, يجعل  14 kali, dan نجعل 6 kali.
Untuk mengetahui lebih banyak ragam makna dari kata جعل bisa dilihat dari ayat-ayat al-Qur’an dibawah ini:
1.      جعل bermakna sesuai dengan wazn أوجد  yaitu mengadakan (memberi suatu perkara baru)[3]. contoh firman Allah:
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُون[4]
2.      Bermakna mengadakan (membuat/membentuk) sesuatu dari sesuatu yang sudah ada.[5] Contoh: وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ بَنِينَ وَحَفَدَةً [6]
3.      Bermakna menjadikan sesuatu tetapi masih dalam kesatuan, seperti firman Allah:
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ[7]
4.      Bermakna menghukumi (memberikan ketentuan), baik itu hak ataupun batil.[8] Contoh yang hak yaitu:
وَأَوْحَيْنَا إِلَى أُمِّ مُوسَى أَنْ أَرْضِعِيهِ فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِي الْيَمِّ وَلَا تَخَافِي وَلَا تَحْزَنِي إِنَّا رَادُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ الْمُرْسَلِينَ[9]
Sedangkan yang batil seperti:  [10]الَّذِينَ جَعَلُوا الْقُرْآَنَ عِضِينَ
5.      Bermakna menetapkan (dalam hal ini juga mempercayai),[11] seperti firman Allah: وَيَجْعَلُونَ لِلَّهِ الْبَنَاتِ سُبْحَانَهُ وَلَهُمْ مَا يَشْتَهُونَ[12]
6.      Bermakna mengganti, [13]seperti:                      [14]   وَتَجْعَلُونَ رِزْقَكُمْ أَنَّكُمْ تُكَذِّبُونَ
7.      Bermakna menyamakan[15], seperti:                                             أَلَمْ نَجْعَلْ لَهُ عَيْنَيْن[16]ِ
8.      Bermakna menyumbat,[17] seperti:                                   [18]   يَجْعَلُونَ أَصَابِعَهُمْ فِي آَذَانِهِمْ
Kata جعل dalam tradisi kebahasaan Arab

1.       الجُعَلُ  yang berarti serangga. Jamaknya جِعْلاَنٌ[19]
2.       الجَعْوَلۥ  yang berarti وَلَدۥ النِعَامِ yaitu anak burung kasuari.[20]
3.       الجعْلَةۥ yang berarti anak pohon kurma yang pendek.[21] Disebut الجعْلَةۥ karena untuk memegang pohon ini kita butuh untuk membuat tangan kita menjulurkan ke bawah terlebih dahulu. Dikarenakan pohon ini memang masih berupa tunas.
4.       الجِعَالۥ yang berarti sobekan kain (lap) untuk menurunkan periuk.[22] Disebut الجِعَالۥ karena lap ini dibuat  sebagai alas untuk menurunkan periuk dari kompor ke bawah.
5.       الجَعَلۥ  yang berarti hal yang berkaitan dengan pendek dan gemuk.[23]
6.       جُعَلٌ yang berarti sebuah permainan dalam masyarakat Arab.[24] Permainan ini disebut جُعَلٌ karena cara bermainnya dengan meletakkan kepala pemain di tanah sehingga membelakangi punggungnya.

Derivasi kata
1.     الْجَعَالَةۥ yang berarti suap (sogok).[25] Disebut  الْجَعَالَةۥ karena dalam suap sendiri ada unsur memberi tetapi disertai maksud tertentu (bisa disebut sebagai atsar nya).
2.     الْجُعَالَةۥ yang berarti upah.[26] Disebut الْجُعَالَةۥ pemberian sebagai hasil dari sesuatu yang telah dikerjakan oleh seseorang.
3.     المُجْتعِِلۥ yang berarti خِذُالأ yaitu yang mengambil.[27]

Kesimpulan
Kata جعل banyak diartikan dengan “membuat”. Tetapi “membuat” di sini berarti menciptakan dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya dan nantinya memiliki pengaruh (atsar) atau hasil terhadap benda yang bersangkutan. Hal ini senada dengan makna dasarnya yang berarti  merubah sesuatu dengan memberi efek didalamnya.



[1] Lihat : Abu Hilal al-‘Askary, al-Furuq al-Lughawiyah. DVD al-Maktabah al-Syamilah, kutub al-Barnamij fi al-Lughah wa al-Ma’ajim, juz 1, hal. 376.
[2] Lihat: al-Raghib alAsfahani, al-Mufradat fi Gharib al-Qur’an, DVD al-Maktabah al-Syamilah, kutub al-Barnamij fi al-Lughah wa al-Ma’ajim, juz 1, hal. 94.
[3] Lihat: al-Furuq al-Lughawiyyah, juz. 1, hal. 376 dan al-Mufradat fi Gharib al-Qur’an, juz. 1, hal. 94.
[4] Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur”. (Q.S al-Nahl:78).
[5] Lihat: al-Mufradat fi Gharib al-Qur’an, juz. 1, hal. 94.
[6] “Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu anak dan cucu-cucu...(Q.S al-Nahl:72).
[7] Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan...”(Q.S al-Baqarah:22).
[8] Lihat: al-Mufradat fi Gharib al-Qur’an, hal. 94, dan  Taj al-‘Urus, juz 1, hal. 6934.
[9]Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa:”Susukanlah ia, dan apbila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlh ia kedalam sungai Nil. Dan janganlah kamu khawatir dan bersedih hati, karena sesungguhnya kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (mengangkat sebagai salah seorang) dari para Rasul”. (Q.S al-Qashas:7).
[10] Yaitu orang-orang yang menjadikan al-Qur’an itu terbagi-bagi”. (Q.S al-Hijr:91). Maksud terbagi-bagi disini yaitu orang Yahudi dan Nasrani menbagi al-Qur’an dengan ada yang mereka percayai dan sebagian lainnya tidak mereka percayai. Lihat: Al-Qur’an dan terjemahnya,  DEPAG RI.
[11] Lihat: Taj al-‘Urus, hal. 6934.
[12] Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan. Maha suci Allah, sedang untuk mereka sendiri (mereka tetapkan) apa yang mereka sukai (yaitu anak laki-laki). Maksudnya adalah mereka percaya bahwa Allah memiliki anak perempuan. Lihat: Al-Qur’an dan terjemahnya,  DEPAG RI.
[13]Lihat: Taj al-‘Urus, hal. 6934.
[14] “Kamu mengganti rezeki yang Allah berikan dengan mendustakan Allah”. (Q.S al-Waqi’ah:82)
[15] Lihat: Taj al-‘Urus, hal. 6934
[16] “Bukankan Kami telah memb.erikan kepadanya dua buah mata?” (Q.S al-Balad:8). Hal ini mengindikasikan bahwa Allah tidak membedakan pada siapapun ketika memberikan mata.
[17] Lihat: Taj al-‘Urus, hal. 6934.
[18] “Mereka menyumbat telinganya dengan jari-jarinya”. (Q.S al-Baqarah:19).
[19] Ibrahim Musthafa, al-Mu’jam al-Wasith, DVD al-Maktabah al-Syamilah, juz 1, hal. 126.
[20] Lihat: Taj al-‘urus, hal. 6934.
[21] Lihat: Taj al-‘urus, hal. 6934 dan Lisan al-Arab, juz 11, hal. 110.
[22] Lihat: Taj al-‘urus, hal. 6934 dan Lisan al-Arab, juz 11, hal. 110.
[23] Lihat: Taj al-‘urus, hal. 6934.
[24] Lihat: Lisan al-Arab, DVD ROM al-Maktabah al-Syamilah, juz 11. Hal. 110.
[25] Lihat: Taj al-‘urus, hal. 6934.
[26] Lihat: Taj al-‘urus, hal. 6934.
[27] Lihat:Lisan al-Arab, hal. 110.